Konten dari Pengguna

Peran Etika dalam Membentuk Integritas Advokat di Indonesia

Aisha Amanda Salsabila
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
26 Oktober 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisha Amanda Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: IStock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: IStock
ADVERTISEMENT
Advokat sebagai salah satu profesi di bidang hukum memiliki tanggung jawab yang besar dalam penegakan keadilan. Sebagai penegak hukum yang mandiri, advokat dituntut tidak hanya berkompetensi dalam bidang hukum, tetapi juga memiliki integritas yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Integritas ini tidak hanya terbentuk melalui pengetahuan hukum semata, melainkan juga melalui penerapan prinsip-prinsip etika dalam setiap tindakan profesionalnya. Dalam konteks profesi advokat di Indonesia, etika menjadi landasan moral yang mengarahkan advokat untuk selalu bertindak sesuai dengan hukum, keadilan, dan kepentingan masyarakat.
Kode Etik Advokat Indonesia yang diatur oleh Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) merupakan instrumen penting dalam membimbing perilaku advokat. Namun, penerapan kode etik ini sering kali menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi integritas advokat. Oleh karena itu, penting untuk meninjau kembali peran etika dalam membentuk integritas advokat di Indonesia, serta bagaimana kode etik tersebut diterapkan dalam praktik sehari-hari.

Definisi Etika dan Integritas dalam Profesi Advokat

Ilustrasi mengajukan gugatan hukum. Foto: Proxima Studio/Shutterstock
Etika adalah seperangkat prinsip moral yang mengatur perilaku seseorang atau kelompok dalam kehidupan profesional. Dalam profesi advokat, etika berfungsi sebagai panduan untuk memastikan bahwa setiap tindakan advokat didasarkan pada standar moral yang tinggi, bukan hanya pada kepatuhan terhadap peraturan hukum. Etika menekankan pentingnya kejujuran, keadilan, serta rasa hormat terhadap hak-hak klien, pengadilan, dan masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Integritas, di sisi lain, merupakan kesatuan antara tindakan dan nilai-nilai moral yang dijunjung seseorang. Advokat yang berintegritas adalah advokat yang konsisten mempraktikkan prinsip-prinsip etika dan hukum tanpa kompromi terhadap keuntungan pribadi atau tekanan eksternal. Integritas adalah komponen penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap profesi hukum, terutama dalam hal advokat yang memegang posisi sebagai pengacara dan penegak keadilan yang sering berhadapan dengan dilema etis.

Peran Kode Etik dalam Profesi Advokat

Ilustrasi robot pengacara hukum. Foto: Shutterstock
Kode Etik Advokat adalah hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang selain menjamin dan melindungi namun juga membebankan kewajiban kepada setiap advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara, atau masyarakat, dan terutama kepada dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kode Etik Advokat adalah pedoman dasar yang harus diikuti oleh setiap advokat dalam menjalankan profesinya. Kode etik ini tidak hanya mengatur perilaku advokat dalam berbicara di pengadilan, tetapi juga mencakup hubungan advokat dengan klien, rekan sejawat, serta pengadilan. Beberapa prinsip utama yang terkandung dalam kode etik advokat antara lain:
Pembentukan kode etik memiliki tujuan tersendiri, yaitu sebagai sarana kontrol sosial agar dapat mencegah kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antar sesama anggota kelompok profesi atau antara kelompok profesi dan masyarakat, sebagai pencegah campur tangan pihak lain dalam menentukan bagaimana seharusnya anggota kelompok profesi melaksanakan kewajiban profesionalnya, juga sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik.
ADVERTISEMENT
Peran kode etik dalam membentuk integritas advokat sangat signifikan. Kode etik memberikan batasan-batasan yang jelas bagi advokat agar tetap berada dalam jalur profesionalisme yang etis. Ketika advokat mengikuti kode etik ini dengan sungguh-sungguh, mereka akan mampu menjaga integritas pribadi dan institusi tempat mereka bekerja.
Ilustrasi sidang di Pengadilan Tipikor. Foto: Soejono Eben/kumparan

Tantangan dalam Penerapan Etika di Indonesia dan Proses Penyelesaiannya

Meski peran kode etik sangat penting dalam menjaga integritas advokat, penerapannya tidak selalu mudah. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam praktik sehari-hari, antara lain:
ADVERTISEMENT
Proses penyelesaian pelanggaran kode etik advokat di PERADI dilakukan secara sistematis dan ketat untuk menjaga integritas profesi. Ketika ada dugaan pelanggaran kode etik, kasus tersebut pertama-tama dilaporkan ke Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PERADI setempat. DKD bertugas untuk memeriksa kasus ini dan mengeluarkan keputusan pertama. Jika pihak yang terlibat tidak puas dengan putusan DKD, mereka dapat mengajukan banding ke Dewan Kehormatan Pusat (DKP) PERADI, yang akan memberikan putusan final dan mengikat.
Contohnya, dalam kasus dugaan pelanggaran yang melibatkan seorang advokat terkenal, DKD semula memutuskan bahwa tidak ada pelanggaran yang terjadi. Namun, putusan ini kemudian dibatalkan oleh DKP, yang akhirnya memutuskan bahwa advokat tersebut terbukti melanggar kode etik, yang berakibat pada pemberhentian sementara dari profesinya. Proses ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat oleh lembaga yang terpisah untuk menegakkan kode etik dan menjaga kepercayaan publik terhadap profesi advokat.
ADVERTISEMENT

Dampak Pelanggaran Etika terhadap Integritas Advokat

Pelanggaran terhadap kode etik memiliki dampak yang sangat serius terhadap integritas advokat. Advokat yang melanggar kode etik tidak hanya kehilangan kepercayaan dari klien, tetapi juga dari rekan sejawat, pengadilan, dan masyarakat umum. Lebih jauh lagi, pelanggaran tersebut dapat menyebabkan advokat dikenakan sanksi oleh Dewan Kehormatan Advokat, termasuk pencabutan izin praktik.
Selain itu, pelanggaran etika oleh advokat juga berdampak pada rusaknya citra profesi hukum secara keseluruhan. Masyarakat akan melihat advokat sebagai profesi yang tidak lagi memperjuangkan keadilan, melainkan hanya mencari keuntungan pribadi. Ketika kepercayaan masyarakat terhadap profesi advokat berkurang, hal ini juga akan mempengaruhi keberlanjutan sistem hukum itu sendiri.

Solusi untuk Meningkatkan Penerapan Etika dalam Profesi Advokat

Untuk menjaga dan meningkatkan integritas advokat, diperlukan beberapa langkah yang harus diambil oleh organisasi profesi advokat maupun lembaga hukum lainnya di Indonesia:
ADVERTISEMENT
Etika memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk integritas advokat di Indonesia. Melalui penerapan kode etik yang kuat, advokat dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. Meski ada tantangan dalam penerapan etika, upaya untuk memperkuat pendidikan etika, meningkatkan pengawasan, dan membangun kesadaran masyarakat merupakan langkah-langkah penting untuk menjaga integritas profesi advokat di Indonesia. Pada akhirnya, integritas advokat bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif dari seluruh komponen dalam sistem hukum, termasuk organisasi profesi, lembaga pengadilan, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT