Konten dari Pengguna

Manfaat Bookstagram dan Booktweet dalam Dunia Literasi

Aidahlia
Berkecimpung dalam dunia Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Indonesia.
15 November 2022 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aidahlia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto by Aidahlia
zoom-in-whitePerbesar
Foto by Aidahlia
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian apa itu bookstagram dan booktweet? Bookstagram dan booktweet adalah wadah bagi para pecinta buku untuk menyalurkan semangat membaca dan mengoleksi buku kepada dirinya sendiri ataupun kepada khalayak umum. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan cara mem-posting foto buku, ulasan, atau video tentang perbukuan. Untuk memecut konsisten biasanya mereka akan mengikuti beberapa komunitas, yang mana komunitas itu memberikan tantangan kepada mereka, bisa berupa tantangan memotret buku dengan estetik, video di reels, ulasan, target bacaan, absen, dan masih banyak lagi, pengurus komunitas tidak pernah kehabisan ide untuk membuat tantangan baru. Namun, ada pula bookstagrammer dan booktweeter yang tidak mengikuti komunitas, jadi suka-suka saja.
ADVERTISEMENT
Lalu apa perbedaan bookstagram dengan booktweet? Sepertinya tanpa saya jelaskan panjang lebar juga kalian bisa membedakan, gram berarti Instagram dan tweet berarti Twitter.
Lantas apa manfaat bookstagram dan booktweet dalam dunia literasi? Sebelum menjelaskan, saya akan memberitahu hasil vote dan jawaban dari pertanyaan di akun bookstagram dan booktweet saya beserta simpulannya terlebih dahulu.
Pertama bookstagram, saya memberikan tiga pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memilih satu dari dua opsi dan dua pertanyaan yang harus dijawab dengan pandangan pribadi.
Pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memilih satu dari dua opsi:
1. Sebelum membaca buku, kalian cenderung membaca review terlebih dahulu atau tidak?
Hasilnya: Iya (72%) dan tidak (28%). Berikut buktinya:
Sumber: Ig @lanroujay
2. Seberapa membantu akun bookstagram dalam proses membaca kalian?
ADVERTISEMENT
Hasilnya: 1-5 (34%) dan 5-10 (66%). Berikut buktinya:
Sumber: Ig @lanroujay
3. Apakah akun bookstagram bisa meningkatkan semangat membaca kalian?
Hasilnya: Iya (95%) dan tidak (5%). Berikut buktinya:
Sumber: Ig @lanroujay
Analisis kedua adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan pandangan pribadi. Untuk hasil ini saya akan menyimpulkan saja. Pertanyaan pertama itu alasan dari pertanyaan apakah akun-akun boosktagram bisa meningkatkan semangat membaca atau tidak, ada yang menjawab karena konten-konten yang di-share para bookstagrammer mengandung unsur persuasif dalam lingkup mengajak, ada yang menjawab dengan konten-konten para bookstagrammer minat baca terjaga, ada yang menjawab dengan adanya akun bookstagram mereka yang menyukai buku jadi merasa memiliki teman, untuk jawaban yang lain tidak jauh berbeda, hanya padanan katanya saja yang beragam, intinya tetap sama.
ADVERTISEMENT
Lalu pertanyaan kedua adalah apa alasan mereka mem-follow akun-akun bookstagram, jawabannya beragam, yakni untuk mengisi beranda dengan hal-hal berbau buku, untuk mencari teman, untuk memperluas genre bacaan, untuk meningkatkan skill review, untuk mencari teman diskusi, untuk tahu info tentang perbukuan, dan beragam alasan lain yang intinya tetap sama, yakni menjaga, meningkatkan, dan menyelimuti diri dengan hal-hal seputar buku.
Untuk booktweet pertanyaannya sama, jawabannya juga tidak jauh berbeda, hanya saja untuk hasil vote dan pengetikan perspektifnya tidak sama persis, meski begitu intinya tetap sama. Jadi, saya akan langsung menjelaskan apa manfaat bookstagram dan booktweet dalam dunia literasi menurut simpulan jawaban dan pandangan saya pribadi.
Seperti yang sudah dijawab oleh beberapa followers saya sebelumnya, bookstagram dan booktweet itu memiliki manfaat barang beberapa persen dalam dunia literasi, mengapa saya katakan ‘barang beberapa persen’, itu karena saya paham tidak semua pembaca setuju dengan perspektif tersebut. Berikut saya simpulkan menjadi tiga manfaat, yakni:
ADVERTISEMENT
Yang pertama manfaat untuk umum, bisa berupa pembaca ulasan, penikmat foto estetik, penyimpul pengetahuan, atau apa pun sebutannya. Mengingat harga buku tidak semurah harga permen kembalian, jadi orang-orang yang akan membeli buku itu cenderung lebih selektif agar uang yang mereka beli tidak keluar secara sia-sia. Dari review para bookstagram ataupun booktweet mereka bisa mengetahui rate, pandangan, dan hal-hal lain untuk meyakinkan mereka, apakah harus beli atau tidak.
