Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengungkap Peran Sektor Perikanan di Lamongan Dalam Membangun Ekonomi Biru
4 Januari 2025 17:10 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Ahmad Ihfan Khoiri Habib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pesisir utara Jawa Timur adalah rumah bagi Kabupaten Lamongan, yang telah lama dikenal sebagai salah satu pusat perikanan utama di provinsi ini. Garis pantai sepanjang 47 kilometer di Lamongan menawarkan potensi yang sangat besar untuk perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Menurut data dari Dinas Perikanan, Kabupaten Lamongan produksi perikanan tangkap mencapai 80.031,93 ton, didukung oleh 3.423 unit armada perikanan tangkap dan 5 unit Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada tahun 2020. Selain itu, industri perikanan budidaya di Lamongan juga tumbuh secara signifikan, dengan tambak, sawah, dan kolam budidaya yang menghasilkan 59.728,16 ton ikan setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu sektor unggulan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sektor perikanan memainkan peran vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Indikator seperti Nilai Tukar Petani (NTP) mencerminkan kualitas dan kesejahteraan pelaku ekonomi pesisir. Lebih dari itu, sektor perikanan menjadi sumber mata pencaharian utama bagi lebih dari 59.000 masyarakat Lamongan yang berprofesi sebagai nelayan atau pelaku usaha perikanan. mengacu pada data statistic Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan dan data Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Lamongan tahun 2020.
Namun, di balik kontribusinya yang besar, sektor perikanan di Lamongan menghadapi sejumlah tantangan. Infrastruktur pendukung seperti pelabuhan dan fasilitas penyimpanan hasil laut masih terbatas, sehingga menghambat optimalisasi distribusi hasil tangkapan. Dampak perubahan iklim, seperti cuaca ekstrem dan kerusakan ekosistem laut, juga menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan sektor ini.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, potensi pengembangan sektor perikanan di Lamongan sangat besar. Dengan dukungan teknologi modern, diversifikasi produk hasil laut, membuka peluang untuk memperluas pasar. Penguatan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Dengan strategi yang tepat, sektor ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan nasional di masa depan.
Gambaran Sektor Perikanan di Lamongan
Kabupaten Lamongan memiliki panjang garis pantai mencapai 47 km, dengan wilayah perairan laut seluas 902,4 km², jika dihitung hingga 12 mil dari permukaan laut. Secara administratif, wilayah ini terdiri dari 27 kecamatan dan 476 desa, banyak di antaranya berada di wilayah pesisir. Dengan potensi tersebut, sektor perikanan menjadi salah satu penopang ekonomi utama, berkontribusi sekitar 30% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lamongan pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Produksi perikanan tangkap di Lamongan menjadi salah satu yang terbesar di Jawa Timur, mencapai 79.819,32 ton per tahun. Komoditas utama meliputi ikan kembung, tongkol, rajungan, dan cumi-cumi. Hasil tangkapan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga didistribusikan ke berbagai wilayah di Indonesia.
Selain perikanan tangkap, Kabupaten Lamongan juga memiliki sektor perikanan budidaya yang berkembang pesat. Produksi budidaya mencapai 62.742,57 ton pada tahun 2021, dengan jenis ikan utama seperti bandeng, udang vaname, nila, dan lele. Aktivitas budidaya ini tersebar di berbagai lahan, meliputi tambak seluas 932,29 ha, sawah tambak 19.503,54 ha, kolam, dan karamba.
Dengan data dan potensi yang dimiliki, sektor perikanan di Lamongan tidak hanya memberikan dampak ekonomi yang besar, tetapi juga menjadi andalan bagi masyarakat pesisir dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing daerah.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Lamongan memiliki peran penting dalam industri perikanan Indonesia. Pada tahun 2023, terdapat 1.297 industri perikanan yang melibatkan 6.094 tenaga kerja pengolah. Kecamatan Paciran menjadi penghasil utama ikan asin dengan produksi 4.070,22 ton, diikuti oleh ikan asap sebesar 259,14 ton, dan kerupuk ikan sebanyak 113,54 ton. Kecamatan Brondong mencatat produksi ikan asin sebesar 3.099,23 ton dan ikan asap 986,12 ton, sementara Kecamatan Turi menghasilkan ikan asap 263,84 ton dan otak-otak 49,21 ton. Produk-produk ini menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat pesisir dan mendukung kesejahteraan mereka.
Sejalan dengan hasil penelitian Nandis Adilah (2021), peran Dinas Perikanan sebagai fasilitator dalam memberikan pelatihan dan alat tangkap dapat mempercepat pengembangan ekonomi lokal. Di Kabupaten Lamongan, upaya ini terbukti melalui program pelatihan pengolahan ikan dan pembentukan kelompok nelayan yang meningkatkan daya saing sektor perikanan.
