Konten dari Pengguna

Benarkah Vaping Lebih Aman dari Mengisap Rokok Tembakau?

Aime Richard Nixon
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Bina Nusantara
10 Januari 2023 16:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aime Richard Nixon tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi - Trend Vaping yang dianggap lebih aman dibandingkan Rokok Konvensional | Sumber : http://shutterstock.7eer.net/c/426523/42119/1305 u=http%3A%2F%2Fwww.shutterstock.com%2Fpic.mhtml%3Fid%3D1265579515&sharedId=STOCKSNAP_SEARCH-NORMAL_API&subId1=/search/vape
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi - Trend Vaping yang dianggap lebih aman dibandingkan Rokok Konvensional | Sumber : http://shutterstock.7eer.net/c/426523/42119/1305 u=http%3A%2F%2Fwww.shutterstock.com%2Fpic.mhtml%3Fid%3D1265579515&sharedId=STOCKSNAP_SEARCH-NORMAL_API&subId1=/search/vape
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Writer : Aime Richard Nixon | Editor : Aime Richard Nixon
ADVERTISEMENT
Vaping yang belakangan menjadi sebuah tren yang dilakukan oleh para remaja Gen Z baik dari kalangan bawah, tengah, hingga atas merupakan suatu adiksi yang menurut mereka “Keren”karena lebih variatif dalam segi rasa jika dibandingkan dengan rokok konvensional. Vaping merupakan suatu kebiasaan yang dapat dikatakan menjadi “alternatif” bagi para pecandu rokok. Akan tetapi tren vaping yang semakin marak adanya di lingkungan remaja generasi Z tentu saja membuat generasi sebelumnya menjadi lebih resah, dikarenakan kebiasaan vaping yang dibalut dengan embel-embel “lebih aman” dibanding rokok konvensional justru menuai banyak pro dan kontra. Nah pada kesempatan kali ini, saya akan membahas semua yang perlu teman teman ketahui mengenai perbandingan antara vaping dan merokok serta membawakan sumber sumber valid.
ADVERTISEMENT
Mengenal apa itu Vape
Rokok elektrik atau yang biasa dikenal sebagai vape adalah perangkat pengantar nikotin elektronik bertenaga baterai yang menyerupai rokok. Rokok elektrik ini dirancang untuk tujuan memberikan dosis nikotin yang dihirup melalui larutan yang diuapkan ke sistem pernapasan. Rokok elektronik atau rokok elektrik tidak bebas dari racun, serta masih mengandung bahan kimia yang juga tetap berbahaya, sama seperti rokok konvensional (kretek). Hal ini pun disampaikan dalam laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa baik rokok elektronik maupun rokok konvensional sama-sama berisiko bagi kesehatan.
Asal Muasal Tren Vaping di Kalangan Gen Z
Cukup jelas bahwa remaja mudah terpengaruh, dan sumber pengaruh utama mereka termasuk keluarga dan teman-teman mereka. Sejak kemunculannya, vaping telah dikenal secara luas di antara mantan perokok atau perokok yang sudah ada, tak heran jika banyak orang dewasa telah mengembangkan kebiasaan ini.
ADVERTISEMENT
Bahkan cukup banyak remaja yang mulai mengisap uap dari perangkat vape karena pengaruh sekitarnya. Masih banyaknya anggapan bahwa mengisap vape adalah gaya hidup yang keren saat nongkrong membuat mereka semakin solid menumbuhkan kebiasaan ini.
Selain dianggap lebih keren dan makin solid saat nongkrong, alasan lain yang membuat kebiasaan vaping menjadi lebih populer adalah kemudahan menyembunyikan perangkat vape, harga vape yang tak begitu jauh dibanding rokok konvensional, dan adanya opsi vape sekali pakai.
Persentase Pengguna Vape dari Berbagai Kalangan
Satu dari sekitar lima orang dilaporkan melakukan vaping dalam sebulan terakhir, dan sekitar 70% pengguna vape di dunia merupakan pecandu rokok. Jika kita menghitung orang yang melakukan vaping, secara keseluruhan persentasenya akan meningkat sebesar 39%.
ADVERTISEMENT
Dari 59% orang yang menggunakan vape, 33% nya diduduki oleh generasi milenial yang dilaporkan menggunakan produk terkait vape dan sekitar 31% pengguna vape merupakan generasi Z. Jika kita melihat lebih jauh, satu dari sepuluh penggemar vape memulai rokok elektrik sebelum mereka berusia 18 tahun, yang merupakan usia legal untuk mendapatkan produk tersebut. Generasi Z merupakan penyumbang paling banyak angka aktivitas vaping sebelum berusia 18 tahun.
