Konten dari Pengguna

Larung Sembonyo: Budaya Maritim Pantai Prigi Trenggalek

Ainun Nasihah
Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah, Universitas Jember
15 November 2023 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ainun Nasihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Di Trenggalek terdapat sebuah tradisi maritim yang sudah mengakar dan lestari di kalangan masyarakat yaitu Larung Sembonyo. Larung Sembonyo merupakan tradisi sebagai wujud syukur dan kirim doa atas hasil laut yang tersedia di alam. Tradisi Larung Sembonyo di Pantai Prigi dilakukan secara arak-arakan massal oleh masyarakat lokal yang dimulai dari Balai Desa Tasik Madu sampai dengan Pantai Prigi, Desa Tasik Madu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
ADVERTISEMENT
Larung Sembonyo biasanya dilakukan pada hari Senin Kliwon bulan Selo menurut sistem penanggalan Jawa. Masyarakat lokal meyakini bahwa jika Larung Sembonyo ditiadakan, mereka akan mendapatkan bala' atau kesulitan, misalnya munculnya gangguan di lautan, paceklik ikan, gagal panen, dan bentuk-bentuk musibah dan bencana yang lain. Bahkan ketika ada orang meninggal karena sedang mencari ikan atau ada wisatawan yang meninggal di tempat wisata, orang setempat menghubungkannya dengan hal klenik, yaitu percaya bahwa mereka sedang diambil oleh penguasa laut selatan.
Larung Sembonyo masih berkaitan erat dengan hikayat lokal tentang asal-muasal daerah Teluk Prigi, terutama berkaitan dengan kisah tokoh yang "mbabat" daerah tersebut yaitu sosok Tumenggung Yudho Negoro. Upacara Labuh Larung Sembonyo digelar sejak keberadaan masyarakat nelayan ada namun dimulainya tradisi secara besar-besaran dilaksanakan mulai tahun 1985.
ADVERTISEMENT
Istilah "Sembonyo" sebenarnya berasal kisah (hikayat) yang berkembang. "Sembonyo" adalah sebutan untuk mempelai tiruan, yang berupa boneka, kecil yang dibuat dari bahan beras ketan. Adonan tepung ini dibentuk seperti layaknya sepasang mempelai yang sedang bersanding. Sembonyo ini didudukan di atas perahu lengkap dengan peralatan satang, yaitu alat untuk menjalankan dan mengemudikan perahu. Penggambaran mempelai tiruan yang bersanding diatas perahu ini dilengkapi pula dengan sepasang mempelai tiruan terbuat dari ares batang pisang. Ares pisang ini dihiasi dengan bunga kenanga dan melati, lecari. Karena di sana ada hikayat cerita sepasang pengantin Raden Tumenggung Yudo Negoro dengan Raden Nganten Gambar Inten, maka upacara adat ini juga dilengkapi dengan seserahan atau sesaji serta perlengkapan lain sebgaimana layaknya.
ADVERTISEMENT
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Secara garis besar prosesi upacara adat Larung Sembonyo dibagi menjadi dua tahap. Pertama adalah tahap persiapan yang meliputi malam widodaren membuat Sembonyo, kembang mayang, menyiapkan encek atau sesaji serta menyiapkan kesenian jaranan untuk pengiring dan tahap pelaksanaan.
Kedua, tahap pelaksanaan upacara Larung Sembonyo. Di tahap ini, ada arak-arakan yang berangkat dari kantor kecamatan Watulimo menuju tempat pelelangan ikan (TPI) yang telah dihiasi layaknya pesta pernikahan. Belakangan ini, kadang arak-arakan dimulai dari Balai Desa Tasikmadu dengan alasan agar arak-arakan tidak memakan jarak yang cukup jauh. Sembonyo diusung yang diringi para petugas upacara dalam formasi tertentu.
Bagian arak-arakan inilah yang menarik perhatian penonton dari berbagai penjuru tempat, termasuk luar Prigi dan luar Trenggalek. Setelah ada prosesi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Sembonyo, sesaji, dan segala pelengkapnya dilarung ke tengah laut menggunakan perahu nelayan. Aksi melarung Sembonyo ini juga jadi pemandangan menarik. Selain bisa dilihat dari pinggir pantai (dermaga), juga bisa dilihat dengan menggunakan perahu. Sebab sajian yang dilarung sampai di laut akan jadi rebutan penonton yang naik perahu ini, baik ayam ingkung ataupun buah-buahan. Masyarakat setempat percaya, apabila dapat mendapatkan bagian dari sajian itu, akan mendapatkan rejeki.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Acara labuh laut, selain Sembonyo di Pantai Prigi juga dilakukan di pantai lain seperti di Pantai Karanggongso, Pantai Damas, dan lain-lain. Upacara adat atau upacara tradisional lainnya tempat pelaksananaannya didesa Tasik madu, Prigi, Margomulyo, Karanggandu, dan Karanggongso itu disebut dengan berbagai istilah sedekah laut, larung sembonyo, upacara adat sembonyo, mbucal sembonyo, bersih laut.
ADVERTISEMENT