Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Snowflake Generation: Bagaimana Menghindarinya?
17 Desember 2023 17:10 WIB
Tulisan dari Aisyah Mutiara Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Apakah kamu pernah mendengar istilah snowflake generation sebelumnya? Atau apa kamu termasuk ke dalam snowflake generation? Istilah snowflake generation ini memang jarang terdengar di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Istilah ini melekat pada kamu yang menjadi dewasa pada atau setelah tahun 2010. Lalu, apa itu snowflake generation atau generasi kepingan salju?
ADVERTISEMENT
Snowflake generation adalah istilah untuk menggambarkan orang-orang yang ingin diperlakukan dengan spesial karena merasa unik. Istilah ini juga cukup dekat dengan perilaku "manja". Snowflake generation cukup erat kaitannya dengan kaum milenial dan Gen Z yang "dimanjakan" oleh teknologi dan inovasi (Lestari, 2023). Generasi ini lebih rentan tersinggung, atau biasa kita kenal dengan istilah baper atau bawa perasaan.
Penelitian menunjukkan bahwa ada kesenjangan yang besar dalam kesejahteraan generasi muda dan tua dengan survei baru yang mengatakan mereka yang berusia lanjut 55 tahun ke atas lebih menikmati hidup yang lebih baik daripada pemuda masa kini. Hal ini karena mereka susah di ajak bekerja sama dan kurang gigih menghadapi suatu masalah karena terlalu dimanjakan oleh teknologi.
ADVERTISEMENT
Jadi, dapat disimpulkan bahwa snowflake generation merupakan bahasa slang atau bahasa gaul yang digunakan untuk menghina seseorang dan mereka selalu ingin diperlakukan lebih karena mereka menganggap dirinya makhluk istimewa dibanding dengan yang lain. Generasi ini terlalu malas untuk diajak bekerja serta cenderung memilih cara instan dalam meraih kesuksesan. Kaum milenial dan Gen Z termasuk dalam generasi ini. Bila merujuk pada mereka yang telah dewasa pada atau setelah tahun 2010, maka dapat dikatakan umur mereka saat ini berada di rentang usia 18 sampai 30 tahun.
Secara umum, Hak Asasi Manusia mengatur bahwa manusia mempunyai hak untuk hidup dan rasa aman. Tetapi generasi snowflake ini tampaknya terasa berlebihan. Mereka selalu saja menganggap bahwa mereka itu spesial, ingin diperlakukan lebih, terlalu malas melakukan apa pun untuk mengubah dunia, serta terlalu gampang tersinggung. Jadi, bagaimana cara agar kamu tidak termasuk snowflake generation? Mari Simak pembahasannya di bawah ini.
ADVERTISEMENT
1. Berusaha Untuk Mandiri
Belajar mandiri mungkin sangat sulit bagi setiap orang. Saat masih kecil, kita bergantung pada orang tua dalam segala hal. Pada masa remaja, kita perlahan-lahan mulai menjelajah dunia dan memiliki kebebasan pribadi dengan masih harus bergantung pada orang tua. Tumbuh menjadi dewasa, kita sadar bahwa kita harus berusaha untuk mandiri tanpa ada intervensi dari kedua orang tua.
Oleh karena itu, penting halnya bagi para generasi snowflake untuk belajar mandiri. Hal yang pertama harus di lakukan adalah dengan kenali diri kamu terlebih dahulu. Apa watakmu, bagaimana kepribadianmu, bagaimana kamu berkomunikasi dengan orang lain, dan sebagainya. Maka, jujurlah pada diri sendiri untuk mempelajari semua aspek kepribadianmu.
Selanjutnya yaitu kembangkan kemampuan dan daya tarik terhadap sesuatu, serta membangun percaya diri dalam diri masing-masing individu. Eksplorasi semua yang ingin kamu capai dan jangan gampang untuk menyerah. Karena hidup mandiri mengajarkan kita untuk tangguh menghadapi masalah hidup dengan ikhlas dan penuh percaya diri.
