GUSDURian Modjokutho Pare Kediri, Gelar Sinau Bareng Bersama Anak Difabel

ai cahyati
Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi namun sangat hobi menulis, berbagai puisi, dan cerita pendek dalam buku antologi, serta artikel. Selain itu juga merupakan pegiat Literasi Jawa Barat.
Konten dari Pengguna
7 November 2022 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ai cahyati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kegiatan teman-teman relawan di anak-anak berkebutuhan khusus Sidorejo, Foto:Tim Dokumentasi Volunteer SIBAGUS
Program sinau bareng GUSDURian ini dilatarbelakangi oleh kesadaran teman-teman GUSDURian Mojokutho Pare akan kondisi anak-anak yang berada di sekitar Pasar Loak Pare.
ADVERTISEMENT
Yang mana pasar loak pare merupakan kawasan zona merah yang didalamnya anak-anak rentan terkena pengaruh negatif seperti pergaulan bebas, narkotika, dan terpapar radikalisme.

Sinau Bareng GUSDURian Modjokutho

kegiatan budaya ke Indonesiaan bersama anak-anak pasar loak, Foto:Tim Dokumentasi Volunteer SIBAGUS
Berdasarkan problematika diatas, teman-teman GUSDURian mengadakan program kegiatan yang bertajuk sinau bareng GUSDURian yang disingkat dengan “SIBAGUS”.
Program ini menargetkan anak-anak yang berada di sekitar Pasar Loak dan Pasar Lama, dimana kondisi mereka berada di usia yang masih sangat rentan apabila terdampak pergaulan bebas.
Selain itu Sibagus juga mentargetkan Komunitas Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Desa Sidorejo Pare untuk menjadi peserta dalam program ini.
Program sinau bareng GUSDURian ini terbagi menjadi beberapa kelas yang diproyeksikan dapat menjadi ruang sinau bersama, bagi anak-anak dan juga relawan yang terlibat dalam kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa spesifikasi kelas tersebut diantaranya: kelas musik, kreatifitas, budaya dan adat ke-Indonesiaan, Bahasa Inggris, dan religi.
Setiap kelas memiliki goal dan tujuan masing-masing. Kelas kreatif bertujuan melatih anak-anak mampu menjadi konten kreator dan pengelola akun media sosial khususnya untuk melakukan kampanye kemanusiaan dan keberagaman.
Kelas kreatifitas bertujuan mengembangkan skill dan kemampuan anak-anak dalam berbagai bidang. Contohnya di wilayah pasar lama, terdapat beberapa olahan makanan yang di produksi sendiri secara manual oleh warga sekitar.
Di kelas kreatifitas ini program Sinau Bareng GUSDURian ini mengadakan latihan bersama terkait pengolahan dan pemasaran produk untuk membantu menunjang perekonomian warga.
Kemudian kelas ke-Indonesiaan, yaitu program Sibagus yang fokus pada pengenalan adat, tradisi, dan budaya Indonesia. Contohnya dengan mengadakan pagelaran sosial budaya bantengan Empu Supo dan tanggapan wayang kulit Ki Ompong Soedarsono.
ADVERTISEMENT
Program ini tidak hanya diinisiasi oleh komunitas GUSDURian Pare saja, juga melibatkan beberapa organisasi dan tokoh lintas agama seperti GUSDURian Peduli, GP Ansor Pare, dan Sanggar anak Ranseba.
Dimana beberapa organisasi yang bergabung di dalam kegiatan ini sama-sama memiliki visi yang sama, memberi edukasi dan menciptakan ruang sinau yang aman untuk anak-anak tentang dampak pergaulan bebas, radikalisme, serta menjaga akidah ahlus sunnah wal jamaah dan kebhinnekaan.
Menurut Bang Dayat selaku Ketua GP Ansor Pare “kegiatan sinau bareng GUSDURian ini sangat penting untuk anak-anak secara umum, karena dapat menjaga anak-anak dari pengaruh ideologi radikalisme dan mempertahankan akidah ahlus sunnah wal jamaah.
secara khusus untuk ABK Sidorejo, pendampingan yang dilakukan teman-teman sangat diperlukan, karena melihat kondisi di lapangan yang sangat butuh adanya bantuan dalam hal infrastruktur dan fasilitas belajar teman-teman ABK”.
ADVERTISEMENT
Program sinau bareng GUSDURian dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu, dimulai sejak tanggal 29 Oktober yang diawali di Komunitas ABK Sidorejo. Tantangan yang dialami oleh volunteer adalah melakukan pendekatan pertama secara emosional kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
Selain itu, fasilitas yang terdapat di ruang sinau ABK Sidorejo ini masih sangat kurang sehingga suasana kondusif belajar secara intensif masih sangat kurang.
Diantara fasilitas yang kurang memadai adalah keadaan ruang kelas yang masih menumpang di salah satu rumah ABK, jumlah bangku, media dan alat belajar yang masih sangat kurang dan tidak mencukupi. Khusus anak ABK program Sibagus fokus pada bimbingan dan pelatihan untuk kesembuhan dan perkembangan anak.
Pada 30 Oktober, hari kedua sinau bareng GUSDURian dilaksanakan di dua tempat dan dua waktu yang berbeda. Yaitu pagi hari pukul 09.00 WIB di sanggar anak Ranseba yang terletak di sebelah pasar Loak Pare, dan yang kedua sore hari pukul 15.30 di Pasar Lama Pare.
ADVERTISEMENT
Sasaran kegiatan sinau bareng GUSDURian ini adalah anak-anak yang ada di dua wilayah ini. Berbeda dengan kondisi di lapangan khususnya di Pasar Lama Pare, kegiatan sibagus ini mendapat apresiasi dan antusiasme tinggi dari ibu-ibu.
Sehingga kegiatan sibagus di pasar lama mencakup anak-anak dan juga ibu-ibu yang tinggal di sekitar pasar. Mereka antusias mengikuti kegiatan sinau bareng sembari menunggu anak-anak sinau dengan belajar mengaji dan praktek berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Menurut Arwina, Koordinator Bid. Pendidikan GUSDURian Mojokutho Pare “hadirnya teman-teman relawan pada program Sibagus (Sinau Bareng GUSDURian) ini, bukan untuk menjadi Guru dan juga Murid melainkan sebagai teman, artinya posisi dan kedudukan semua relawan yang ada di program ini sama seperti peserta.
ADVERTISEMENT
Tajuk Sinau Bareng ini kami buat agar GUSDURian dapat menjadi teman belajar bagi siapapun, dapat membagikan ilmu pengetahuan dan kemampuan, juga menciptakan senyuman dan kebahagiaan kepada sesama terlepas dari perbedaan status sosial, jabatan, lintas budaya dan iman”.