Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Rayakan Disabilitas Melalui UMKM: Menginspirasi, Berdaya, dan Berbagi Nilai
14 November 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aisha Inggardini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, komunitas difabel terus memperjuangkan hak dan kesetaraan di berbagai bidang, termasuk ekonomi. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kini menjadi pintu gerbang bagi banyak individu, termasuk penyandang disabilitas, untuk berdaya secara mandiri dan berkontribusi dalam ekonomi lokal. Social entrepreneurship hadir sebagai wadah yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga memberikan dampak sosial, terutama dalam memberdayakan kaum difabel melalui bisnis yang inklusif.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyata dari model social entrepreneurship ini adalah PT Sagata Sukses Bersama, sebuah perusahaan kreatif berbasis di Yogyakarta yang berkolaborasi dengan perajin lokal, termasuk para perajin difabel. Melalui produk-produk yang mereka hasilkan, perusahaan ini tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan bagi para perajin disabilitas, tetapi juga mengangkat nilai-nilai sosial, inklusif, dan keberlanjutan.
Mengapa Social Entrepreneurship?
Banyak penyandang disabilitas di Indonesia menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan di sektor formal. Namun, dengan adanya social entrepreneurship, mereka memiliki kesempatan untuk terlibat dalam dunia bisnis dengan fokus pada keberlanjutan ekonomi dan dampak sosial. Social entrepreneurship mendorong kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam menciptakan lingkungan yang inklusif. Melalui UMKM, para difabel dapat menunjukkan kemampuan dan kreativitas mereka tanpa batasan.
ADVERTISEMENT
Peran UMKM dalam Mendorong Kemandirian Ekonomi Kaum Difabel
UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam memberdayakan kelompok yang sering kali termarjinalkan. UMKM tidak hanya membuka kesempatan kerja tetapi juga membangun rasa percaya diri dan harga diri para pelakunya. Dalam usaha kreatif, misalnya, para perajin difabel dapat membuat produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi dan menggambarkan keunikan budaya lokal. Dengan bantuan social entrepreneur, mereka tidak hanya berdaya secara ekonomi tetapi juga mendapat dukungan untuk mengembangkan skill dan jaringan pasar yang lebih luas.
PT Sagata Sukses Bersama, misalnya, membantu para perajin difabel dalam meningkatkan keterampilan mereka melalui pelatihan, serta membantu pemasaran produk hingga ke pasar internasional. Produk-produk Sagata yang bersifat ramah lingkungan dan berbahan alami, seperti NatuReal, tote bag dengan bahan alami, menjadi contoh bagaimana bisnis dapat tetap ramah lingkungan sambil berkontribusi pada ekonomi inklusif.
ADVERTISEMENT
Dampak Positif dari Social Entrepreneurship dalam UMKM
Social entrepreneurship dalam UMKM memberikan manfaat lebih dari sekadar keuntungan ekonomi. Para pelaku UMKM dapat menginspirasi komunitasnya dan mengajarkan nilai-nilai empati, gotong royong, dan solidaritas. Selain itu, masyarakat umum yang membeli produk-produk dari usaha berbasis social entrepreneurship juga turut mendukung perekonomian inklusif, menciptakan rantai dampak positif yang lebih luas.
Bagaimana Kita Dapat Mendukung Social Entrepreneurship Kaum Difabel?
ADVERTISEMENT
Mari kita rayakan potensi tanpa batas ini dengan mendukung UMKM berbasis social entrepreneurship yang inklusif, demi masa depan yang lebih adil dan berkesinambungan untuk semua.