Panggilan Hati untuk Bersinergi Menghadapi Pandemi

Devira Ailen I
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2020 8:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Devira Ailen I tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pak Bagus (tengah) dan beberapa relawan saat di kantor. Foto : Dokumentasi pribadi Pak Bagus.
Ditemui di kediamannya di Dusun Kropak, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kamis (29/10), Pak Sumana atau biasa dipanggil Pak Bagus berbagi cerita selama menjalankan tugas menjadi relawan Covid. Beberapa kegiatan yang beliau lakukan bersama dengan relawan lainnya adalah penyemprotan di daerah zona merah untuk antisipasi penyebaran virus, mengedukasi warga yang belum terdampak sebagai antisipasi penularan, dan memetakan daerah untuk memprioritaskan daerah zona merah agar tidak semakin melebar.
ADVERTISEMENT
Pak Bagus sendiri tergabung dalam SAR DIY Distrik Gunungkidul. Dari penjelasan beliau, yang terlibat dalam kegiatan ini adalah seluruh relawan Gunungkidul meliputi Tagana, PMI, dan MDMC yang berada di bawah naungan BPBD Provinsi Yogyakarta. Pak Bagus juga menjelaskan ada beberapa relawan terpilih, termasuk beliau yang ikut di Bawah Kendali Operasi (BKO) dengan tugas sebagai Tim Kubur Cepat (TKC), tim pengantar pasien positif Covid ke rumah sakit, dan tim yang menjemput jenazah untuk diantarkan ke pemakaman.
Beliau menambahkan karena kematian yang tidak berbatas waktu, ketika ditelfon jam 2 pagi maka harus siap menguburkan. Penguburan jenazah tidak bisa ditunda karena harus selesai tidak boleh lebih dari 4 jam. Hal ini membuat para petugas harus siap 24 jam. Di mana pun tempat kematian di seluruh wilayah DIY, para petugas harus meluncur.
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya alasan Pak Bagus ikut menjadi relawan karena panggilan hati untuk membantu.
Selama menjalankan tugas ada banyak pengorbanan yang dilakukan Pak Bagus. Beliau mengatakan bahwa banyak pekerjaan skala kecil di rumah yang terbengkalai. Lebih baik meninggalkan pekerjaan yang bisa dilakukan lain waktu, karena tugas sebagai relawan tidak bisa ditunda. Selain itu, kekhawatiran terhadap keluarga ketika tugas di luar menurut Pak Bagus juga sebuah pengorbanan, karena sedikit banyak menganggu psikis anak dan istri. Begitu juga untuk makan, minum, dan bensin memang selalu beli sendiri tidak ada orang yang memberi.