Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Keterkaitan Sastra Terhadap Kehidupan
5 Desember 2021 22:27 WIB
Tulisan dari Aisyah amini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
“Belajar sastra? Seberapa penting?” Penting dong, sastra mengungkapkan banyak hal mengenai kehidupan ini, pembelajaran sastra bertujuan untuk mengembangkan pikiran, wawasan, kreativitas, dan sikap kritis kita dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada. Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dapat mengungkapkan berbagai hal melalui media bahasa. Lahirnya sebuah karya sastra karena adanya ‘sesuatu’ dari dalam masyarakat. Teeuw (1983) menyebutkan bahwa sastra tidak lahir dari sebuah kekosongan budaya. Berbicara soal budaya, terdapat banyak sekali definisi mengenai kebudayaan. Definisi yang paling luas berasal dari E.B. Tylor (Sardar dan Loon, 1997: 4) yang dikemukakan dalam bukunya dengan judul Primitive Culture tahun 1871. Menurut Taylor, kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain.
ADVERTISEMENT
Pesan yang ada didalam karya sastra dapat dijadikan nasihat dan menyadarkan kita sebagai penikmat dapat mendapatkan inside baru untuk menjalankan kehidupan lebih baik lagi. Hal ini menunjukkan bahwa karya sastra merupakan refleksi atau cermin dari masyarakat. Dengan demikian, belajar, membaca, dan memahami sastra akan menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang budaya. Dalam konteks ini, terdapat tiga pendekatan menarik dalam eksplorasi sastra yang perlu diketahui, diantaranya:
1. Pentingnya hereditas dan lingkungan penulis. Dalam hal ini, pentingnya hereditas dan lingkungan dapat membantu menjelaskan sikap dan opini sosial yang muncul dalam karya sastra.
2. Dunia yang dihadirkan dalam karya itu sendiri. Bagaimana dunia fiktif atau dunia puitis mencerminkan dunia diluar sastra. Dunia pengarang yang dihadirkan dalam sastra dapat menumbuhkan sisi kemanusiaan yang akan berpengaruh terhadap perilaku manusia dengan sikap beradab peduli sesama.
ADVERTISEMENT
3. Apa pengaruh sastra tersebut bagi pembacanya, bagaimana karya sastra ini diterima secara kritis oleh masyarakat, dan kajian ini dikenal sebagai resepsi sastra. Pada kajian ini, para kritikus tertarik tentang bagaimana pembaca menanggapi suatu karya sastra pada periode yang berbeda-beda.
Itulah beberapa pendekatan menarik yang dapat kita ketahui dalam mengeksplorasi sastra. Sastra maupun budaya memiliki hubungan satu sama lain, mereka memiliki hubungan timbal balik. Karya sastra merupakan interpretasi evaluatif yang dilakukan sastrawan terhadap kehidupan yang kemudian di aktualisasikan melalui medium bahasa. Didalam sastra ditawarkan nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan yang mengarahkan dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Karya seni (sastra) yang baik bukanlah suatu formula, rumus, atau jurus kehidupan, melainkan merupakan model-model kreatif tentang kemanusiaan yang akan menyarankan berbagai kemungkinan yang berhubungan dengan moral, psikologi, dan masalah-masalah sosial budaya. Kemampuan untuk mengidentifikasi pola perubahan, kemampuan untuk mendeskripsikan kecenderungan, dan kemampuan untuk menyusun program penyesuaian diri merupakan tiga tuntutan utama dalam mengembangkan pembelajaran sastra. Kebudayaan tidak hanya tergambar melalui artefak dan aktivitas masyarakat, namun, meliputi karya sastra yang telah dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Sastra dan budaya diumpamakan seperti dua sisi mata uang yang saling berkaitan karena sastra lahir sebagai reaksi yang dipengaruhi oleh budaya. Salah satu karya sastra yang mencerminkan budaya yakni prinsip adat berupa pantun adat bagi masyarakat pemakainya. Pantun ini sering terdengar pada upacara-upacara pemangku adat.
Salah satu yang dilakukan masyarakat Indonesia pada masa lalu untuk bisa memperkenalkan budaya yang ada di tempatnya adalah dengan tulisan. Tulisan biasanya berbentuk sebuah cerita, yang biasa disebut roman pada masa itu. Pada masa penjajahan, telah banyak karya yang lahir dari tangan-tangan para sastrawan yang berusaha menceritakan budaya yang ada di tempat tinggal mereka. Sastrawan hendaknya menciptakan sebuah karya yang kreatif yang bisa memecahkan problema yang ada di masyarakat, baik sosial, budaya, agama, politik, maupun ekonomi karena, sebuah karya dihasilkan dari konsep daya pikir pengarangnya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia banyak sekali keberagaman budaya yang dimiliki, kekayaan dari tiap-tiap daerah di Indonesia dijadikan inspirasi oleh seniman untuk berkarya. Tidak sedikit pengarang Indonesia menjadikan suatu daerah dengan latar budaya tertentu sebagai sumber ilham dalam karya-karya mereka. Dan sebuah daerah bukan hanya menjadi lokasi saja dimana kisah itu terjadi, namun juga turut mewarnai keseluruhan cerita serta menghadirkan warna lokal yang mewarnai khazanah susastra Indonesia. Kekuatan penulis sangat penting dalam mengeksplorasi data, kemudian membawa data itu kedalam karya sastra yang berpegang pada estetika sastra.
Sastra dan kemanusiaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, pada prinsipnya sastra itu berbicara tentang kemanusiaan. Karya sastra merupakan produk yang dipengaruhi oleh waktu, tempat, budaya, individu, dan lain-lain. Karakter unik sebuah karya seni dapat dilihat dari ras atau budaya, lingkungan seniman, dan moment. Kekuatan itu bersatu dan menciptakan individu yang unik.
ADVERTISEMENT
Pemahaman terkait karya sastra kali ini, menjadi awal yang baik untuk memulai eksplorasi sastra dan dapat menjadi sarana yang valid untuk memperluas pengetahuan terkait budaya dan pesona yang ada di Indonesia.
Tinjauan Pustaka
Fizriyani, Wirda, 2018. Peranan Sastra Indonesia dalam Membangun Keragaman Budaya Perspektif Sejarah. Vol.1, No.1. Diakses pada 7 Oktober 2021.
Zulfadhli, 2005. Reinterpretasi Karya Sastra Sebagai Upaya Peningkatan Pembelajaran di Sekolah. Diakses pada 7 Oktober 2021.