Upaya Mewujudkan Swasembada Air di Indonesia

Aisyah Mutiara Putri
Mahasiswa Aktif Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
18 Desember 2023 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Mutiara Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: https://www.istockphoto.com/id/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: https://www.istockphoto.com/id/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber Daya Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Tanpa air, kita tidak bisa hidup, karena sekitar 45-75% kerangka manusia terdiri dari air. Sangat fantastis bukan?
ADVERTISEMENT
Dampak yang dirasakan tanpa ada air ini bukan hanya manusia saja, tetapi tumbuhan dan hewan terkena dampaknya. Tumbuhan seperti eceng gondok, teratai, lotus, dan bambu air memerlukan air sebagai tempat hidup. Bagi hewan yang menyusui seperti sapi dan kambing sangat memerlukan air untuk memproduksi susu. Tidak hanya itu, air juga diperlukan sebagai tempat hidup hewan air, seperti udang, lumba-lumba, ikan, dan lain sebagainya.
Kurangnya air bersih terutama di daerah pelosok membuat Indonesia sangat tercekik. Di era gempuran negara yang sudah menerapkan swasembada air di seluruh wilayahnya, Indonesia kini mungkin sangat tertinggal. Terlebih lagi, kurangnya pasokan air ini dialami oleh masyarakat pegunungan di Papua. Sumber air yang mereka miliki berada sekitar 2 kilometer di atas tebing, itu pun tidak selalu lancar mengalir. Bahkan untuk minum saja mereka irit karena jumlah air yang sedikit. Umumnya mereka hanya minum selepas makan pagi, siang, dan malam. Sungguh sangat mengharukan bukan?
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat Indonesia itu sadar bahwa pentingnya air bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Bukan hanya di daerah kota saja, tetapi harus sampai ke pelosok desa. Persediaan air bersih ini selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Pembangunan berkelanjutan ini mendorong perubahan-perubahan ke arah yang lebih maju untuk mencapai kesejahteraan masyarakat tanpa mencemari lingkungan.
Dengan mewujudkan air bersih dan sanitasi yang layak, tidak hanya sekedar permasalahan belaka saja. Parameter air dikatakan bersih dan layak yaitu dengan kesadahan dan alkalinitas. Kesadahan (hardness) merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada umumnya, air tanah tidak 100% air saja, terdapat senyawa kimia lain yang terlarut seperti kalsium dan magnesium untuk membentuk garam karbonat. Sedangkan alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan nilai PH larutan.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan dasar dan hak setiap warga negara Indonesia adalah aksesibilitas air bersih dan sistem pengairan. Penguasaan sumber mata air harus dikembalikan kepada negara untuk diberikan kepada rakyat. Hal ini tercantum pada Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 yang berbunyi, “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat."
Dalam hal penyediaan fasilitas air minum, air bersih, dan sanitasi, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempunyai program dengan jargon ‘100-0-100’ yang bertujuan mengupayakan tercapainya 100% akses air minum aman, 0% permukiman kumuh, dan 100% sanitasi layak bagi rakyat (Wardiha et al., n.d.).
Untuk mewujudkan swasembada air di Indonesia, maka dibutuhkan upaya dalam mencapai hal tersebut, antara lain sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Memperbaiki Air Perpipaan yang Dapat Langsung Diminum
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/malikenya-agust-23-2021happy-boy-drinking-2160757737
Infrastruktur air yang dapat langsung diminum seharusnya menjadi kebutuhan primer bagi setiap manusia. Berbeda dengan Indonesia saat ini yang belum bisa mewujudkan hal itu. Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM awalnya didirikan untuk menyediakan air perpipaan yang langsung diminum, namun sampai saat ini mimpi tersebut belum tercapai.
