Konten dari Pengguna

Wajah Pendidikan yang Berubah Akibat Pandemi

Ahmadar Ega Pratama
Ahmadar Ega Pratama, biasa dipanggil Ega. lahir 21 Februari 1999 di Jakarta. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
23 Juni 2020 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmadar Ega Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi: Liputan6.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Liputan6.com
Dunia saat ini sedang dilanda sebuah virus yang sangat mengerikan, virus tersebut adalah Covid-19 atau yang biasa disebut sebagai virus corona. Virus corona adalah virus yang pertama kali ditemukan di Cina tepatnya di salah satu pasar ikan Wuhan. Virus corona dalam penyebarannya sangatlah luar biasa cepat, dalam hitungan bulan saja hampir seluruh negara di dunia ini sudah terinfeksi virus ini tidak terkecuali Indonesia. Selain itu, virus ini sangatlah mematikan, jumlah kematian yang ditimbulkan virus ini mencapai ratusan ribu jiwa.
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus Covid-19 yang sangat masif ini, menyebabkan penyebarannya di Indonesia sangatlah cepat. Hal ini mengharuskan pemerintah membuat tindakan yang cepat dan tepat sebagai cara menanggulangi penyebaran virus ini. tindakan yang dilakukan pemerintah ini berupa anjuran untuk social distancing, jaga jarak, hingga melakukan PSBB.
Program PSBB yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah pembatasan memasuki maupun keluar dari suatu daerah yang termasuk ke dalam zona merah, selain itu PSBB juga termasuk ke dalam peliburan tempat kerja seperti kantor, mall, tempat wisata, hingga sekolah. Penerapan PSBB yang diakibatkan oleh pandemi membuat semua sektor baik sektor ekonomi, transportasi hingga pendidikan menjadi berubah.
Wajah Pendidikan yang berubah
Ranah pendidikan adalah salah satu ranah yang mengalami perubahan selama masa pandemi Covid-19 ini. Seperti yang diketahui selama masa PSBB berlaku sekolah dari berbagai tingkat baik SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi pun diliburkan. Tetapi peliburan ini bukan semerta-merta siswa tidak melakukan apa-apa. Tetapi hanya meliburkan siswa untuk datang ke sekolah, karena proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dengan bertatap muka langsung antara siswa dengan guru dirubah menjadi sistem belajar dari rumah atau bisa dibilang belajar dengan sistem online atau daring.
ADVERTISEMENT
Proses pendidikan yang selama ini kita lakukan di sekolah tidak terlihat lagi selama masa pandemi ini, semuanya telah dirubah menjadi sistem online. Perubahan ini sangatlah nyata dirasakan oleh guru maupun siswa, mereka harus menyesuaikan dengan keadaan yang seperti ini selama pandemi. Tetapi dalam pelaksanaan sistem belajar mengajar yang seperti ini tidak senantiasa selalu berjalan mulus, banyak sekali pro maupun kontra selama penerapan sistem belajar dari rumah.
Dalam penerapannya proses belajar mengajar seperti ini mengharuskan siswa dan guru memiliki sebuah alat komunikasi yang digunakan sebagai penunjang proses belajar seperti ini, tetapi hal ini menjadi terkendala, karena tidak semua siswa mempunyai alat komunikasi, seperti anak-anak dari daerah pelosok yang belum mempunyai alat komunikasi. Hal ini membuat guru harus memutar otak agar proses belajar mengajar tetap terlaksana sebagaimana mestinya, seperti guru yang mengharuskan datang kerumah siswanya. Selain itu, alat komunikasi pasti akan membutuhkan internet sebagai penunjang proses belajar, hal ini menjadi salah satu permasalahan yang terjadi dalam penerapannya, tagihan internet yang membengkak karena belajar online menjadi sebuah permasalahan yang terjadi, sehingga siswa diharuskan mempunyai uang yang cukup banyak agar dapat terus membeli paket internet agar dapat mengikuti proses belajar mengajar.
ADVERTISEMENT
Perubahan wajah pendidikan di Indonesia ini yang biasanya dilakukan secara bertatap muka secara langsung kemudian diganti semuanya menjadi serba online memang haruslah dilakukan selama masa pandemi Covid-19 ini, hal ini sebagai cara agar kita tidak berkerumun dalam satu tempat dan memutus tali penyebaran Covid-19. Oleh karena itu sebagai guru maupun siswalah yang harus memposisikan mereka dalam kondisi yang seperti ini sebagai cara agar tetap dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik seperti seharusnya.