Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Budaya Lokal dalam Pandangan Indonesiasentris
27 Juni 2022 15:40 WIB
Tulisan dari Aini Sukma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat heterogen yang menyimpan ribuan budaya yang beragam, sehingga tak heran apabila kaya akan budaya yang unik. Kebudayaan lokal yang beragam merupakan kekuatan bangsa Indonesia untuk mengenalkan budayanya ke kancah internasional. Kebudayaan lokal yang berbeda-beda dapat saling melengkapi serta tidak egois untuk menang sendiri.
Sayangnya, tidak sedikit orang yang berkata bahwa masyarakat hanya manis di lidah memuji kebudayan lokal namun tindakan yang dilakukan adalah sebaliknya, mereka bangga dengan kebudayaan asing yang sifatnya modern. Hal tersebut karena jarang dijumpai sehingga masyarakat merasa berbeda dengan manusia lain dan menganggp dirinya lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Masyarakat mulai sepakat bahwa hal ini merupakan bentuk penjajahan di era milenial karena mengizinkan budaya asing untuk masuk dalam tubuh bangsa sehingga apabila kebudayaan lokal masih lemah, maka akan tergantikan oleh kebudayaan baru. Hal ini menjadi tantangan bagi kebudayaan lokal untuk menampilkan rasa cintanya terhadap produk kebudayaan bangsa sendiri. Hal ini menjadi lebih buruk bahwa tidak sedikit orang yang kurang minat terhadap budaya lokal, seperti Kethoprak, Seni tari Jawa, serta karawitan.
Masyarakat harus di brainwash agar terkonsep Indonesiasentris. Konsep tersebut menempatkan kebudayaan lokal sebagai tokoh protagonis di dalam sebuah cerita sehingga kebudayaan akan merasa unggul daripada kebudayaan asing. Demikian sebaliknya, apabila mindset yang dibanngun Koreasentris, maka segala tindakan akan tercermin seperti kehidupan orang korea.
ADVERTISEMENT
Lebih parahnya adalah menganggap kebudayaan lokal adalah budaya kuno yang tidak terjamah peradaban dan tidak ada harapan untuk sebuah kemajuan. Hal tersebut merupakan tindakan yang salah, karena keruntuhan sebuah bangsa apabila budaya lokal dihapuskan atau secara tidak sadar ditiru atau bahkan dicuri orang asing.
Indonesia memiliki kebudayaan lokal yang sangat melimpah yang mampu mengimbangi budaya internasional. Potensi budaya lokal sebenarnya lebih unggul daripada budaya asing karena memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh orang asing. Tidak heran apabila banyak orang asing berbondong-bondong datang ke Indonesia hanya untuk menikmati dan mencari tahu budaya Indonesia, salah satunya dalah seni ketoprak.
Pentas drama tradisioanal yang diyakini berasal dari Surakarta seringkali mengundang tawa bagi para penonton bahkan wisatawan asing yang menyaksikannya. Bahkan, jika dibandingkan dengan seni drama luar negeri sangat jauh. Hal tersebut dikarenakan, selain mengundang tawa penonton, ketoprak mampu memberikan nilai-nilai kehidupan penonton sebagai modal atau pegangan hidup.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kain batik Laweyan merupakan bentuk perlawanan terhadap penjajahan. Kain batik dari Laweyan berani untuk bersaing dengan kain batik luar negeri, salah satunya adalah Cina. Bangsa asing memang menciptakan kain batik namun tak seindah kain batik buatan Indonesia. Batik dari Indonesia mampu berdiri di negeri asing, misalnya Singapura, Malaysia, Australia dan New York. Salah satu toko yang berani berdiri di negeri asing ialah Toko Batik Rumah Bebe yang berada di Singapura.
Kebudayaan lokal memang perlu diapresiasi untuk menjadi semangat agar selalu terbakar untuk mencintai kebudayaan lokal. Mudahnya teknologi dan informasi yang merambah bangsa Indonesia, seharusnya menjadikan bangsa ini dapat mengadakan evaluasi diri dan mencari hal-hal yang dapat merusak eksistensi kebudayaan lokal, bukan sebaliknya yang menjadikan manusia dapat menikmati kebudayaan asing.
ADVERTISEMENT
Dampak terbesar dari pengaruh budaya asing ialah hilangnya rasa nasionalisme dan masyarakat yang lupa akan identitas diri. Jika hal ini dibiarkan, maka kerusakan pada persatuan dan kesatuan bangsa akan tercipta. Tradisi dan kebudayaan lain mulai digalakkan dan diperkenalkan ke dunia Internasional.