Air yang disalurkan oleh PDAM sebenarnya sudah bersih, terhindar dari bakteri, dan aman untuk dikonsumsi. Namun permasalahannya terletak pada pipa saluran yang tidak layak. Pipa yang digunakan saat ini berbahan dasar PVC yang kotor dan sudah tua, bahkan berlumut dan berkarat. Seharusnya Pemerintah harus menggantinya dengan pipa-pipa baru berbahan HDPE yang memiliki ketahanan tinggi, tahan terhadap segala kondisi cuaca, fleksibel, ringan, dan yang terpenting tidak beracun. Namun, Kurangnya modal dan investasi dari pihak swasta menjadi permasalahan kompleks PDAM saat ini.
ADVERTISEMENT
Layanan persediaan air perpipaan Indonesia saat ini terendah di Asia Tenggara. Hanya setengah dari populasi penduduk Indonesia yang menggunakan air minum perpipaan. Alasannya adalah kebutuhan investasi yang besar dan tingginya kebocoran air. Untuk konsumsi, masyarakat biasanya lebih memilih menggunakan air minum kemasan ataupun isi ulang dengan alasan bau, rasa, penampilan, dan lain sebagainya.
2. Melalui Manajemen Sumber Daya Air
https://www.istockphoto.com/id/foto/
Saat ini, Kementerian PUPR sedang berupaya meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang Water Supply Management atau Manajemen Sumber Daya Air yang bekerja sama dengan pihak swasta. Manajemen Sumber Daya Air ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air secara berkelanjutan bagi kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari, baik itu untuk mandi, mencuci, maupun untuk minum. Selain itu, diharapkan juga dapat memenuhi kebutuhan air untuk irigasi saat kekeringan sedang melanda.
ADVERTISEMENT
3. Melalui Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
https://www.istockphoto.com/id/foto/
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management, IWRM) merupakan suatu proses koordinasi dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya air dan lahan serta sumber daya lainnya dalam suatu wilayah sungai, untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan kesejahteraan sosial yang seimbang tanpa meninggalkan keberlanjutan ekosistem (Sutikno, 2017).
Terdapat 3 Prinsip IWRM, yaitu:
a. Efisiensi Ekonomi, berarti memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada sebanyak mungkin pengguna dengan sumber daya finansial dan air yang tersedia.
ADVERTISEMENT
b. Ekuitas Sosial, berarti memastikan akses yang sama bagi semua pengguna (terutama kelompok pengguna yang terpinggirkan dan miskin) terhadap kuantitas dan kualitas air yang memadai yang diperlukan untuk mendorong kehidupan manusia.
c. Keberlanjutan Ekologis, mensyaratkan bahwa ekosistem perairan diakui sebagai pengguna dan alokasi yang memadai dibuat untuk mempertahankan fungsi alaminya.
Kesimpulan:
Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi makhluk hidup. Saat ini, Indonesia sedang berupaya untuk mewujudkan swasembada air demi menyelaraskan tujuan SDGs. Metode yang bisa dilakukan yaitu dengan memperbaiki sistem perpipaan yang dapat langsung diminum, meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang Water Supply Management atau Manajemen Sumber Daya Air, serta melalui Integrated Water Resources Management atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
ADVERTISEMENT
Diharapkan dengan metode ini, pemerintah melibatkan pihak swasta dan masyarakat bekerja sama untuk mendukung penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak supaya dapat mewujudkan Indonesia ke arah yang lebih maju, serta mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045.
Sumber Bacaan:
Sutikno, S. (2017). Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management, IWRM). Jurnal Mesa Fakultas Teknik Universitas Subang, 1(1), 9–9. http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/FTK/article/view/122
Wardiha, M. W., Putri, P. S. A., Agustiningtyas, R. S., & ... (n.d.). AIR MINUM & SANITASI, BAGAIMANA MEMETAKANNYA?: Studi Kasus: 12 Permukiman Tradisional NTB & NTT. In T. I. Academy (Ed.), Books.Google.Com (1st ed.). Andi. https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=bzuDDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA53&dq=urban+health+pada+kawasan+padat+huni&ots=Jcj9AWDVZh&sig=z48fqXxat59kSE0PFPm_CM91vgI