"Si Paling Sibuk" Saat Lebaran

Aisyah Putri
Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran
Konten dari Pengguna
15 April 2024 9:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Seorang ibu sedang membeli bahan makanan di pasar menjelang lebaran.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Seorang ibu sedang membeli bahan makanan di pasar menjelang lebaran.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Idulfitri atau lebaran merupakan hari raya bagi seluruh umat muslim di dunia. Perayaan yang hanya dilakukan sekali selama setahun ini, membuat banyak hal harus dilakukan untuk menyambut hari kemenangan tersebut. Di Indonesia sendiri, lebaran identik dengan berbagai kemeriahannya, seperti makanan khas lebaran, baju-baju terbaru yang sedang tren di kalangan masyarakat, sampai acara kumpul keluarga dari berbagai daerah atau mudik ke kampung halaman.
ADVERTISEMENT
Kemeriahan lebaran tentu saja tidak dapat dilakukan secara tiba-tiba tanpa adanya persiapan. Biasanya, masyarakat Indonesia sudah mulai bersiap menyambut Idulfitri sejak 7 hari sebelumnya. Mulai dari mempersiapkan pakaian yang akan digunakan, masakan yang akan disajikan, sampai merapikan rumah untuk menyambut para tamu yang akan berdatangan. Persiapan tersebut hampir selalu diinisiasi oleh salah satu anggota keluarga, yakni para ibu yang akan memegang kendali penuh dalam persiapan sampai hari lebaran tiba. Para Ibu akan mulai sibuk untuk mengurus segala macam hal yang berkaitan dengan lebaran, apalagi saat Idulfitri semakin dekat.
Wis, ibu dari 3 orang anak mengatakan bahwa setiap tahun dirinya selalu mempersiapkan segala hal untuk lebaran, seperti makanan bagi keluarga dan tamu saat h-1 lebaran.
ADVERTISEMENT
“Kalo saya biasanya sudah mulai masak makanan buat keluarga dan tamu dari h-1 agar tetap bisa tahan sampai keesokan harinya.” Ujar Wis.
Meskipun disibukkan dengan berbagai hal menjelang lebaran, Wis tetap merasa bahagia saat melakukan hal tersebut apalagi saat anak-anaknya memuji makanan yang ia buat. Rasa lelah pun seakan-akan langsung pudar saat hal itu terjadi.
Persiapan lebaran tidak hanya selesai begitu saja saat hari raya berlangsung. Para ibu tetap harus menyisakan tenaga untuk menyambut tamu yang akan berdatangan ke rumah mereka untuk bersilaturahmi dalam perayaan satu tahun sekali itu. Agar para tamu bisa dengan nyaman berkunjung, para Ibu tentu harus mempersiapkan kebersihan dan kerapihan rumah mereka.
“Pokoknya Ibu-ibu repot lah. Kita juga harus bersih-bersih rumah terus nyiapin kue-kue untuk para tamu.” Tambah Wis.
ADVERTISEMENT
Mengaminkan pernyataan Wis, Sum yang juga seorang ibu dari 3 orang anak dan nenek dari cucu semata wayangnya juga mengatakan bahwa banyak hal yang mesti ia lakukan menjelang lebaran.
“Sebelum lebaran juga kita harus beli baju baru buat keluarga, tetap harus ke pasar meskipun sedang berpuasa.” Ujar Sum.
Walaupun sibuk dan lelah, Sum mengaku tetap senang saat mempersiapkan lebaran karena artinya ia akan berkumpul dan berbincang dengan saudara-saudara yang hanya bisa ia temui setahun sekali. Berbincang dengan saudara-saudaranya dapat mengembalikan segala tenaga ia gunakan untuk mempersiapkan kebutuhan keluarga dan rumahnya saat lebaran.
Kebiasaan para ibu di Indonesia untuk menginisiasi segala hal dalam mempersiapkan lebaran bagi keluarga mereka merupakan hal turun-temurun yang terus berlanjut hingga saat ini. Seorang ibu seakan dituntut untuk selalu siap menjadi manusia paling sibuk, baik saat menjelang maupun saat lebaran sedang berlangsung. Kesibukan tersebut bahkan tidak jarang memicu adanya perselisihan antar keluarga, apalagi saat menjelang pelaksanaan solat Idulfitri. Sum juga mengakui hal tersebut suka terjadi di keluarganya saat di waktu pagi hari lebaran.
ADVERTISEMENT
Terkadang, anak-anaknya sulit untuk dibangunkan saat akan solat Idulfitri dan membuat emosinya berubah. Namun, karena kesadaran akan pentingnya tugas yang ia jalani saat mempersiapkan lebaran, ia tetap menjalankan tugas tersebut dengan ikhlas dan bersemangat.
“Tentunya peran kita sangat penting dalam hal ini, karena siapa lagi kan yang mau mempersiapkan itu semua kalo bukan para ibu? Sudah tanggung jawab kami sebagai ibu untuk menjalani persiapan lebaran meskipun tentu saja melelahkan.” Tambah Sum.
Pentingnya tugas seorang ibu dalam mempersiapkan lebaran bagi keluarganya sangat berpengaruh terhadap kegiatan lebaran yang akan dilakukan oleh keluarga tersebut. Bahkan, jika ditanya apakah anggota keluarga lain bisa melakukan tugas yang dilakukan para Ibu saat lebaran, banyak orang mengaku tidak akan sekuat para Ibu.
ADVERTISEMENT
Iqbal, anak kedua dari tiga bersaudara mengakui hal tersebut. Ia mengatakan tidak akan sanggup melakukan hal yang sama dengan Ibunya saat menjelang lebaran. Para Ibu diharuskan multitasking dengan mengurusi banyak hal dalam satu waktu dan membuatnya merasa para Ibu adalah orang-orang hebat yang tidak bisa ditandingi kekuatannya saat hari raya Idulfitri berlangsung.
“Pasti melelahkan sekali untuk mengurusi banyak hal dalam waktu singkat seperti itu, jujur aku sih tidak akan sanggup jika harus melakukan tugas para ibu saat lebaran.” Jelas Iqbal.
Kehangatan suasana lebaran tentu tidak terlepas dari semua persiapan yang sudah dilakukan oleh para ibu. Berbagai hidangan serta percakapan yang terus berlangsung saat silaturahmi membuat kehangatan itu akan selalu dinantikan setiap tahunnya. Iqbal juga menambahkan, jika tidak ada Ibu pasti suasana lebaran akan berbeda. Tidak akan ramai, karena tidak ada yang berinisiatif mengajak berkunjung ke berbagai tempat, tidak ada yang menyiapkan segala macam makanan enak, hal tersebut akan membuat lebaran terasa kosong.
ADVERTISEMENT
“Kalo boleh berharap, aku ingin Ibu tuh selalu ada apalagi saat momen lebaran seperti saat ini. Karena para Ibu lah yang membuat lebaran terasa begitu menyenangkan dan hangat setiap tahunnya.” Tutur Iqbal.
Peran seorang ibu dalam mempersiapkan lebaran dapat menjadi salah satu hal penting yang sangat berpengaruh, apalagi bagi para keluarga. Semangat yang mereka bawa selama mempersiapkan lebaran tentu perlu dihargai sebaik-baiknya setelah mereka mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan pikiran agar keluarga dapat berkumpul dan menikmati “kemenangan” sesungguhnya saat hari raya Idulfitri.