Konten dari Pengguna

Mengupas Tema dan Makna dalam Puisi "Tiga Lembar Kartu Pos" Karya Sapardi Joko D

Aisyah Aziszah Amantri
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
24 Juli 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Aziszah Amantri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi kartu pos dari pexels.com
Puisi Tiga Lembar Kartu Pos pada buku Hujan Bulan Juni ditulis oleh Sapardi Joko Damono pada tahun 1975. Puisi ini memiliki tema mengenai spiritual, mengandung nilai religius yang dicampuri dengan nilai-nilai perjuangan kehidupan. Puisi ini menampilkan kerinduan sebagai suatu kecenderungan yang mendalam dan meluas. Kerinduan merupakan bagian dari keberadaan manusia yang patut diakui dan dihargai sebagai salah satu ciri pengalaman kita yang mendalam. Kartu pos menjadi simbol komunikasi yang mengikat dalam puisi ini. Meskipun sederhana, kartu pos menyampaikan pesan yang mendalam.
ADVERTISEMENT
"Suratmu dulu itu entah dimana, tidak di antara bintang-bintang, tidak di celah awan, tidak di sela-sela sayap malaikat." Kartu pos disini menjelaskan bahwa sikap yang seharusnya dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya yaitu berdoa dengan digambarkan sebagai “surat” sebagai metode komunikasinya.
"Mungkin Aku keliru, mungkin selama ini kau tak pernah merasa memelihara hubungan dengan-Ku, tak pernah ingat akan percakapan Kita yang panjang perihal topeng yang tergantung di dinding itu." "Topeng" di sini berarti kecurigaan atau kebenaran yang tersembunyi. Ini merupakan cara penulis menyampaikan keraguan terhadap doa-doanya yang tak terkabul.
"Siasatnya pasti siasatmu juga; menatap tajam sambil menuduh bahwa kunfayakun-Ku sia-sia belaka." Penulis disini menyadari bahwa ia harus menghadapi konfrontasi dengan dirinya sendiri dan dengan Tuhan. Penulis juga menyadari adanya penipuan dan ketidakjujuran dalam hubungannya dengan Tuhan, maka dari itu ia harus mencari kejujuran dan integritas dalam hubungan rohaninya.
ADVERTISEMENT
Puisi ini mengajarkan kita bahwa cinta sejati lebih melibatkan kedekatan emosional dan spiritual daripada kedekatan fisik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mendekatkan diri dengan hati yang sungguh-sungguh dan tulus kepada Tuhan. Puisi "Tiga Lembar Kartu Pos" merupakan sebuah cerita tentang pandangan kehidupan dan hubungan antara manusia dengan Tuhan yang sejati. Penulis menyajikan suasana kehilangan arah dan keraguan dalam diri seeorang yang sedang menghadapi kesulitan dalam kehidupan beragama, yang merasa kehilangan kedekatannya dengan Tuhan. Pesan yang diajarkan dalam puisi ini ialah apa pun tantangan hidup yang sedang kita hadapi, jangan pernah merasa jauh atau berputus asa dari Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan akan selalu bersama kita apa pun yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Selamat membaca!