Konten dari Pengguna

Nilai Filosofis Dalang dalam Pertunjukan Wayang

Ainun Nisa Apriliani
Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia di Universitas Pamulang (UNPAM)
11 Desember 2023 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ainun Nisa Apriliani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertunjukan wayang kulit di Museum Wayang Kota Tua Jakarta. Dokumen pribadi milik penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan wayang kulit di Museum Wayang Kota Tua Jakarta. Dokumen pribadi milik penulis.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Unsur-unsur dalam pertunjukan wayang terbagi menjadi 2, yaitu unsur benda dan unsur manusia. Unsur benda pada pertunjukan wayang seperti wayang, kotak wayang, keprak, gebog, gamelan, dan masih banyak lagi. Sedangkan unsur manusia pada pertunjukan wayang adalah dalang, penyimping, waranggana, dan niyaga. Semua unsur dalam pertunjukan wayang bersifat penting karena semua hal yang ada di pertunjukan wayang memiliki perannya masing-masing. Dalang merupakan salah satu unsur pertunjukan wayang yang paling penting karena dalang merupakan pusat dari pertunjukan wayang. Sebagaimana yang dikemukakan Wiyono (2021), kisah pewayangan tentu saja tidak dapat dipisahkan dari peran seorang dalang. Dalang berperan sebagai aktor utama dalam setiap kisah pewayangan, sebab layaknya seorang sutradara dalang memiliki peran penting untuk menentukan alur atau jalannya cerita wayang. Dalang diibaratkan sebagai sutradara pertunjukan yang mengatur segala unsur-unsur dalam pewayangan dengan tujuan pertunjukan bisa berjalan dengan sukses.
Pertunjukan wayang kulit di Museum Wayang Kota Tua Jakarta. Dokumen pribadi milik penulis.
Pertunjukan wayang dapat mencerminkan nilai-nilai filosofis yang mendalam. Salah satunya nilai filosofis dalang dalam pertunjukan wayang. Dalang membutuhkan kemampuan khusus karena dalam pertunjukan wayang, dalang harus melakukan peran sebagai narator, penentu alur cerita, pemeran utama, melakukan musikalisasi, serta memimpin pertunjukan. Nilai filosofis dalang dalam peran-peran tersebut mencerminkan seseorang yang harus melakukan segala hal dan menjadi pemimpin yang harus mengatur pertunjukan dengan lakon-lakon yang memuat filosofi kehidupan untuk memberikan pengalaman yang memperkaya spiritual dan intelektual kepada penonton yang hadir pada pertunjukan. Dalang juga dianggap sebagai sosok pengajar yang baik atau pandai memberikan pelajaran karena dirinya mengatur cerita dengan pesan moral didalamnya. Hal ini diperkuat oleh penelitian pada tahun 2020 yang berjudul Pagelaran Wayang Kulit sebagai Sarana Pembentukan Karakter Bangsa. Hasil pada penelitian yang dilakukan Nurhayati dan Suroto adalah, dalang memiliki peran menyampaikan pesan filosofis atau “piwulang” ajaran mengenai kebaikan dan kebenaran pada kehidupan manusia. Dalang memiliki peran penting menyiapkan naskah cerita yang bersifat inovatif sesuai kondisi dan kebutuhan cerita, namun tetap memiliki edukasi dan pengenalan budaya tanpa mengabaikan tuntutan masyarakat akan hiburan.
ADVERTISEMENT
Tanpa dalang pertunjukan wayang tidak akan terlaksana, karena dalanglah kunci dari pertunjukan wayang. Dalang mengajarkan para penontonnya pelajaran spiritual dan intelektual dari cerita-cerita pewayangan. Dari nilai filosofis dalang di atas dapat kita terapkan pada diri kita masing-masing bahwa menjadi pemimpin butuh kemampuan khusus, seorang pemimpin tidak hanya mengatur satu atau dua hal tetapi semua hal dari unsur-unsur yang ada. Cerminan sikap pemimpin juga berpengaruh karena menjadi pusat bagi orang-orang yang dipimpinnya.