news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dampak Abusive Supervision pada Karyawan di Sektor Industri yang Berbeda

Ahmad Robeth Felasufia Naoval
Mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
16 Desember 2022 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Robeth Felasufia Naoval tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/mad-formal-executive-man-yelling-at-camera-3760790/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/mad-formal-executive-man-yelling-at-camera-3760790/
ADVERTISEMENT
Di dalam organisasi, pemimpin merupakan individu yang memiliki pengaruh atas aspek kehidupan kerja bagi bawahannya (Schyns & Schilling, 2013). Banyak pemimpin yang menjadi sumber dukungan besar bagi karyawan mereka namun ada juga pemimpin yang tidak, yaitu pemimpin yang mengeksploitasi dan pemimpin yang menganiaya bawahannya (Krasikova et al., 2013; Schmid et al., 2019). Salah satu bentuk perilaku pemimpin yang menganiaya bawahannya adalah Abusive Supervision. Abusive Supervision didefinisikan sebagai persepsi bawahan tentang sejauh mana atasan menganiaya bawahan secara berkelanjutan, baik perilaku verbal maupun nonverbal. Hal ini tidak termasuk kontak fisik (Tepper, 2000).
ADVERTISEMENT
Dalam meta-analisis, abusive supervision menghasilkan perilaku yang tidak diinginkan (Mackey et al., 2017). Tepper, Simon dan Park (2017) menyimpulkan bahwa abusive supervision melemahkan fungsi bawahan, kelompok maupun organisasi. Dampak dari abusive supervision sendiri bagi bawahan antara lain mempengaruhi well-being, performance, identification-based, motivational-based, relational-based dan affective-based (Fischer et al., 2021).
Banyak artikel yang membahas tentang dampak abusive supervision terhadap bawahan dan ada juga yang membahas dari segi pemimpin yang melakukan abusive supervision. Namun, belum banyak yang membahas dari segi budaya maupun bentuk organisasi. Apakah ada perbedaan pada bawahan yang mendapatkan abusive supervision dengan budaya organisasi yang berbeda seperti pemerintahan, biro perjalanan maupun perhotelan?
Dalam artikel ini kami ingin memberikan pandangan terhadap hal tersebut dengan peninjauan literatur selama 6 tahun belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Pada sektor industri hotel terdapat beberapa temuan terkait dampak dari abusive supervision pada bawahan. Salah satunya Abusive supervision secara signifikan memoderasi hubungan antara perceived deterrent severity/certainty dengan compliance intention. Perceived deterrent severity yang dirasakan akan lebih tinggi di bawah tingkat abusive supervision yang tinggi dibanding dengan tingkat abusive supervision yang rendah.
Dalam sektor industri perhotelan, abusive supervision berdampak positif pada knowledge hiding behaviors. Artinya, karyawan yang mendapatkan abusive supervision akan lebih memungkinkan untuk menyembunyikan pengetahuannya dari karyawan lain. Hal ini akan berefek negatif bagi hotel tersebut karena penting bagi industri perhotelan memiliki karyawan yang mau membagikan pengetahuannya ke karyawan lain yang belum mengetahui tugasnya atau baru bekerja. Hal ini akan membuat industri perhotelan berjalan lebih efektif.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel lain pada industri biro perjalanan, karyawan yang mendapatkan abusive supervision yang rendah akan lebih mudah mengintegrasikan dirinya ke dalam pekerjaan mereka, serta dapat mengurangi keinginan mereka untuk keluar dari pekerjaanya. Sebaliknya, saat merasakan abusive supervision yang tinggi, karyawan tersebut sulit untuk mengintegrasikan dirinya ke dalam pekerjaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keinginan mereka untuk keluar dari pekerjaannya.
Pada sektor pemerintahan, dampak dari abusive supervision pada karyawan terkait dengan kepuasan pekerjaan yang dimediasi oleh distribusi keadilan. Selain itu efek yang hampir sama di sektor perhotelan terjadi juga di sektor pemerintahan, yaitu tukar-menukar pengetahuan. Karyawan yang mendapatkan abusive supervision akan mengurungkan keinginannya untuk berbagi pengetahuan kepada karyawan yang lain.
Hal ini menjadikan abusive supervision merupakan sebuah variabel yang perlu diperhatikan pada semua organisasi agar dapat berjalan dengan lebih efektif terutama pada sektor hotel, biro perjalanan dan pemerintahan karena hal ini akan berefek negatif terhadap organisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Referensi
Krasikova, D. v., Green, S. G., & LeBreton, J. M. (2013). Destructive Leadership: A Theoretical Review, Integration, and Future Research Agenda. In Journal of Management (Vol. 39, Issue 5, pp. 1308–1338). https://doi.org/10.1177/0149206312471388
Mackey, J. D., Frieder, R. E., Brees, J. R., & Martinko, M. J. (2017). Abusive Supervision: A Meta-Analysis and Empirical Review. Journal of Management, 43(6), 1940–1965. https://doi.org/10.1177/0149206315573997
Schmid, E. A., Pircher Verdorfer, A., & Peus, C. (2019). Shedding Light on Leaders’ Self-Interest: Theory and Measurement of Exploitative Leadership. Journal of Management, 45(4), 1401–1433. https://doi.org/10.1177/0149206317707810
Schyns, B., & Schilling, J. (2013). How bad are the effects of bad leaders? A meta-analysis of destructive leadership and its outcomes. Leadership Quarterly, 24(1), 138–158. https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2012.09.001
ADVERTISEMENT
Tepper, B. J. (2000). Consequences of Abusive Supervision. In Source: The Academy of Management Journal (Vol. 43, Issue 2).
Tepper, B. J., Simon, L., & Park, H. M. (2017). Abusive Supervision. Annu. Rev. Organ. Psychol. Organ. Behav, 4, 123–152. https://doi.org/10.1146/annurev-orgpsych