Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Brain Rot, Kondisi Otak dengan Paparan Berlebih Media Sosial
15 Januari 2025 10:10 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Aida Adha Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah anda pernah mengenal istilah Brain Rot? Istilah yang belakangan beredar di media sosial ini menjadi perbincangan publik karena menjadi fenomena yang diduga banyak dialami oleh pengguna media sosial.
Brain rot adalah istilah slang (bukan istilah medis) yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang merasa pikirannya "terlalu terpengaruh" atau "terkuras" oleh sesuatu, biasanya karena terlalu banyak terpapar hal tertentu secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Seperti terlalu banyak mengonsumsi media sosial, terlalu banyak mendapatkan informasi serta tren yang sedang berkembang, serta mengikuti kegiatan yang bersifat Fomo.
Bahaya Brain Rot hingga Ganggu Kesehatan Mental
Mengutip CNN Indonesia dalam reportasenya bersama Psikolog Afifah Fattin, Brain Rot dapat menyebabkan gangguan kecemasan terhadap kesehatan mental.
Menurutnya, kondisi terlalu banyak terpapar konten singkat/instan dalam bentuk video dengan durasi 30-60 detik ini dapat menyebabkan kepuasan cepat yang membuat penurunan tingkat kognitif otak.
Otak jadi lebih terbiasa dan akan terus mencari informasi singkat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan mengelola informasi panjang. Membahayakan sekali, bukan?
Selain itu, akibat dari kondisi ini juga dapat menyebabkan Fear of Missing Out (FOMO), yang menyebabkan kondisi takut tertinggal mengenai konten/isu yang sedang beredar.
ADVERTISEMENT
Kondisi Sulit Fokus dan Hilang Konsentrasi menjadi Dampak Paling Nyata Brain Rot
Selain berdampak pada kesehatan mental, kondisi Brain Rot ini menyebabkan kesulitan fokus pada pembahasan tertentu yang membutuhkan waktu untuk mencerna.
Seperti yang sudah kita bahas di atas, seseorang yang menderita Brain Rot cenderung menghindari pengelolaan informasi yang membutuhkan waktu panjang dan memilih informasi sesingkat-singkatnya.
Tentu kondisi ini sangat berbahaya bagi anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. Anak tidak lagi mampu menyerap pembelajaran di sekolah secara utuh, jika kondisi ini dibiarkan.
Oleh karenanya, harus ada pencegahan maksimal oleh para orang tua. Dengan membatasi penggunaan media sosial terhadap anak dan lebih sering membuka dialog ringan hingga berat akan mengembalikan kondisi kognitif otak anak seperti seharusnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu?