Konten dari Pengguna

Konflik Kekerasan Antar Perguruan Silat: Menghambat Perkembangan Pencak Silat

Muhammad Aidil Dzikkry
Seorang Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pelatih Pencak Silat dan Atlet Pencak Silat
5 Desember 2023 9:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Aidil Dzikkry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pencak silat. Foto: Ery Azmeer/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pencak silat. Foto: Ery Azmeer/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pencak silat merupakan bela diri tradisional Indonesia yang berakar dari budaya Melayu, dan dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia (Gunawan, 2007). Pencak silat juga sebagai bentuk olahraga dan juga sebagai bela diri yang membutuhkan kedisiplinan, dedikasi, dan penghargaan terhadap nilai-nilai etika.
ADVERTISEMENT
Pencak silat juga menjadi suatu wadah untuk pembentukan karakter dan jiwa ksatria bagi para praktisinya. Teknik gerakan pada pencak silat yang diwariskan secara turun temurun tanpa campur tangan budaya barat melambangkan kesakralan dan budaya khas Indonesia (Notosoejitno, 1997). Namun, sayangnya beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan banyak sekali fenomena yang sangat merugikan dalam dunia perguruan pencak silat, yaitu konflik kekerasan antar perguruan pencak silat.
Konflik kekerasan antar perguruan pencak silat ini, hampir selalu terjadi berulang-ulang kali dari dahulu hingga saat ini. Konflik kekerasan antar perguruan pencak silat tersebut akan menciptakan citra negatif terhadap pencak silat itu sendiri, pencak silat yang dikenal sebagai warisan budaya yang mengajarkan nilai-nilai kesopanan, kedisiplinan, dan rasa hormat menjadi tercemar.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya merusak citra pencak silat sebagai warisan budaya seni bela diri yang mulia, tetapi juga mendapatkan dampak negatif yang cukup signifikan. Dampak negatif dari konflik kekerasan antar perguruan pencak silat tersebut bukan hanya pencak silat itu sendiri yang terkena dampaknya, bahkan keselamatan masyarakat menjadi tidak aman dan terancam.
Dikhawatirkan daya minat masyarakat terhadap pencak silat dapat menurun akibat konflik antar perguruan pencak silat ini. Apabila daya minat masyarakat menurun, akan ada dampak-dampak lanjutan seperti salah satunya memudarnya pencak silat sebagai salah satu budaya Indonesia.

Dampak Konflik Antar Perguruan

Bentrok Perguruan Silat di Gresik Foto: Dok. Istimewa
Dampak dari konflik kekerasan antar perguruan pencak silat tersebut akan menciptakan citra negatif terhadap seni bela diri pencak silat itu sendiri, citra pencak silat sebagai warisan budaya yang mengajarkan nilai-nilai kesopanan, kedisiplinan, dan rasa hormat menjadi tercemar oleh tindak kekerasan yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut.
ADVERTISEMENT
Pencak silat seharusnya dikenal sebagai bentuk seni bela diri dengan gerakan yang indah serta menjunjung tinggi persaudaraan dan dihargai sebagai warisan budaya yang diakui oleh dunia. Hal tersebut dapat merugikan dan menghambat upaya untuk melestarikan dan meningkatkan prestige seni bela diri pencak silat di mata masyarakat luas.
Konflik kekerasan antar perguruan pencak silat dapat menciptakan perpecahan komunitas bela diri pencak silat itu sendiri, dan akan menimbulkan dendam dan persaingan yang terus menerus sehingga dapat merusak persatuan dan solidaritas yang seharusnya menjadi bagian integral dari komunitas seni bela diri pencak silat ini.
Solidaritas di antara pencinta pencak silat menjadi lemah dan memudar sehingga akan menghambat pertukaran maupun pengetahuan dan juga pengalaman yang seharusnya dapat memajukan seni bela diri ini. Hal ini dapat menghambat kemajuan pencak silat sebagai bentuk seni dan olahraga yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dipromosikan baik di tingkat nasional maupun internasional.
ADVERTISEMENT
Konflik kekerasan antar perguruan pencak silat juga sering kali melibatkan tempat-tempat umum serta membuat kerusakan pada fasilitas umum, seperti jalanan, taman, dan juga pusat perbelanjaan umum, dari terjadinya konflik kekerasan antar perguruan pencak silat tersebut dampaknya sangat terasa oleh masyarakat umum yang tidak terlibat secara langsung.
Masyarakat yang tidak berkaitan dengan masalah ini mereka menjadi saksi dan bahkan terkadang mereka sering kali menjadi korban dari kejadian kekacauan tersebut. Dalam kondisi ini akan menciptakan ketidakamanan di lingkungan sekitar, kejadian tersebut menyebabkan kecemasan dan kekhawatiran di masyarakat.
Bukan hanya para pelaku konflik tersebut yang berisiko mengalami luka-luka yang serius atau bahkan tewas, tetapi juga masyarakat umum yang tidak bersalah namun tanpa sengaja terlibat dalam konflik tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya konflik kekerasan antar perguruan pencak silat tersebut, masyarakat yang ingin mempelajari bela diri tersebut namun mereka menyaksikan secara langsung maupun hanya tahu melalui berita yang beredar baik di tv ataupun di media sosial tentang konflik kekerasan antar perguruan pencak silat tersebut.
Mereka akan cenderung menjadi enggan untuk ikut berlatih bersama mempelajari bela diri ini atau bahkan mereka akan menghindari bela diri ini dan lebih memilih untuk mempelajari bela diri yang lain.
Ilustrasi pencak silat. Foto: Can89/Shutterstock
Jika konflik kekerasan antar perguruan pencak silat ini akan terus menerus ada, kepercayaan masyarakat akan memudar terhadap seni bela diri pencak silat ini yang mengajarkan tentang kedisiplinan, kesopanan, dan rasa hormat serta menjunjung tinggi persaudaraan. Hal ini akan sangat menghambat sekali dalam pengembangan pencak silat tersebut baik secara nasional maupun internasional.
ADVERTISEMENT
Konflik kekerasan antar perguruan pencak silat ini tidak hanya dapat merugikan pencak silat itu sendiri sebagai warisan budaya yang berharga, melainkan keselamatan masyarakat pun akan mejadi tidak aman dan sangat membahayakan.
Oleh karena itu, penting bagi seluruh perguruan pencak silat untuk selalu menjaga nilai-nilai tradisional dan persaudaraan guna mencegah konflik tersebut agar tidak terus menerus terulang kembali dan demi menjaga integritas serta keutuhan seni bela diri ini. Para praktisi pencak silat maupun pemimpin perguruan pencak silat dan pihak yang berwenang harus bersatu untuk mengambil langkah-langkah tegas guna menyelesaikan konflik kekerasan antar perguruan pencak silat ini.
Dengan mengatasi konflik ini, solidaritas dan persaudaraan serta keharmonisan antar perguruan pencak silat akan kembali membaik, maka akan memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih aman. Dengan hanya menjaga persaudaraan dan keharmonisan antar perguruan, pencak silat akan terus berkembang dan tetap menjadi warisan budaya yang sangat bernilai tinggi bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
ADVERTISEMENT