Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Perjuangan Melawan Tradisi untuk Memperjuangkan Kesetaraan Gender
13 Desember 2020 21:14 WIB
Tulisan dari Ahmad Tri Mahfuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dangal merupakan film india yang dirilis pada tahun 2016, Dangal merupakan sebuah film yang bercerita tentang seorang ayah yang menginginkan dirinya mendpatkan medali emas internasional untuk negaranya India dalam cabang olahraga gulat, tetapi hal itu tidak bisa terwujud dikarenakan larangan orang tuanya serta desakan ekonomi yang menimpa keluarganya saat itu, halangan tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk mendapatkan medali untuk negaranya dia berkeyakinan apabila dirinya tidak mendapatkan mempersembahkan medali emas, maka anaknyalah yang akan meneruskan cita- citanya, akan tetapi tuhan berkehendak lain bahwasanya dalam 4 kelahiran yang dialami istrinya tidak anak laki- laki yang terlahir darinya, mulai dari sinilah sebuah pertentangan dan perjuangan melawan adat, agama, dan masyrakat akan dimulai. Dari sisi ini kita akan melihat sebuah teori filsafat mengenai kesetaraan yang akan kita aplikasikan dalam hal gender bidang keolahrgaan khususnya gulat India.
ADVERTISEMENT
Film dangal ini bersetting di salah satu provinsi India yaitu Haryana, disana terkenal dengan gulat tradisional yang beralaskan tanah untuk dijadikan arenanya, gulat tradisional sangat mirip dengan gulat yang dipertandingkan dengan skala internasional hanya saja terdapat perbedaan dalam penghitungan poin, arena, dan baju yang dikenakan saat bergulat. Sisi yang mencolok dari gulat tradisional ini adalah pakianya yang hanya memakai mirip celana dalam tetapi bahanya lebih tebal, sehingga sangat tidak mungkin untuk seorang wanita ikut dalam gulat tradisional India ini. Arena yang dipakai merupakan tanah yang sudah digemburkan untuk mengurangi cidera saat terjadi bantingan- bantingan, sedangkan para penonton akan berdiri disekelilingnya dan berjarak sekitar 3 meter dari arena tanah yang dipakai. Untuk sistem poin pada gulat tradisional India kemenangan hanya bisa diraih apabila berhasil menjatuhkan lawan dengan dada atau punggungnya menyentuh tanah dan apabila itu terjadi maka pertandingan berkahir. Berbeda dengan gulat modern yang sudah memakai pakain yang lebih tertutup mulai dari paha sampai leher, lalu juga memiliki hitungan poin yang jelas dan memiliki tim tersendiri dalam perhitunganya, untuk arenanya sendiri terbuat dari matras yang memiliki pola lingkaran dengan 1 lingkaran besar dan 1 lingkaran yang mengelilingi lingkaran besar tersebut dan digunakan sebagai zona berbahaya atau perbatasan. Gulat modern ini terdapat 3 ronde dan setiap ronde berdurasi 2 menit serta memiliki perhitungan poin yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dalam adegan yang terdapat di film ini, ayah dari tokoh utama berkata padanya saat sedang makan malam bersama, bahwasanya “apa yang kamu makan dalam kehidupan sehari- hari? Medali? Terimalah pekerjaan itu dan lupakanlah gulat.” Pada peristiwa ini digambarkan bahwa tokoh utama setelah memenangkan kejuaraan nasional dirinya akan diberangkatkan ke pusat pelatihan atlit, tetapi disisi lain ada pekerjaan kantoran yang ditawarkan kepada dirirnya. Pemikiran dari ayah tokoh utama ini sangatlah realistis sebab dalam gulat kita hanya akan mendapatkan kebesaran dan ketenaran tetapi tidak menghasilkan uang, apalagi kalau kita tidak menapatkan juara pertama lambat laun pasti akan dilupakan karena tidak menginspirasi sipapun dan tidak ada bedanya dengan atlet- atlet yang lain. Dapat kita lihat bahwa tidak ada jaminan kesuksesan dalam dunia gulat kecuali kalau kita menjadi peringkat teratas.