ADVERTISEMENT
Nilai ekonomi hasil laut Lamongan sangat signifikan, dengan total produksi perikanan mencapai 92.052,89 ton pada tahun 2023. Produk seperti rajungan, ikan kembung, dan ikan asin memiliki peran besar dalam rantai pasok lokal maupun nasional. Produk olahan perikanan seperti bakso ikan, nugget ikan, dan fillet patin beku telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yang meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional. Dukungan dari UPT. PMP2KP Surabaya memastikan kualitas produk ini tetap terjaga.
Kabupaten Lamongan juga memiliki potensi besar dalam pengembangan industri olahan. Selain ikan asin dan ikan asap, produk bernilai tambah seperti kerupuk ikan, otak-otak, dan terasi telah diproduksi di berbagai kecamatan. Produksi garam juga menjadi sektor penting, dengan hasil sebesar 31.648,85 ton pada tahun 2023 dari lahan seluas 222,07 hektar yang dikelola oleh kelompok petambak garam dan kelompok wanita perebus garam. Potensi ini menunjukkan kontribusi sektor perikanan Lamongan dalam mendukung perekonomian lokal.
ADVERTISEMENT
Sektor perikanan di Kabupaten Lamongan juga menghadapi tantangan, salah satunya adalah cuaca buruk yang sering terjadi di perairan Laut Jawa, terutama menjelang akhir tahun. Angin kencang hingga 35 knot dan gelombang setinggi 2,5 meter membuat sebagian besar nelayan memilih tidak melaut. Hal ini berdampak pada minimnya hasil tangkapan ikan di Pelabuhan Ikan Brondong, yang didominasi kakap merah berukuran kecil, sementara jenis ikan lain sulit ditemukan. Kondisi ini memperburuk perekonomian masyarakat pesisir yang sangat bergantung pada sektor perikanan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Abdul Jalil et al. (2024), kearifan lokal dan kerjasama komunitas nelayan dapat menjadi strategi kunci dalam memperkuat ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi. Hal ini dapat diadopsi di Lamongan melalui penguatan kapasitas nelayan lokal dan penerapan teknologi ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kurangnya infrastruktur seperti pelabuhan dan fasilitas penyimpanan, keterbatasan teknologi, serta rendahnya kapasitas sumber daya manusia menjadi hambatan lain dalam optimalisasi sektor ini. Perubahan iklim juga berdampak pada ketersediaan ikan, sementara praktik penangkapan yang tidak ramah lingkungan mengancam keberlanjutan ekosistem laut. Ketergantungan masyarakat pada perikanan tanpa adanya diversifikasi usaha turut menambah kerentanan ekonomi di daerah pesisir.
Penelitian Pasaribu dan Harianja (2023) menunjukkan bahwa sebagian besar nelayan di PPN Brondong memiliki tingkat pendidikan rendah, yang menjadi kendala dalam mengadopsi teknologi modern. Meski demikian, kearifan lokal dan tradisi sosial seperti gotong royong dan organisasi nelayan membantu mereka bertahan di tengah tantangan ekonomi.
Untuk mengatasi hambatan ini, Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan telah menyusun berbagai langkah strategis. Di antaranya, meningkatkan infrastruktur, memberikan akses teknologi tangkapan modern, dan menyelenggarakan pelatihan bagi nelayan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Diversifikasi usaha seperti pengolahan hasil perikanan atau pariwisata bahari juga didorong untuk mengurangi ketergantungan pada perikanan tangkap.
ADVERTISEMENT
Selain itu, subsidi bahan bakar dan bantuan sosial diusulkan untuk membantu masyarakat menghadapi dampak cuaca buruk. Pemerintah juga memperketat pengawasan praktik perikanan yang merusak ekosistem serta mendorong konservasi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan. Dengan implementasi solusi ini, sektor perikanan Lamongan diharapkan dapat terus berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian daerah
Simpulan
Sektor perikanan di Kabupaten Lamongan telah terbukti menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung perekonomian daerah. Dengan potensi alam yang melimpah, kontribusi sektor ini tidak hanya memperkuat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi puluhan ribu masyarakat pesisir. Namun, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, dampak perubahan iklim, dan praktik perikanan yang kurang berkelanjutan menjadi hambatan yang memerlukan perhatian serius.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kontribusi sektor ini, dibutuhkan langkah strategis, termasuk pemanfaatan teknologi modern, diversifikasi usaha, dan penguatan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, serta masyarakat lokal. Dengan komitmen dan sinergi dari berbagai pihak, sektor perikanan Lamongan berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi yang tidak hanya relevan di tingkat lokal, tetapi juga berdaya saing di pasar nasional dan internasional.
Ahmad Ihfan Khoiri Habib, mahasiswa Strata 1 Fisika, Universitas Airlangga
Live Update