Perang Cashback, Siapa yang Diuntungkan?

Aidil Akbar Madjid - Financial Planner
Youtube Aidil Akbar Channel, IG @aidilakbarmadjid & @aidilakbarofficial Perencana Keuangan, doyan ngomong and nulis (berbagi). Suka coklat & kopi. Fb & twit @aidilakbar
Konten dari Pengguna
27 November 2018 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aidil Akbar Madjid - Financial Planner tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Shopback Tawarkan Cashback (Foto: Shopback)
zoom-in-whitePerbesar
com-Shopback Tawarkan Cashback (Foto: Shopback)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sering lihat tanda seperti ini “cashback 10% untuk setiap pembelanjaan di merchant untuk pembayaran menggunakan aplikasi ***.” Atau yang paling anyar yaitu “Sampai tanggal sekian, transaksi di sini…sini… dengan pembayaran menggunakan aplikasi **** mendapatkan cashback 50%.” Yes, bagi anda pengguna setiap aplikasi-aplikasi untuk belanja atau aktivitas secara online pasti sudah tidak asing dengan contoh-contoh di atas.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya adalah, apakah promo-promo di atas bagus untuk kantong anda? Oke, sebelum kita bahas hal ini lebih detail banyak orang mungkin bertanya-tanya kenapa sih mereka sampai berperang memberikan diskon dan promo tersebut?
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa di era digital ini banyak perusahaan yang berlomba-lomba ingin anda sebagai customer untuk melakukan transaksi secara digital melalui aplikasi mereka. Akan tetapi zaman dahulu transaksi digital tapi pembayarannya menggunakan cara manual alias transfer atau COD (cash on delivery).
Nah beberapa tahun terakhir pasar kemudian diramaikan dengan transaksi model baru yang dikenal dengan nama uang elektronik alias electronic money yang kemudian dikenal dengan nama e-money. Uang elektronik sudah dikenalkan jauh-jauh hari dengan menggunakan kartu, yang kemudian saat ini dipakai sebagai moda transaksi pembayaran seperti jalan tol, Kereta KRL, Bus Trans Jakarta, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Uang elektronik ini ternyata tidak hanya berbasis kartu tapi ada juga yang berbasis server. Dan uang elektronik ini harus memiliki izin yang sulit serta dibatasi untuk didapatkan. Ini yang kemudian dipergunakan secara luas oleh aplikasi online baik itu untuk market place maupun transaksi pembelanjaan lainnya termasuk juga ojek dan taksi online.
Lalu kenapa kemudian mereka berlomba memberikan promo tersebut? Dengan pengajuan izin yang sulit para penyedia jasa ini ingin agar aplikasi transaksi pembayaran ini dipakai oleh banyak orang.
Selain itu, bila anda melakukan transfer ke rekening uang elektronik dan akan melakukan transaksi nanti-nanti, maka posisi uang anda akan mengambang (dikenal dengan istilah floating money). Dengan jumlah pengunduh aplikasi yang besar, bila dikalikan uang mengambang tersebut maka bisa dibayangkan berapa besar dana yang dapat dimanfaatkan suatu hari nanti.
ADVERTISEMENT
Sementara Warren Buffet, Investor sukses di dunia pasar modal, pernah mengatakan dalam salah satu surat tahunan beliau di tahun 2010 ke pemegang saham di Berkshire Hathaway tentang dana mengambang ini. Beliau sendiri saat itu menggunakan asuransi sebagai contoh akan tetapi dengan kondisi uang elektronik ini juga bisa dijadikan contoh.
Nah bisa dibayangkan. Mari kita mengambil contoh salah satu aplikasi popular di Indonesia yang mempunyai lebih dari 10 juta pengunduh. Bila 50 persen dari pengguna aplikasi tadi menggunakan metode pembayaran uang elektronik maka ada 5 juta pengguna. Bila saldo rata-rata uang mengambang di rekening ini adalah sebesar Rp 50.000 per bulan, maka akan ada dana mengambang sebesar Rp 250 miliar. Banyak bukan?
ADVERTISEMENT
So, tidak heran kan bila para penyelenggara uang elektronik berbasis server ini kemudian menginginkan anda untuk menggunakan aplikasi uang elektronik mereka. Caranya bagaimana? Memberikan iming-iming diskon dan promo cashback tadi.
Anda mungkin bertanya-tanya siapa yang memberikan diskon tersebut? Tentu saja investor dari masing-masing aplikasi. Dalam bisnis start up, ada rasio yang dinamakan Cash Burn (materi mata kuliah start up yang saya ajarkan dibanyak kampus).
Cash burn inilah dana yang memang sudah dipersiapkan untuk di “bakar” dalam bentuk promo untuk melakukan akusisi pengguna aplikasi. Untuk detilnya nanti kita bahas diartikel terpisah atau ikut pelatihan perencanaan keuangan saya, cek jadwal pelatihan saya di www.IARFCIndonesia.com.
Pertanyaan terakhir, siapa yang diuntungkan di sini? Apakah masyarakat pengguna? Jawabannya belum tentu. Anda sebagai pengguna apakah ada kebutuhan membeli barang yang ditawarkan dengan pembayaran aplikasi tersebut? Apabila jawabnya Iya, maka anda mungkin akan diuntungkan dengan diskon tersebut.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi bila tidak, itu secara tidak langsung memaksa anda untuk belanja barang yang belum tentu anda butuhkan. Ingat, diskon 10 persen artinya anda tetap belanja dengan 90 persen uang anda atau diskon 50 persen cashback, artinya anda tetap keluar uang sebesar 50 persen untuk barang yang belum tentu anda butuhkan.
Saran saya? Hati-hati dan bijaksanalah dalam menggunakan promo ini.