ADVERTISEMENT
Keinginan tokoh utama untuk mendapatkan medali emas bagi negaranya, dia berkata kepada istrinya sambil menatapi tembok yang berisi berita dan penghargaan yang diperolehnya selama menjadi atlet gulat “ Apa yang tidak bisa kulakukan, maka anak kita yang akan melakukanya” tetapi setelah dua kali mengandung kesemuanya lahir sebagai anak perempuan dan dilanjutkan dengan perkataan tokoh utama “ Tapi memang hanya anak laki- laki yang bisa mewujudkan cita- citaku”. Dari dua perkataan tersebut dapat kita ambil maksud bahwasanya ketimpangan sosial antara perempuan dan laki- laki itu benar adanya, bahkan dalam hal gulat dimana sangatlah dibatasi hanya untuk seorang laki- laki dan beranggapan bahwa perempuan tidak cocok dengan karakteristik gulat yang terlihat maskulin, keras, dan tegas. Setelah melihat apa yang dilakukan oleh kedua putrinya berubahlah pandangan tokoh utama mengenai perempuan dimana saat dia melihat hasil dari perkelahian 2 anaknya dengan 2 anak laki- laki yang babak belur dihajar oleh mereka, setelah kejadian ini Mahavir berpikir bahwa emas tetaplah emas meskipun didapat dengan cara yang berbeda yaitu gulat perempuan.
ADVERTISEMENT
tokoh utama juga membebaskan putrinya dari membantu pekerjaan- pekerjaan rumah dan akan menjalani hidup sebagai seorang atlet dimana terdapat larangan mengenai makanan yang menjadi pantangan yaitu asin, berminyak dan pedas. Langkah ini mendapat tentangan oleh istrinya mulai dari masalah kesehatan putrinya, omongan warga setempat, dan bagaimana kehidupanya untuk mendapatkan seoarang calon suami. Sampai sang istri berkata” Jangan hancurkan hidup mereka demi cita- citamu” tokoh utama berani membuat gebrakan dengan membantah semua argumen istrinya mengenai usahanya ini “ Apabila cidera akan kita obati, seberapa lama penduduk desa akan mengomongkan permasalahan ini, dan yang paling berkesan adalah perkataanya yang berinti akan dibuat anak- anaknya sangat hebat sampai mereka sendirilah yang akan memilih calon suaminya”. Bisa kita lihat bahwa pandangan hidup orang tua terhadap anak perempuanya hanyalah sebatas urusan rumah tangga dan tidak berani mengambil langkah yang berbeda dari pandangan masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Saat adegan lari pagi untuk pertama kalinya kedua putrinya merasa kesulitan dikarenakan pakaian yang mereka pakai tertutup dari atas sampai bawah sehingga tidak leluasa dalam bergerak, melihat hal ini tokoh utama menyuruh keponakanya membawa celana yang tidak terpakai dan dijadikanlah celana pendek untuk olahraga oleh istri tokoh utama. Saat jogging menggunakan celana pendek warga desa menunjukkan ekspresi terkejut dikarenakan pemandangan yang sangat tidak biasa ini. Saat latihan pastilah membutuhkan seorang partener untuk diajak latih tanding, oleh karenanya tokoh utama pergi ke pelatihan gulat tradisonal untuk mendaftarkan ke dua putrinya akan tetapi ditolak oleh pemilik tempat pelatihan tersebut, tidak habis akal tokoh utama membuat arena gulat sendiri dan mengajak keponakan laki- lakinya untuk menjadi partner tanding. Semua hal tersebut mendapat gunjingan dari eluruh penduduk desa” Anak perempuan cocoknya di dapur, tokoh utama sudah gila karena menyuruh anaknya memakai celana pendek dan melawan seorang laki- laki” Tindakan lain yang dianggap nyeleneh oleh warga adalah saat tokoh utama menyuruh tukang cukur untuk memotong kedua rambut putrinya dikarenakan masalah kutu dan rambut rusak. Seluruh peristiwa ini merupakan hal yang sangat bertentangan dengan adat dan tradisi di India dan sangatlah lumrah bahwasanya timbul gunjingan yang mengarah kepada tokoh utama. Bukan karena menginginkan anaknya menjadi seorang laki- laki tetapi menginginkan anaknya menjadi seorang atlet yang bisa mendapatkan medali emas untuk negaranya.