Selain itu, dengan adanya bookstagram ataupun booktweet mereka juga bisa mendapatkan semangat membaca yang sebelumnya hilang, menstabilkan semangat membaca agar tidak turun, meningkatkan kemampuan membuat ulasan atau mengemukakan pendapat (baik berupa kritik ataupun pujian), menambah relasi pertemanan dengan kesukaan sama, memperluas genre buku, menyehatkan beranda dengan hal-hal yang membuat mereka senang, dan membuat mereka senang dan nyaman dengan apa yang memang mereka senangi.
ADVERTISEMENT
Yang kedua manfaat untuk para bookstagrammer ataupun booktweeter itu sendiri. Karena manusia itu pelupa, kegiatan para bookstagrammer dan booktweeter di akunnya itu akan menjadi jejak pengingat untuk mereka. Sebenarnya bisa saja disimpan sendiri, tapi ini tergantung masing-masing kita, lagi pula tidak ada salahnya berbagi dengan khalayak umum, siapa tahu hal-hal sederhana tersebut bisa menjadi manfaat dan dinilai pahala. Saya pribadi kadang suka lupa dengan buku yang sudah dibaca, ketika ada teman bertanya dan saya lupa, saya tinggal melihat ulasan, lalu teringat kembali.
Selain itu, bookstagram dan booktweet juga bisa menghasilkan manfaat berupa uang ataupun buku gratis, biasanya para penerbit akan mengajak para bookstagram untuk bekerjasama memasarkan sebuah buku, kan, lumayan, dari hobby menghasilkan uang, buku gratis, atau ada pula yang menawarkan kelas gratis, printilan lucu, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain dari penerbit, kadang komunitas dan akun personal juga suka memberikan hadiah beragam dengan syarat dan ketentuan, untuk mendapatkan hadiahnya bisa dengan challange atau give away. Sama halnya dengan manfaat pertama, bookstagrammer dan booktweeter juga bisa menambah relasi, ilmu pengetahuan baru, dan rumah nyaman, proses membacanya juga meningkat dan terjaga dengan membuat akun bookstagram dan booktweet. Hobby yang tersalurkan jadi kebahagiaan tersendiri untuk mereka.
Yang ketiga manfaat untuk penerbit dan penulis. Para bookstagrammer dan booktweeter ini secara tidak langsung ikut serta memasarkan suatu karya. Berawal dari membaca, share ulasan, pembaca ulasan teracuni, dan berakhir membeli. Jadi, penerbit juga kecipratan manfaatnya. Namun, para pengulas tidak selalu mendukung dengan cara memuji, ada juga yang mengkritik, dan memberikan masukan agar penerbit dan penulis bisa memperbaiki suatu karya yang sudah dipasarkan tersebut.
ADVERTISEMENT
Jadi kesimpulannya, bookstagram dan booktweet ini memiliki andil dalam pelestarian literasi. Apa manfaat bookstagram dan booktweet dalam dunia literasi? Biasanya, suatu individu itu membutuhkan ajakan dan dorongan terlebih dahulu untuk melakukan sesuatu, dengan adanya bookstagram dan booktweet orang-orang yang mungkin sebelumnya tidak tertarik dengan dunia literasi bisa saja jadi ikut tertarik, yang sebelumnya malas bisa saja jadi semangat, dan yang sudah semangat bisa terjaga semangatnya.
Meski begitu, pandangan ini tidak seratus persen sama dengan isi kepala semua manusia yang ada di dunia, setiap kita pasti memiliki perspektifnya masing-masing, jika memang setuju dengan apa yang sudah dipaparkan, mungkin pemikiran Anda, saya, dan orang yang terlibat dalam analisis ini sejalan, jika tidak setuju, mungkin Anda memiliki cara sendiri untuk meningkatkan semangat melestarikan literasi, bisa langsung ke lapangan untuk mengadakan diskusi atau kegiatan lainnya. Namun yang pasti, bookstagram dan booktweet itu bisa memberikan beberapa manfaat dalam dunia literasi.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, karena bookstagram dan booktweet ini sering kali menampilkan buku-buku yang sedang naik daun, rare, bagus, atau apa pun sebutannya, sudah menjadi tugas masing-masing kita untuk mengontrol diri agar tidak kalap membeli buku. Belilah buku yang benar-benar akan dibaca, jangan memaksakan diri, pandai-pandailah mengelola keuangan. Lagi pula, kita dapat membaca buku secara gratis dan legal, kok, bisa melalui iPusnas, iJak, Ruang Buku Kominfo, dan lain sebagainya. Tapi ingat, ya, jangan sekali-kali mendekati hal-hal berbau ilegal! Mari sama-sama melestarikan dunia literasi dengan cara yang baik dan halal.