Polemik Kuliah Online: Jaringan atau Percaya Diri Hilang?

Aini Sukma
Mahasiswa SV Universitas Sebelas Maret
Konten dari Pengguna
21 Juni 2022 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aini Sukma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa layak menyandang gelar "Agent of Change" artinya mahasiswa mampu membawa negeri ke tataran kondisi yang ideal dan damai sejahtera. Sebelum menginjak dunia baru yang ideal, mahasiswa harus memperkaya wawasan dan pengetahuan sebagai modal untuk membawa perubahan yang baik bagi negeri. Bangsa yang kaya wawasan dan terbuka terhadap temuan-temuan baru akan menjadi bangsa yang maju. Salah satu modal kemajuan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan yang ideal mampu memberi arah pada generasi bangsa untuk mengenal hal yang baik dan buruk bagi negerinya.
Dokumen Pribadi
Adanya wabah Covid-19 yang datang ke Indonesia membawa perubahan di segala bidang seperti ekonomi, kesehatan, pekerjaan serta khususnya pendidikan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) terpaksa harus menyesuaikan dengan kondisi bangsa yang tidak sehat. Pembelajaran berubah dari tatap muka menjadi daring atau dalam jaringan. Tidak sedikit pendidik mengalami kesulitan dalam mengadakan pembelajaran secara daring. Biasanya dilakukan di dalam kelas sehingga dosen mampu mengamati perubahan diri pada mahasiswa serta mampu mengarahkan mahasiswa menjadi pribadi yang lebih baik, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Saat mengajar secara daring dosen mengalami kesulitan karena tidak bisa melihat langsung kondisi mahasiswa ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bahkan dosen tidak bisa melihat ekspresi mahasiswa serta lingkungan belajar mahasiswa apabila mematikan kameranya. Pendidik menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri secara aktif karena kondisi yang sangat terbatas. Secara teknis pembelajaran secara daring dilakukan dengan ketentuan dosen masing-masing. Platform yang digunakan antara lain google classroom, video conference, zoom, googlemeet, maupun whatsapp group. Kondisi tersebut menjadi polemik artinya apakah pendidikan mampu sebagai modal untuk mahasiswa menyandang "agent of change".
ADVERTISEMENT
Kegiatan belajar mengajar secara daring memang menyulitkan dosen untuk mengetahui mahasiswa sudah mengerti atau sebaliknya. Seringkali yang terjadi adalah saat dosen menjelaskan materi, mahasiswa tidak merespon dengan baik bahkan saat diberi pertanyaan, mahasiswa keluar dari room meeting dengan berbagai alasan, salah satunya adalah kondisi sinyal yang mendadak hilang. Di sisi lain, mahasiswa memiliki masalah dalam dirinya sendiri, baik perasaan ketakutan atau perasaan kurang percaya diri. Perasaan tidak percaya diri memang dapat terjadi di momen-momen tertentu bahkan perasaan minder mampu menempel kepada diri manusia tanpa pilih-pilih. Rasa kurang percaya mampu menghambat mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman hidup yang penting. Selain itu, rasa kurang percaya diri membuat mahasiswa kehilangan banyak kesempatan untuk menyalurkan potensi diri yang dimilikinya bahkan lebih buruknya mahasiswa akan kecewa karena tidak bisa unjuk gigi saat perkuliahan. Hal ini memang tidak baik untuk kesehatan mental mahasiswa sehingga sangat jauh untuk dapat menyandang gelar Agent of Change.
ADVERTISEMENT
Sikap membandingkan potensi diri sendiri dengan orang lain akan menghambat mahasiswa dalam perkuliahan. Insecurities sering menempel pada diri mahasiswa karena merasa ragu dengan diri sendiri dan cemburu dengan potensi yang dimiliki orang lain. Insecure dapat lahir akibat pengalaman buruk serta cara pandang yang salah sehingga hal ini sangat menghalangi mahasiswa menjadi pribadi yang percaya diri.
Sedangkan, mahasiswa yang memiliki kejujuran yang tinggi berani mengatakan sinyal atau jaringan yang hilang. Seringkali karena hal ini telah menjadi stigma bahwa mahasiswa melakukan kebohongan karena pengalaman buruk yang pernah terjadi baik oleh dosen maupun mahasiswa lainnya. Kondisi perkuliahan mahasiswa saat di rumah memang berbeda-beda, ada yang memiliki daerah dengan sinyal yang bagus namun ada juga dengan kondisi sebaliknya. Apabila sinyal hilang maka mahasiswa perlu memberitahukan kepada dosen dengan bukti nyata yang jelas untuk mengurangi stigma bahwa mahasiswa itu suka berbohong dan dosen yang paling benar.
ADVERTISEMENT
Perasaan kurang percaya diri memang dapat dikurangi dengan membangun diri dalam berbagai hal seperti :
1. Menerima potensi yang dimiliki dan bangga terhadap pencapaian sehingga mahasiswa mampu mengerti dengan berbagai hal yang dimilikinya untuk melengkapi kekurangan orang lain.
2. Memiliki perasaan menerima secara terbuka pemikiran orang lain untuk diambil nilai positifnya bagi pembangunan pribadi diri sendiri.
3. Menikmati proses, risiko dan kesalahan karena hal tersebut dapat menjadi sarana mahasiswa untuk belajar mengenali diri sendiri atau kurangnya mahasiswa tersebut agar dilengkapi mahasiswa lainnya. Hal ini menunjukan bahwa setiap mahasiswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
4. Percaya terhadap diri sendiri karena mampu mencapai tujuan yang telah ditentukan.
5. Banyak melakukan kegiatan positif dan menyenangkan agar mengerti bahwa dalam diri mahasiswa sangat bermanfaat bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut merupakan tips untuk melatih percaya diri, sehingga mampu mengantarkan mahasiswa ke gerbang Agent of Change namun tidak dipungkiri bahwa akan membutuhkan waktu atau proses yang tidak cepat. Perubahan dalam diri memang perlu dibangun setiap hari sehingga manusia mampu memaknai arti hidup. Arti hidup bukanlah seperti "mampir ngombe" atau hanya datang untuk minum, namun bagaimana ketika manusia meninggalkan dunia, hidupnya telah bermanfaat bagi orang lain dan dapat dikenang dari masa ke masa tidak termakan waktu.