Konten dari Pengguna

Hindari Internet Trolling, Pahami Etika Berkomunikasi Daring

Ainun Nafi Nurul Fadhilah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta S1 Ilmu Komunikasi
8 Juli 2022 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ainun Nafi Nurul Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Internet Trolling. Source : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Internet Trolling. Source : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Internet memudahkan penggunanya dalam beraktivitas dan menjangkau informasi. Namun sayangnya, internet tidak selalu bersahabat dengan penggunanya, internet dapat menjadi medan paling beracun bagi publik.
ADVERTISEMENT
Trolls, kerap digambarkan sebagai monster yang memiliki sifat jahat. Bukan hanya di dunia fiksi, namun di dunia maya juga terdapat Trolls. Sesuai karakter yang digambarkan, istilah troll atau troll internet sering mengacu pada tingkah seseorang yang dengan sengaja mencoba menimbulkan masalah atau konflik dengan memposting konten dan komentar kontroversial.
Istilah internet trolling di Indonesia mungkin diartikan sama halnya dengan cyberbullying, namun sejatinya akun trolling lebih jauh berbahaya. Akun trolling bukan hanya menebar komentar yang negatif namun juga menyebarkan konten-konten rasisme, fanatisme, hingga isu-isu gender yang menyinggung.
Terkadang akun trolling bersembunyi dikata ‘berpendapat’, namun faktanya akun troll tidak sama sekali bertujuan untuk berargumen dengan sehat. Mereka merasa senang dan berhasil ketika dapat membuat emosional orang lain untuk marah-marah dan turut kesal hingga menyebarkan informasi yang tidak benar.
ADVERTISEMENT
Akun troll juga menyebarkan informasi dan berita bohong. Mereka terkadang memfitnah untuk menjatuhkan pihak lain serta mengadu domba netizen. Kasus trolling juga digunakan dalam bidang politik untuk mengganggu proses demokratis. Akun troll menabur perselisihan dan kesenjangan antar masyarakat untuk merusak reputasi calon kandidat dalam unsur politik.
Perlu kita ketahui bahwa kita dapat menjadi salah satu bagian dari trolls, dengan ketidaksadaran kita akan turut ikut berkomentar membuat kita menjadi salah satu bagian dari troll. Maka kita perlu mengetahui bagaimana etika dalam berkomunikasi dalam jaringan. Lalu bagaimana etika berkomunikasi daring ?
1. Saat berada di dunia online, manusia tidak hanya berinteraksi dengan gambar-gambar, video, dan tulisan, namun manusia tetap berinteraksi dengan manusia pada umumnya. Ingat, kita tidak bisa bertindak sesuka hati yang bisa merugikan orang lain.
ADVERTISEMENT
2. Kita perlu memahami peraturan dan kebiasaan sebelum berkomentar atau memposting sesuatu, terlebih apabila informasi tersebut hoax. Troll memiliki sikap yang jauh dari kata empati, maka entengnya mereka untuk meninggalkan komentar jahat.
3. Hargai apapun yang dilakukan orang lain yang belum kita kenal. Jangan mengklaim bahwa diri kita adalah orang yang ahli dalam bidang yang tidak kita kuasai sehingga kita merasa enteng untuk berkomentar, kita hanya perlu menjadi penengah dengan memberikan pemahaman, ukuran dokumen yang tepat, atau alternatif solusi.
4. Hargai privasi orang lain, cobalah untuk sopan dan informatif ketika menemukan sesuatu kesalahan dan sampaikanlah dengan baik.
Lalu bagaimana cara menghindari Internet Trolling?
1. Gunakan platform yang baik, dengan situs Gamifikasi yang dapat memisahkan beberapa komentar sehingga akan berakhir di utas. Cara kerjanya, akun dengan komentar buruk akan ditunjukkan dengan kepatuhan untuk berperilaku positif.
ADVERTISEMENT
2. Baca informasi dengan baik. Jangan menjadi warganet yang latah, dengan sekadar ‘ikut-ikutan’ dalam mengomentari dan menyebarkan sesuatu karna sedang ramai dibicarakan.
3. Gunakan fitur blokir atau laporkan akun terhadap akun palsu dan spam, dengan identifikasi alamat IP telah memiliki banyak akun dan menunjukkan aktivitas yang tidak biasa.
4. Mengabaikan komentar yang tak berarti atau menggunakan fitur menutup dan membatasi komentar. Akun troll tak akan berhenti untuk mencari perhatian untuk mendapatkan tanggapan negatif.
Seperti halnya ikan terjerat pancing, jangan sampai kita terpengaruh dan terprovokasi hingga emosi terhadap komentar yang tak berarti. Jauh lebih baik membiarkannya daripada hanya membuang-buang tenaga karna sebuah omong kosong belaka. Maka, saring sebelum sharing!
ADVERTISEMENT