Komposisi Liquid Vape
Cairan vape atau e-juice memiliki bentuk fisik berupa cairan, dan kemasan yang biasa digunakan berupa botol kaca atau plastik, biasa disebut chubby gorilla.Kapasitasnya sendiri biasanya 30ml dalam botol kaca, 60ml, 60ml dan 100ml dalam botol Chubby Gorilla.
Berikut merupakan beberapa komposisi utama dalam produksi cairan vape:
ADVERTISEMENT
1. VG (gliserin nabati)
VG umumnya berasal dari kedelai (sayuran), tetapi beberapa produksinya juga dapat berasal dari hewan, kelapa/kelapa sawit. Menurut beberapa catatan, VG ditemukan lebih dari dua abad yang lalu dan disebabkan oleh pemanasan yang tidak disengaja dari minyak zaitun yang mengandung timbal monoksida.
2. PG (Propilen Glikol)
PG adalah jenis ketiga dari produk proses dari pengolahan propena, produk sampingan dari bahan bakar fosil (pemurnian minyak dan gas alam), yang biasa ditemukan dalam proses fermentasi. Termasuk bahan kimia tambahan makanan, PG mirip dengan alkohol.
3. Perisa/Essence
Perisa adalah salah satu komponen kunci dari komposisi cairan/jus. Fungsinya di sini adalah untuk menambah rasa pada cairan. Bahan-bahan yang digunakan umumnya sama dengan bahan dasar pembuatan kue dan diberi label food grade, artinya sangat aman.
ADVERTISEMENT
4. Nikotin/Nikotin (opsional)
Nikotin adalah opsional dalam e-juices/e-juices, apa artinya? Jadi bagian ini opsional/pilih sesuai dengan preferensi Anda.
Dampak Negatif dari Vaping
Bahaya vaping atau rokok elektrik dianggap lebih ringan dibandingkan rokok tembakau. Tapi, sebenarnya pendapat ini kurang tepat. Berbeda dengan rokok tembakau, vape memang tidak mengandung zat berbahaya yang biasa terdapat pada sebatang rokok, seperti tar dan karbon monoksida. Kendati demikian, bukan berarti vape lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Vape justru memiliki kandungan zat kimia berbahaya lain, seperti nikotin, asetaldehida, akrolein, propanal, formaldehida, logam berat, dan diasetil, yang hampir sama dengan rokok tembakau.
Berikut merupakan beberapa dampak negatif dari penggunaan vape itu sendiri.
1. Adiksi/Menyebabkan Ketagihan
Seperti rokok tembakau, rokok elektrik mengandung nikotin dan dapat menyebabkan kecanduan nikotin. Nikotin dalam rokok elektrik merangsang otak untuk melepaskan sejumlah besar hormon dopamin, menghasilkan efek adiktif.
ADVERTISEMENT
2. Membahayakan Paru-Paru
Meskipun Anda tidak menggunakan tembakau, bukan berarti vaping tidak lebih berbahaya daripada tembakau. Pasalnya, rokok elektrik masih mengandung nikotin. Nikotin dapat meningkatkan risiko radang paru-paru dan mengurangi kemampuan jaringan pelindung paru-paru untuk melindungi organ paru-paru.
3. Membahayakan Jantung
Nikotin dalam rokok elektrik tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan paru-paru, tetapi juga dapat memengaruhi jantung Anda. Ketika nikotin diserap dan masuk ke aliran darah, maka akan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon epinefrin (kelenjar adrenal). Tekanan darah dan detak jantung meningkat ketika hormon epinefrin dilepaskan.
4. Menyebabkan Gangguan pada Janin
Bagi ibu hamil, penggunaan rokok elektrik aktif atau pasif (paparan asap rokok elektrik orang lain) dapat membahayakan janin dalam kandungan. Pasalnya, paparan nikotin dan zat berbahaya lainnya saat vaping dapat memengaruhi perkembangan janin.
ADVERTISEMENT
5. Meningkatkan Risiko Terkena Kanker
Seperti rokok, vaping dapat meningkatkan risiko kanker bagi penggunanya. Bagaimana tidak, Formaldehida dalam rokok elektrik bersifat karsinogenik, sehingga merokok dalam waktu lama dapat menyebabkan munculnya sel kanker.
Jadi, apakah kita masih dapat percaya bahwa vaping lebih aman daripada merokok?