Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Menimbang Tarik Ulur Investasi Apple di Indonesia
2 Desember 2024 11:37 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Aisyah Khairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rencana investasi Apple di Indonesia hangat dibicarakan dalam beberapa bulan terakhir. Bloomberg menulis ada rencana Apple bekerja sama dengan sebuah pabrik di Bandung, Jawa Barat, melalui skema kemitraan dengan beberapa pemasok. Pada 25 November 2024, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan menolak proposal investasi terbaru yang ditawarkan Apple senilai US$100 juta (sekitar Rp1,58 triliun) karena belum memenuhi empat aspek keadilan.
Sebagai salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, Indonesia menawarkan peluang yang signifikan. Namun, regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) menjadi penghalang utama. TKDN bertujuan mendukung industri lokal, meningkatkan produksi domestik, dan mendorong transfer teknologi. Meski demikian, American Chambers of Commerce (AmCham) Indonesia dan US Chamber of Commerce (Kadin AS) menyebutkan bahwa aturan ini dianggap menghambat perusahaan Amerika Serikat, termasuk Apple, karena mereka sulit mendapatkan komponen lokal berkualitas sesuai standar global.
ADVERTISEMENT
Sikap tegas Kemenperin yang menolak proposal Apple demi kepatuhan terhadap TKDN perlu diapresiasi.
Apalagi, Indonesia adalah negara dengan pendapatan nasional terbesar di kawasan ASEAN. Meski begitu, memang ada sejumlah perbedaan dalam pendekatan Apple di India dan Vietnam.
Apple telah melakukan investasi besar-besaran di India, di mana mereka mendirikan pabrik produksi iPhone yang menjadi bagian penting dari rantai pasok global. Meski India juga memiliki regulasi lokal yang ketat, seperti Make in India yang menyerupai TKDN, pemerintahnya berhasil menciptakan insentif yang menarik, seperti keringanan pajak dan pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan industri.
ADVERTISEMENT
Di Vietnam, Apple memilih pendekatan berbeda. Dengan tidak adanya aturan serupa TKDN yang ketat, Apple lebih mudah mengimpor komponen dan fokus pada integrasi rantai pasok global. Vietnam juga unggul dalam menyediakan infrastruktur yang mendukung manufaktur elektronik, sehingga menarik investasi dari perusahaan multinasional.
Langkah mendorong perusahaan asing membangun fasilitas produksi di Indonesia memiliki manfaat jangka panjang. Xiaomi, Samsung, dan Oppo adalah contoh perusahaan handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) yang telah berinvestasi besar di Indonesia. Mereka tidak hanya memenuhi persyaratan TKDN, tetapi juga berhasil menciptakan lapangan kerja serta mendukung ekosistem manufaktur lokal.
Ketiga perusahaan ini tidak hanya memenuhi persyaratan TKDN, tetapi juga berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendukung ekosistem manufaktur lokal. Samsung, misalnya, telah mengoperasikan pabrik di Indonesia yang memproduksi ponsel untuk pasar domestik dan ekspor.
ADVERTISEMENT
Jika menimbang lagi mengapa Apple masih enggan berinvestasi sebesar itu di Indonesia, kita perlu terus memperbaiki diri. Investor asing umumnya juga mempertimbangkan infrastruktur serta kapasitas talenta lokal. Sementara kondisi Indonesia saat ini, koneksi 5G baru mencakup 1% dari total koneksi di Indonesia (GSMA, 2024) dengan kecepatan koneksi internet seluler hanya 17 Mbps (We Are Social, 2023). Ini jadi salah satu tantangan digitalisasi terbesar Indonesia sebagai negara luas dengan banyak pulau.
Bagaimana dengan talentanya di bidang teknologi? Lulusan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dari Indonesia juga hanya ada 300.000 orang pada tahun 2020 , jauh kalah dibanding India yang memiliki 2,5 juta orang lulusan STEM. Faktor-faktor tersebut juga yang jadi sebab Indonesia masih kekurangan 4 juta orang talenta digital di 2024 , menurut data Kementerian Komunikasi dan Digital.
ADVERTISEMENT
Investasi perusahaan multinasional seperti Apple, juga penting untuk meningkatkan transfer teknologi dan kapasitas SDM lokal. Namun dalam sejumlah kasus, transfer teknologi oleh perusahaan multinasional tetap tidak mungkin berdampak maksimal kecuali negara bisa meningkatkan kemampuan talenta SDM dan teknologinya (O’Brien, 2016). Bisa jadi ini adalah salah satu pertimbangan mengapa Apple masih tarik ulur, dan belum juga menjadikan Indonesia sebagai bagian dari produksi rantai pasok global mereka.
Transfer Teknologi di Malaysia dan Singapura
Sebagai negara tetangga, keberhasilan Malaysia dalam menjadi bagian dari rantai pasok Motorola adalah contoh transfer teknologi yang baik. Dalam buku “International Political Economy Interests and Institutions in the Global Economy”, disebutkan bahwa Malaysia memanfaatkan investasi Motorola melalui berbagai kebijakan strategis. Pemerintah menyediakan infrastruktur dasar seperti transportasi, listrik, dan telekomunikasi, yang tidak hanya menarik investor tetapi juga memungkinkan integrasi efisien ke jaringan produksi global.
ADVERTISEMENT
Dengan menciptakan lingkungan bisnis yang ramah, Malaysia mempermudah afiliasi lokal Motorola untuk menjadi bagian dari jaringan pemasok global, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan Motorola di Malaysia, tetapi juga memasok komponen ke 11 pabrik Motorola di seluruh dunia. Pemerintah juga mendukung pelatihan tenaga kerja lokal dan pengembangan infrastruktur pendidikan, yang menghasilkan transfer keahlian manajerial dan teknologi yang signifikan.
Contoh lain adalah Singapura, di mana investasi asing mendorong pembangunan ekonomi dan pengembangan industri nasional berbasis teknologi. Namun, keberhasilan investasi asing di kedua negara ini bergantung pada kesiapan lokal, terutama keterampilan tenaga kerja dan infrastruktur.
Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?
Indonesia perlu mempercepat pembangunan infrastruktur digital dan meningkatkan kapasitas talenta lokal untuk menarik investasi asing seperti Apple. Saat ini, konektivitas digital dan jumlah lulusan STEM di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara seperti India. Tantangan ini menjadi hambatan besar bagi transfer teknologi yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Tapi sedari tadi kita bicara investor dan asing terus, ya. Apa benar itu yang terbaik untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia?
Menurut World Development Report 2024 , investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) memainkan peran utama dalam membantu negara berkembang keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle-income trap). FDI dapat menjadi katalisator utama untuk membawa teknologi modern dan proses bisnis dari negara maju ke negara berkembang. Mulai dari infusi teknologi, transfer keterampilan, diversifikasi ekonomi, efek spillover ke perusahaan lokal, hingga mendorong negara bertransisi ke tahap inovasi.
FDI membawa modal, teknologi, dan akses ke pasar global. Namun, untuk memastikan manfaatnya maksimal, investasi asing harus diarahkan untuk mendukung transfer teknologi dan pengembangan ekonomi lokal. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memastikan bahwa regulasi seperti TKDN tidak hanya melindungi pasar domestik, tetapi juga menjadi pendorong transformasi digital yang inklusif. Bonusnya, bisa jadi Indonesia dapat keluar dari jerat middle-income trap dan naik kelas menjadi negara maju.
ADVERTISEMENT