Konten dari Pengguna

Emosi : Kompas Hidup yang Membentuk Keputusan dan Kebahagiaan

aidha maharani
Aidha maharani Psikologi Universitas Brawijaya
1 Desember 2024 13:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari aidha maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustri kebahagiaan (pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustri kebahagiaan (pixabay.com)
Mengapa Emosi Begitu Penting dalam Kehidupan Kita?
Manusia sering disebut sebagai makhluk rasional, tetapi kenyataannya, kita adalah makhluk emosional yang juga mampu berpikir. Emosi memainkan peran mendalam dalam cara kita hidup, bertindak, dan berpikir setiap hari. Mulai dari keputusan kecil seperti memilih makanan hingga keputusan besar seperti karier dan hubungan, emosi ada di balik semua itu. Artikel ini akan membahas pentingnya emosi dengan contoh-contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Emosi?
Menurut Panksepp (2011) emosi dasar seperti kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, dan kemarahan adalah hasil dari mekanisme otak yang mendasar dan berkembang lintas spesies untuk membantu manusia dan hewan lain bertahan hidup. Misalnya, rasa takut membantu mengenali dan merespons ancaman dengan cepat, sementara rasa kebahagiaan memperkuat perilaku yang bermanfaat secara sosial dan biologis.
LeDoux (2007) menjelaskan bahwa amigdala adalah pusat utama dalam otak yang memproses emosi, terutama terkait dengan respons cepat terhadap bahaya. Amigdala bekerja seperti alarm internal yang mengaktifkan respons “fight or flight,” mempersiapkan tubuh untuk menghadapi atau menghindari ancaman.
Davidson dan Begley (2012) menyoroti bahwa emosi tidak hanya memengaruhi cara kita merasa, tetapi juga membentuk cara otak bekerja dalam jangka panjang. Misalnya, emosi positif seperti rasa cinta dan syukur dapat meningkatkan fleksibilitas kognitif dan kemampuan memecahkan masalah, sementara emosi negatif kronis seperti stres dapat mengganggu fungsi memori dan konsentrasi.
ADVERTISEMENT
Contoh Emosi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Rasa Takut
Bayangkan kamu sedang berjalan di jalan setapak dan tiba-tiba melihat ular. Tanpa berpikir panjang, tubuh kamu akan langsung merespons dengan rasa takut. Jantung berdebar, napas menjadi cepat, dan kamu mungkin segera mundur. Respons ini adalah mekanisme bertahan hidup yang dipicu oleh amigdala, memastikan kamu segera menjauh dari bahaya. Rasa takut, meskipun tidak nyaman, melindungi kita dari situasi berbahaya.
Kemarahan
Kamu pernah kan merasa kesal jika teman kamu tidak menghormati waktu dengan datang terlambat ke janji yang sudah ia buat. Rasa marah ini, jika diungkapkan dengan cara yang sehat, bisa menjadi sinyal untuk menetapkan batasan. Kamu mungkin berkata, "saya merasa kesal jika kamu datang terlambat dari waktu yang sudah kita janjikan". Kemarahan adalah alat komunikasi yang membantu menyelesaikan konflik dan memastikan kebutuhan kamu dihormati, asalkan diungkapkan secara konstruktif.
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan
Meningkatkan kreativitas ketika kamu menerima kabar gembira, seperti promosi di tempat kerja atau lulus ujian, perasaan bahagia membuat kamu merasa lebih energik dan produktif. Misalnya, setelah mendapatkan promosi, kamu mungkin merasa termotivasi untuk mengembangkan ide-ide baru dalam pekerjaan kamu. Kebahagiaan tidak hanya membuat kita merasa baik, tetapi juga meningkatkan kinerja dan kreativitas.
Kesedihan
Kehilangan hewan peliharaan atau mengalami kegagalan dalam ujian bisa memunculkan perasaan sedih yang mendalam. Meskipun sulit, kesedihan sering kali memberi kita waktu untuk merenungkan apa yang penting dalam hidup. Setelah merasa sedih karena kehilangan hewan peliharaan, kamu mungkin lebih menghargai waktu yang dihabiskan bersama orang-orang terdekat. Kesedihan membantu kita memahami makna dan nilai dari hal-hal yang penting dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Rasa Cinta
Membangun hubungan dengan orang terdekat seperti kamu menyaksikan anak kamu tersenyum kepada kamu atau mendengar pasangan kamu memberikan dukungan emosional saat kamu akan ujian, rasa cinta akan muncul. Perasaan ini tidak hanya memperkuat ikatan emosional tetapi juga meningkatkan kesehatan mental kamu. Penelitian menunjukkan bahwa rasa cinta dan dukungan sosial berkontribusi pada umur panjang dan kebahagiaan​. Cinta adalah dasar dari hubungan yang bermakna, membantu kita merasa terhubung dengan orang lain.
Daftar Pustaka
Panksepp, J. (2011). Cross-species affective neuroscience decoding of the primal affective experiences of humans and related animals. PLoS ONE, 6(9), e21236. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0021236
LeDoux, J. E. (2007). The amygdala. Current Biology, 17(20), R868-R874.
Davidson, R. J., & Begley, S. (2012). The Emotional Life of Your Brain. New York: Penguin Books.
ADVERTISEMENT