ADVERTISEMENT
2. Tidak Mudah Menyerah
Saat kamu ingin menggapai sesuatu, bisa saja hal itu di capai dan kadang kala hal tersebut gagal. Dan ketika kamu terus-menerus mengejar hal tersebut namun gagal, jangan terlalu mudah untuk putus asa. Kadang kala kenyataan memang pahit, tapi dengan kita selalu berusaha dan berdoa, masa depan akan di depan mata.
Bayangkan masalah besar seperti sebuah batu besar berada di hadapan kamu. Jika kamu memilih untuk menyerah, mungkin kamu akan berusaha mengitari batu itu saja. Namun, cara yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan memecahkan batu besar di hadapan kamu dan dengan mudah kamu menghadapi masalah tersebut. Intinya adalah berapa pun masalah yang ada, memecahkannya adalah suatu keharusan.
ADVERTISEMENT
3. Selalu Bertanggung Jawab
Tanggung jawab menunjuk kepada sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan YME (Siburian, 2012).
Kurangnya tanggung jawab dalam hidup dalam dilihat dengan pemikiran yang pesimistis, sering terjadi pertengkaran, mengalami stagnasi, serta ketergantungan bersama. Ketika ada rasa tanggung jawab atas hidup kamu, kamu dapat menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. Penuh kedamaian dan keharmonisan merupakan buah dari apa yang kamu tanam apabila kamu selalu bertanggung jawab.
Memiliki rasa tanggung jawab sangat penting bagi generasi snowflake. Ini berarti mengakui kesalahan kamu dan mengakui ketika kamu salah. Berhenti untuk menyalahkan orang lain atas kekurangan dan ketidakmampuan mereka. Setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi, harap untuk introspeksi diri kamu dahulu ya.
ADVERTISEMENT
4. Jangan Mudah Tersinggung
Baper (bawa perasaan) adalah istilah yang diciptakan oleh para generasi milenial pada tahun 2014 yang popular hingga sampai sekarang. Istilah baper sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu atau kejadian yang membuat perasaan terbawa (Rosita & Wulandari, 2022). Mungkin bagi sebagian orang, baper merupakan hal yang wajar karena setiap watak manusia berbeda-beda. Tetapi, sebaiknya kita harus membuang semua ego dan berusaha untuk memahami diri masing-masing serta saling memaafkan.
Cara yang paling efektif menghindari sikap baper adalah dengan bersikap bodo amat. Bodo amat dalam hal ini bukan mengarah ke hal negatif. Tetapi, lebih ke arah yang tidak memikirkan berbagai hal kecil dan menganggap hal itu sepele. Diam adalah kunci bijaksana. Lakukan apa yang menurutmu patut untuk di bela, dan abaikan hal yang menurut kamu tidak penting.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan:
Snowflake generation atau generasi kepingan salju adalah istilah bahasa gaul atau bahasa slang yang digunakan untuk mereka yang ingin diperlakukan spesial karena mereka menganggap dirinya berbeda dengan orang di sekitarnya. Generasi ini dinilai manja dan sulit di ajak bekerja sama, serta cenderung memilih cara instan dalam meraih kesuksesan. Berusaha untuk mandiri, tidak mudah menyerah, selalu bertanggung jawab, serta jangan mudah tersinggung merupakan beberapa cara agar kamu terhindar dari snowflake generation.
Daftar Pustaka :
Lestari, E. (2023). Mengenal Snowflake Generation, Stigma Negatif Yang Melekat Pada Kaum Muda Saat Ini. Wowkeren.com. https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00466879.html
Rosita, S., & Wulandari, B. (2022). KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF TERHADAP ISTILAH BAPER “BAWA PERASAAN.” 2, 1–8.
Siburian, P. (2012). PENANAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER TANGGUNG JAWAB. Digilib Universitas Negeri Medan, 5, 2–19. http://digilib.unimed.ac.id/1074/2/FullText.pdf
ADVERTISEMENT