Konten dari Pengguna

Scrolling yang Tidak Ada Habisnya: Dilema Mahasiswa di Era Digital

Syah Ahmad Zaki
Student of UMY Communication Science Department
23 Januari 2025 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syah Ahmad Zaki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fenomena scrolling tanpa henti telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi mahasiswa.(Sumber foto: Dokumen pribadi, diambil saat mewawancarai mahasiswa pada 15 Desember 2024)
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena scrolling tanpa henti telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi mahasiswa.(Sumber foto: Dokumen pribadi, diambil saat mewawancarai mahasiswa pada 15 Desember 2024)
ADVERTISEMENT
Studi terbaru menunjukkan mahasiswa Indonesia rata-rata menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk scrolling media sosial, sebuah kebiasaan yang mengancam prestasi akademik dan kesehatan mental mereka.
ADVERTISEMENT
Ketika scrolling menjadi candu di era digital, telah mengubah cara mahasiswa belajar dan berinteraksi. Berdasarkan survei terbaru We Are Social 2024, pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan rata-rata 3 jam 18 menit per hari untuk scrolling. Angka ini meningkat 15% dibanding tahun sebelumnya, dengan mahasiswa sebagai kelompok pengguna tertinggi.
"Saya bisa menghabiskan 5-6 jam sehari hanya untuk scrolling media sosial. Awalnya berniat cuma sebentar, tapi algoritma platform ini membuat saya terus terjebak," ungkap Muhammad Tyo, mahasiswa semester 3 di Yogyakarta.
Dampak pada Otak dan Prestasi Akademik Dr. Anna Morrison dari Global Cognitive Research Institute mengungkapkan temuan mengkhawatirkan dalam penelitiannya tahun 2021. "Media sosial memanipulasi sistem reward otak sama seperti zat adiktif. Mahasiswa yang kecanduan scrolling mengalami penurunan kemampuan fokus hingga 40%."
ADVERTISEMENT
Hal ini dipertegas oleh pengakuan Muhammad Razzin Ayurri, mahasiswa di Yogyakarta: "Dulu saya bisa fokus belajar 2-3 jam. Sekarang, setelah kecanduan scrolling, 30 menit untuk belajar rasanya sulit."
Ancaman terhadap Kesehatan Mental Riset terbaru dari Indonesian Mental Health Association (2023) menunjukkan 65% mahasiswa mengalami gejala anxiety dan depresi akibat penggunaan media sosial berlebihan. Dr. Sarah Hawkley dalam publikasinya mengidentifikasi korelasi kuat antara kebiasaan scrolling dengan penurunan kesejahteraan mental.
Solusi Praktis: Keluar dari Lingkaran Scrolling Muhammad Tyo berhasil memutus kebiasaan scrolling berlebihan dengan metode "digital detox" bertahap:
• Menetapkan batas waktu scrolling (2 jam/hari)
• Menggunakan aplikasi pengingat waktu layar
• Mengganti scrolling dengan aktivitas fisik
• Bergabung dengan komunitas belajar offline
ADVERTISEMENT
"Butuh waktu sekitar 3 bulan untuk keluar dari kecanduan scrolling. Tapi hasilnya luar biasa ,fokus meningkat, tidur lebih berkualitas, dan nilai kuliah membaik," ungkap Muhammad Razzin Ayurri.
Langkah Konkret Mengatasi Scrolling Berlebihan:
1. Atur timer di smartphone (maksimal 2 jam/hari)
2. Aktifkan fitur "screen time warning"
3. Ikuti konten edukatif sesuai minat studi
4. Bergabung kegiatan kampus offline
5. Jalin interaksi sosial langsung
Fenomena scrolling tanpa henti memang tak bisa dihindari di era digital. Namun, dengan kesadaran dan strategi tepat, mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi secara bijak tanpa terjebak dalam pusaran scrolling tak berujung.
Syah Ahmad Zaki, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMY