Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Investasi Gaya Hidup Masa Kini
2 Desember 2021 17:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Aidil Akbar Madjid - Financial Planner tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dengan semakin berkembangnya jaman dan semakin majunya teknologi, otomatis keinginan- keinginan masyarakat pun terus meningkat. Demikian juga dengan kesadaran untuk mengelola dana dan berinvestasi yang juga terus meningkat.
Mengapa demikian?
Karena banyak anggota masyarakat yang telah sadar bahwa kunci untuk bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik dan terjamin adalah dengan cara mencari uang dari bekerja ataupun berbisnis dan yang paling penting adalah mengelola penghasilan atau keuangan dengan lebih baik dengan berinvestasi.
Adapun produk keuangan dan investasi sendiri sangat banyak. Di luar dari produk perbankan kita mengenal produk investasi seperti Saham, Obligasi, maupun Reksa Dana. Nah, produk-produk ini pun punya keunggulannya masing-masing. Seperti misalnya Saham mempunyai potensi hasil investasi yang relatif tinggi dengan resiko investasi yang tidak kalah tingginya.
Sedangkan Obligasi atau Surat Utang, berdasarkan penerbitnya terbagi menjadi obligasi pemerintah dan Obligasi Perusahaan dimana risiko investasi dan imbal hasil untuk kedua jenis obligasi tersebut beragam. Serta Reksa Dana terdiri dari Reksa Dana Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran dan Saham yang risiko, dan potensi hasil beragam dari rendah hingga tinggi.
Itulah sebabnya penting sebelum kita berinvestasi untuk mengetahui tujuan keuangan dan investasi kita, apakah untuk tujuan jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Mengetahui tujuan keuangan dan jangka waktu ini penting sekali agar kita bisa memilih produk keuangan yang tepat dan sesuai dengan tujuan dan jangka waktunya.
Tidak kalah penting adalah mengetahui profil risiko investasi kita. Profil risiko sangat penting sehingga kita tidak salah memilih produk investasi yang memiliki risiko tinggi padahal profil risiko kita mungkin rendah, demikian juga sebaliknya.
Seperti yang telah dibahas di atas bahwa ketika bicara tentang investasi maka pasti berhubungan juga dengan risiko, tapi ada lho produk investasi yang risikonya relatif rendah, bahkan bisa dibilang bersifat aman, yaitu investasi pada obligasi pemerintah.
Kenapa obligasi pemerintah ini dikatakan bersifat aman? Pertama, karena diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sehingga dijamin penuh oleh Pemerintah. Kedua, Penjaminan ini tercantum pada Undang-undang, sehingga pemerintah melalui UU tadi wajib hukumnya untuk membayar surat utang tersebut bila jatuh tempo dengan menggunakan mekanisme dan cara apapun, sehingga dana investor relatif aman dibandingkan produk keuangan lainnya.
Itu sebabnya investasi pada Obligasi pemerintah, populer di berbagai kalangan investor. Pertanyaannya adalah obligasi pemerintah ini sebenarnya cocok untuk investasi dan investor YANG seperti apa?
Karena jatuh tempo dari obligasi pemerintah ini yang jangka pendek-panjang, antara bulanan sampai puluhan tahun (tergantung jenis & seri produk Obligasi di pasar Sekunder dan Penerbitan di Pasar Perdana), maka obligasi pemerintah ini cocok untuk investasi dan tujuan keuangan jangka pendek hingga panjang.
Dengan kata lain, obligasi pemerintah cukup versatile, untuk investor dengan berbagai tujuan keuangan salah satunya tempat “parkir” investasi, dan juga mendapatkan passive income.
Misalnya investor punya rencana dana cadangan dalam beberapa bulan, jalan-jalan setelah pandemi usai maka dananya bisa ditempatkan sementara pada Obligasi negara ini. Untuk investor yang ingin menyekolahkan anaknya tiga tahun lagi juga dapat berinvestasi pada obligasi pemerintah dengan tenor jatuh tempo yang sama dengan kebutuhan.
obligasi pemerintah juga cocok untuk investor dengan profil risiko dari mulai yang konservatif, dan juga investor dengan profil risiko menengah atau moderate hingga agresif. Namun, biasanya investor dengan profil risiko agresif berinvestasi pada Obligasi Negara hanya sebagai bagian dari diversifikasi portofolio mereka.
Yang tidak kalah menarik adalah aturan baru dari Pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2021 yang menyatakan bahwa Pajak Penghasilan atau PPh) atas bunga Obligasi untuk investor lokal diturunkan dari 15% menjadi 10%. Akibatnya bunga net yang kita terima investor lokal setelah dipotong pajak menjadi lebih tinggi dibanding sebelumnya. Ini membuat berinvestasi pada obligasi pemerintah menjadi semakin menarik.
Jadi seperti yang telah dibahas diatas, ternyata banyak sekali kegunaan dari produk investasi terutama investasi pada obligasi pemerintah ini. Kini berinvestasi Obligasi dapat dilakukan dari rumah dengan adanya Aplikasi Welma dari BCA yang memudahkan pendaftaran Investor dan tersedianya berbagai pilihan Obligasi di Pasar Sekunder dan pemesanan di Pasar Perdana, serta promo bebas biaya transaksi obligasi yang sangat menarik.
So, tunggu apa lagi? Mulailah berinvestasi, dan mulailah berinvestasi pada obligasi pemerintah melalui Welma. Info tentang Welma, klik di sini .