Konten dari Pengguna

Sambiloto: Pahit tapi Berkhasiat, Herbal Pilihan untuk Kesehatan

Siti Aisyah Maulida
Mahasiswi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16 Juni 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Aisyah Maulida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah anda melihat tanaman sambiloto? dimanakah anda menemukannya? Jika iya, mungkin saja kalian pernah tidak sengaja melihatnya secara sekilas pada halaman rumah-rumah ataupun pada pinggiran sawah, kebun maupun hutan. Atau mungkin anda asing mendengar nama tanaman ini?
Sumber: Gambar Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Gambar Pribadi

Mengenal Tanaman Sambiloto

ADVERTISEMENT
Andrographis paniculata atau dikenal dengan sebutan “raja pahit” merupakan salah satu jenis obat tradisional yang rasanya pahit dan memiliki banyak khasiat. Sebagai tanaman budidaya atau tumbuh liar di sekitar sawah atau hutan, tanaman ini biasanya banyak dijumpai di rumah-rumah.
Tanaman ini juga termasuk dalam keluarga Acanthaceae. Tanaman sambiloto tersedia di daerah tropis Asia. Habitat sambiloto ini terletak di daerah yang gersang, berbatu, dan rawan gempa. Menurut Ratnani (2012), tanaman ini juga dapat tumbuh dan berkembang di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan kondisi iklim yang sangat bervariasi.
Warna tanaman ini coklat kekuningan. Merupakan obat tradisional yang berasal dari pengobatan herbal atau keluarga sebagai pengganti pengobatan infeksi virus dan dapat digunakan oleh masyarakat umum. Selain itu, tanaman ini juga banyak dikenal oleh kalangan pecinta herbal.
ADVERTISEMENT
Flavonoid, asam fenolat, androgrofolid merupakan beberapa bahan aktif dalam sambiloto ini. Di antara bahan aktif tersebut, androgrofolid memiliki sifat anti inflamasi, anti oksidan, dan anti mikroba. Senyawa androgrofolid terbukti mempunyai kemampuan merangsang sistem kekebalan tubuh. Suplemen anti inflamasi ini juga dapat membantu mengurangi peradangan usus.
Tanaman sambiloto juga dapat digunakan sebagai obat anti diabetes, anti malaria, anti kanker, anti tekanan darah, anti dire, dan anti panas. Menurut jurnal Alkandahri (2018), sel darah putih dan androgrofolid yang terdapat pada tanaman sambiloto ini mungkin dapat meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap bakteri atau patogen lainnya.
Tanaman ini dapat dipergunakan berbagai manfaat, seperti dibuat teh, dibuat jus, digunakan untuk obat luar dan digunakan untuk ekstrak atau tincture.
ADVERTISEMENT
Tanaman sambiloto dapat dikonsumsi oleh khalayak umum, akan tetapi ada beberapa kondisi tertentu yang tidak memperbolehkannya untuk mengkonsumsi tanaman ini, seperti pada kondisi hamil atau menyusui, penderita autoimun, gangguan pembekuan darah dan alergi.
Perlu diketahui juga bahwa, pengkonsumsian tanaman sambiloto memiliki efek samping yakni, gangguan pada pencernaan seperti mual, muntah, diare atau sakit perut, alergi, tekanan darah rendah serta pendarahan. Pendarahan ini terjadi karena sambiloto dapat memperlambat pembekuan darah sehingga terdapat resiko peningkatan pada pendarahan.
Selain tanaman alami yang digunakan sebagai pengobatan, tanaman sambiloto juga sudah berkembang diekstrak menjadi berbagai macam jenisnya. Seiring perkembangan teknologi, tanaman sambiloto juga dapat di produksi menjadi kapsul, suplemen dan obat. Obat-obatan ini juga dapat di temukan di klinik-klinik maupun e-commerce.
ADVERTISEMENT
Penting juga untuk mempertimbangkan kualitas teh ini, karena jika ingin menggunakannya dengan ramah, sebaiknya perlu di cek bagian daunnya, jangan sampai layu ataupun kering. Daunnya juga harus berwarna segar dan tidak berbau busuk. Kemudian, dapat di simpan dalam plastik berlubang dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin es untuk hasil yang maksimal.
Setelah dibeli dalam bentuk kapsul dapat disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung. Jangan pernah ragu untuk memeriksa dan menyesuaikan ukuran produk.
Referensi
Alkandahri, M. Y., Subarnas, A., dan Berbudi, A. (2018). Aktivitas Immunomodulator Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata nees). Farmaka, 16(3), 16-21.
Ratnani, R. D., Hartati, I., & Kurniasari, L. (2012). Potensi Produksi Andrographolide dari Sambiloto (Andrographis paniculata nees) melalui Ekstraksi Hidrotropi. Momentum, 8(1), 6-10.
ADVERTISEMENT