ADVERTISEMENT
Putri dari tokoh utama terbuka pikiranya bahwasanya hal yang dilakukan ayahnya semuanya adalah untuk kebahagiaan anaknya di masa depan, dimana pada degan ini mereka sedang curhat dengan temanya yang menikah pada umur 14 tahun setelah ayahnya marah besar dikarenakan kedua putrinya tidak bolos latihan dan malah menghadiri pernikahan temanya “ Setidaknya ayahmu memikirkan kamu, kalau tidak, kehidupan kita ini, begitu anak perempuan lahir ajari dia memasak dan bersih- bersih, suruh dia melakukan seluruh tugas rumah tangga dan apabila sudah berumur 14 tahun nikahkanlah dia, menyingkirkan BEBAN itu dan serahkan dia keseorang laki- laki yang tak pernah ia lihat sebelumnya, buatlah dia mengandung dan membesarkan anaknya, itulah kehidupan yang cocok untuk kita”. Melalui percakapan ini bisa kita lihat bahwa perempuan hanya dianggap beban bagi keluarganya dan semua nasib perempuan sudah disamakan oleh adat dan tradisi yang berlaku. Tidak ada hal lain yang harus dilakukan oleh perempuan selain masak, mapan, manak hal inilah yang menjadikan pemikiran anaknya terbuka.
ADVERTISEMENT
Suatu hari tokoh utama mencoba untuk mendaftarkan anaknya dalam pertandingan gulat tradisional, tetapi ditolak oleh panitia dikarenakan hal yang sangat tabu, tetapi ada salah satu panitia yang menyarankan bahwasanya mereka akan mendapatkan keuntungan besar dari pertandingan yang belum penah terjadi sebelumnya yaitu gulat antara laki- laki dan perempuan, yang saya tekankan adalah semangat penontonya yang brbondong- bondong ingin menyaksikan pertandingan tersebut dan diantaraya percakapanya ada yang merendahkan perempuan “ semoga kaosnya sobek kalau pendapatku” disini bisa kita lihat bahwa perempuan bisa dijadikan tontonan yang sangat menarik bagi para laki- laki, dimana dalam film tersebut hampir seluruh penontonya adalah laki- laki dan pertandingan itu merupakan pertandingan gulat wanita dan laki- laki pertama dalam sejarah Rohtak( salah satu tempat di India).
ADVERTISEMENT
Setelah mengkiuti seluruh kompetisi gulat tradisional yang terdapat di Provinsi Haryana, tokoh utama mendaftarkan putri pertamanya ke dalam turnamen nasional dan akhirnya dia memenangkanya sehingga berhak untuk menjadi perwakilan Provinsi Haryana dalam kejuaraan nasional. Melompat pada saat putri pertama sudah memenangkan kejuaran nasional dan dikirimkan ke pusat latihan atlet dan mengikuti sebuah turnamen internasional, sang ayah berkata ” kalau kau dapat emas, kau akan menjadi contoh dan contoh itu diajarkan dan tidak dilupakan, kalau kau menang besok tidak hanya kau yang menang tetapi jutaan gadis akan menang bersamamu” Dapat disimpulkan bahwa perjuangan untuk mengangkat derajat wanita bisa dibuktikan dengan dari berbagai bidang salah satunya bidang olahraga, dimana sang anak dan ayah rela melawan dunia untuk membuktikan bahwa seorang wanita sama hebatnya dengan seorang laki- laki. Tidak ada jurang pembeda antara perempuan dan laki- laki yang tidak bisa dilewati semuanya pasti memungkinkan apabila usaha dan kerja keras terus dilakukan. Setelah memenagkan pertandingan gulat tersebut sekitar 1000 anak perempuan terinspirasi menjadi seorang pegulat, dan tokoh utama seperti membuat api dalam sekam yang tak pernah padam dimana semangat melawan perbedaan gender terus diperjuangkan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Film Dangal(2016)