Konten dari Pengguna

Apakah Berpikir Kritis Melawan Keimanan ? Menjawab Tuduhan Sesat Pada Filsafat

Ahmad Zakiya Najahi
Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah
6 Januari 2025 11:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Zakiya Najahi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto forum diskusi PIUSH ( Pojok Inspirasi Ushuluddin ) yang berada di UIN Syarif Hidayatulllah yang membahas tentang Filsafat.
zoom-in-whitePerbesar
foto forum diskusi PIUSH ( Pojok Inspirasi Ushuluddin ) yang berada di UIN Syarif Hidayatulllah yang membahas tentang Filsafat.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali doktrin di kalangan masyarakat yang mengesankan bahwa ilmu ini adalah ilmu yang rumit , sulit, bahkan ada di kalangan masyarakat yang beranggapan bahwa filsafat adalah suatu yang haram. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa filsafat ini merupakan ilmu yang di anggap bertentangan dengan ajaran agama atau berisiko menyebabkan keraguan terhadap keyakinan atau keimanan. Hakikatnya filsafat adalah satu disiplin kajian yang mengajarkan kepada kita cara berpikir yang benar, orang boleh saja tidak suka filsafat tapi tidak mungkin orang tidak mau berpikir yang benar. Ada sebuah kata kata yang cukup masyhur di kalangan orang islam yaitu al insanu hayawanun nathiq. Manusia adalah bintang yang berpikir, berarti berpikir adalah penciri utamanya manusia, berarti ketika seseorang kehilangan kualifikasi dirinya dalam berpikir berarti dia tinggal unsur kehewanannya, berarti bisa di simpulkan bahwa filsafat itu sangat penting bagi kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Dulu filsafat ini di hidupkan oleh tokoh yunani dalam rangka mengkritisi cara hidup yang serba mitologis atau serba mitos, filsafat hadir karena tidak puas dengan jawaban jawaban mitos,kalau kita analogikan jawaban mitos adalah jawaban jawaban yang tidak masuk akal atau jawaban jawaban yang di ikuti begitu saja tanpa di pertanyakan kebenarannya. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa filsafat ini mengajarkan kita untuk memikirkan hidup, tidak hidup begitu saja,tidak hidup dengan asal asalan dan lebih mengerti maksud yang lebih masuk akal bagaimana cara kita hidup.
Bahkan di Al Qur’an sendiri di sebutkan bahwa Allah menciptakan kita itu tidak secara iseng, jadi Allah itu menciptakan kita dengan serius. Penjelasan ini terdapat dalam Q.S Al Mu’minun: 115
ADVERTISEMENT
فَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ ۝١
Artinya : ‘’ Maka apakah kamu mengira,bahwa Kami menciptakan kamu main-main ( tanpa ada maksud ) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ? ( Q.S Al-Mu’minun : 115 )
Berarti Allah menciptakan kita itu untuk serius, ada amanah dan tujuan yang perlu kita jalankan. Berarti hidup memang tidak boleh asal asalan, harus dengan serius. Untuk menseriusi hidup inilah filsafat hadir, Kata Socrates "Hidup yang tidak diuji, tidak layak dijalani".
Socrates percaya bahwa hidup yang tidak diuji adalah kehidupan yang tidak melibatkan introspeksi atau refleksi diri. Menurutnya, hidup yang dijalani tanpa refleksi atau pertanyaan kritis tidaklah benar-benar hidup. Socrates berpendapat bahwa setiap individu harus secara aktif mengevaluasi tindakan, pilihan, dan tujuan hidupnya. Ia percaya bahwa pengujian diri memungkinkan individu untuk berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka.
ADVERTISEMENT
Di dalam filsafat islam di ajarkan bahwa ilmu itu bebas nilai artinya tidak bisa di hukumi baik atau buruknya seperti pisau tidak bisa di hukumi apa-apa, kalau ia di gunakan untuk melukai orang lain maka baru di hukumi haram namun apabila pisau tersebut di gunakan untuk memotong buah atau memasak maka pisau tersebut halal, begitu juga ilmu filsafat dan ilmu-ilmu yang lain .
Salah satu karakter paling menonjol dari para filosof yang menjadi ciri kajian filsafat adalah kesediaan mereka untuk menguji dan mengkritisi kepercayaan,kebenaran, dan nilai-nilai yang oleh orang lain di terima begitu saja sebagai yang pasti benar. Mereka tidak ragu untuk menguji dasar dan argumentasi dari kepercayaan mereka, baik dalam ranah sosial, budaya, politik maupun agama.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan nyata, tidak banyak orang berani mengambil jalan filsafat. banyak kebenaran yang di terima begitu saja. Sebagai contoh: hampir semua orang menyakini bahwa membunuh itu sesuatu yang salah. Namun, jarang ada orang yang mencoba mengurai keyakinan tersebut dengan bertanya, Mengapa membunuh itu salah? Apa dasar pandangan bahwa membunuh itu salah? Apakah nilai salah dari membunuh itu sama dalam segala situasi? Bagaimana dengan membunuh untuk membela diri? Dan, sebagainya.
Harus di akui bahwa sebagian besar keyakinan hidup kita, dalam berbagai ranahnya, tidak memiliki dasar dan fondasi rasional yang kuat. Di sinilah filsafat menemukan nilai pentingnya. Filsafat tidak hanya membantu kita untuk mengkritisi prasangka-prasangka dalam hidup kita. Namun, filsafat juga membantu menemukan kejelasan atas banyak hal yang kita percaya dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Ahmad Zakiya Najahi, mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah.