Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Zakat: Jembatan Kasih yang Menghubungkan Hati dan Hidup
21 Februari 2025 11:32 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Aidatul Fitriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zakat ibarat cahaya yang menerangi jalan kehidupan mereka yang tertatih dalam gelapnya keterbatasan. Ia mengalir seperti sungai keberkahan, meresapi celah-celah kemiskinan, menyuburkan asa di tanah-tanah yang hampir tandus oleh putus asa. Dalam bingkai Islam, zakat bukan sekadar kewajiban, melainkan jembatan kasih sayang yang menghubungkan mereka yang diberi kelimpahan dengan mereka yang masih berjuang untuk sekadar bertahan.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, zakat menjelma menjadi denyut kehidupan bagi mereka yang berada di pinggir ketidakpastian. Di balik angka-angka dan laporan keuangan, ada kisah haru tentang tangan-tangan yang kembali menggenggam harapan, ada senyum yang kembali merekah setelah bertahun-tahun dilipat getirnya nasib. Zakat bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang menyalakan kehidupan, membangkitkan daya juang, dan menghadirkan kembali kemuliaan manusia dalam sistem ekonomi yang lebih berkeadilan.

Mata Air Kebaikan yang Tak Pernah Surut
Di tengah hiruk-pikuk dunia yang kian individualistis, zakat hadir sebagai pengingat bahwa ada tangan lain yang membutuhkan uluran, ada jiwa lain yang berharap pada kemurahan hati. Di Indonesia, peran ini diemban oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), lembaga yang menjadi penjaga amanah dari mereka yang ingin menyalurkan sebagian rezekinya untuk mereka yang berhak menerima.
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, zakat yang terkumpul dialirkan ke berbagai sektor, menghidupkan roda ekonomi mustahik yang dulu nyaris berhenti berputar. Dari zakat, lahir wirausaha-wirausaha baru yang dulunya hanya bisa bermimpi memiliki usaha sendiri. Mereka yang dahulu menunggu uluran tangan, kini mampu berdiri di atas kakinya sendiri, bahkan ikut mengulurkan tangan kepada yang lain. Inilah lingkaran kebaikan yang terus tumbuh, bagai pohon yang berakar kuat dan menaungi banyak kehidupan.
Tak hanya dalam bidang ekonomi, zakat juga menjadi tiang penyangga bagi mereka yang hampir roboh oleh keterbatasan biaya pendidikan. Beasiswa zakat telah menyulut semangat belajar anak-anak bangsa yang bercita-cita tinggi tetapi terjebak dalam belenggu kekurangan. Dengan zakat, masa depan yang dulu samar kini semakin terang. Mereka yang hari ini belajar dengan gigih, kelak akan menjadi dokter, guru, dan ilmuwan yang membawa perubahan besar bagi negeri.
ADVERTISEMENT
Di sektor kesehatan, zakat adalah jawaban bagi mereka yang bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang penyakit, tetapi tak mampu membayar biaya pengobatan. Rumah Sehat BAZNAS hadir sebagai pelita bagi mereka yang sebelumnya terhalang dinding tebal keterbatasan finansial. Dari zakat, lahir kepastian bahwa kesehatan bukan hanya hak mereka yang berkecukupan, tetapi juga mereka yang selama ini terpinggirkan oleh mahalnya layanan medis.
Menyalakan Lentera Keberkahan
Namun, secercah cahaya saja tak cukup jika tak diperbesar agar mampu menerangi lebih banyak sudut kegelapan. Zakat harus menjadi gerakan kolektif, dihidupkan oleh kesadaran bersama bahwa berbagi bukan sekadar kebaikan, tetapi juga investasi sosial yang akan kembali sebagai keberkahan.
Langkah pertama yang harus ditempuh adalah memperluas pemahaman tentang zakat, mengubahnya dari sekadar kewajiban tahunan menjadi kebiasaan yang tertanam dalam jiwa. Masyarakat perlu tahu bahwa zakat bukan sekadar angka yang harus dikeluarkan, tetapi amanah yang memiliki dampak panjang bagi sesama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peran regulasi dan kebijakan juga harus semakin diperkuat. Pemerintah dan lembaga Islam perlu memastikan bahwa zakat tidak hanya mengalir sebagai bantuan konsumtif, tetapi juga menjadi pilar pemberdayaan yang mengantarkan mustahik menjadi muzaki di masa depan. Pengelolaan yang transparan, akuntabel, dan berbasis teknologi juga menjadi kunci agar zakat dapat menjangkau lebih banyak orang dengan efisiensi yang lebih tinggi.
Di era digital, optimalisasi teknologi dapat mempercepat pengumpulan dan penyaluran zakat. Blockchain dapat digunakan untuk meningkatkan transparansi, sementara crowdfunding zakat memungkinkan lebih banyak orang berkontribusi dengan mudah. Dengan inovasi ini, zakat dapat terus mengalir seperti sungai yang tak pernah kering, membasahi tanah yang tandus, dan menumbuhkan kehidupan di tempat-tempat yang hampir kehilangan harapan.
ADVERTISEMENT
Cahaya yang Tak Pernah Padam
Zakat bukan hanya tentang angka, bukan hanya tentang nominal yang berpindah dari satu rekening ke rekening lainnya. Zakat adalah tentang nyawa yang diselamatkan, tentang tangan yang kembali menggenggam harapan, tentang cahaya yang terus menyala di tengah gulita kemiskinan.
Ketika seorang muzaki menyalurkan zakatnya, ia mungkin tak pernah tahu siapa yang akan menerimanya. Namun, di tempat lain, ada seseorang yang kembali tersenyum, ada keluarga yang kembali makan dengan layak, ada anak yang bisa melanjutkan sekolah, ada seorang pasien yang bisa pulang dengan harapan baru. Keajaiban zakat tak selalu terlihat oleh mata, tetapi selalu terasa oleh mereka yang merasakan dampaknya.
Kini, saatnya bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita menjadi bagian dari cahaya itu? Sudahkah kita menyalakan lentera keberkahan dalam kehidupan orang lain? Karena sejatinya, zakat bukan hanya tentang memberi, tetapi tentang menyalakan harapan dan membangun kehidupan yang lebih baik bagi sesama.
ADVERTISEMENT