Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Brain Drain, Salah Satu Alasan Kerugian Negara Miskin?
4 Februari 2022 21:00 WIB
Tulisan dari Aisyah Nur Isnaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Aisyah Nur Isnaini
Sudah tidak heran lagi ketika banyak orang yang terdidik memilih untuk meninggalkan kampung halamannya hanya untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Ketika mereka memiliki keahlian dan pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan orang, mencari pekerjaan sesuai dengan keahlian merupakan tujuan mereka berpindah ke negeri orang. Hal ini terjadi karena di negaranya tidak memadai sarana apa yang mereka butuhkan untuk mengasah keterampilan mereka. Selain itu, mereka ingin merasakan kehidupan di dalam negara yang memiliki tingkat kesejahteraan tinggi dengan kemudahan dalam berbagai hal, seperti makanan, hiburan, ekonomi, budaya, mode, sarana, dan prasarana.
ADVERTISEMENT
Fenomena berpindahnya kaum intelektual, ilmuwan, cendekiawan dari asal negaranya dan tinggal di negara orang lain terutama negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Australia disebut brain drain. Elizabeth Chacko mengatakan bahwa brain drain merupakan fenomena hilangnya pekerja terdidik menuju negara Barat terutama Amerika Serikat. Brain drain ini dapat disebut sebagai pelarian modal manusia. Kemudian apakah dampak brain drain ini khususnya di negara miskin hingga negara berkembang? Pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai dampak, peran pemerintah untuk mengurangi fenomena tersebut dan dianalisis berdasarkan salah satu dari sepuluh prinsip ekonomi.
Brain drain akan sangat dirasakan oleh negara-negara miskin di dunia, bahkan negara berkembang seperti Indonesia. Ketika kaum terpelajar yang seharusnya mengembangkan keterampilan mereka di negaranya dan mendorong negaranya untuk lebih maju memilih untuk menikmati standar hidup yang lebih tinggi di negara orang lain. Jadi, dampak yang sangat menonjol dari brain drain ini yaitu adanya kekosongan otak dimana modal manusia yang terdidik telah meninggalkan negaranya sehingga menyebabkan kekosongan sumber daya manusia berkualitas di negara miskin semakin bertambah. Sedikitnya orang yang menciptakan gagasan dan inovasi baru akan sangat menyulitkan bagi negara miskin maupun berkembang tersebut untuk sedikit lebih maju.
ADVERTISEMENT
Brain drain selain memiliki dampak buruk, ternyata brain drain menjadi bermanfaat bagi sebagian negara, misalnya China dan India, dimana kedua negara ini memiliki penduduk terpadat di dunia. Dampak yang sangat menonjol yaitu penurunan tingkat pengangguran. Ketika seorang ahli tidak diberikan fasilitas yang sesuai dengan keahliannya, mereka akan memilih untuk tidak bekerja dibanding bekerja bukan dalam bidangnya. Dengan ini, brain drain dapat menjauhkan dari kemungkinan ini. Selain itu, brain drain dapat meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian brain drain juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Untuk kebijakan yang seharusnya dilakukan pemerintah, kita akan bercermin kepada pemerintahan India dimana brain drain telah menjadi tren. India yang termasuk ke dalam negara berkembang menyikapi peristiwa tersebut dengan beberapa kebijakan demi menyelamatkan negara dari kekosongan otak. Pertama, pemerintah India mengembangkan jaringan fiber nirkabel. Kedua, pemberian stimulus kepada sekitar 400 ribu sarjana teknologi. Pengambilan dua kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan insentif kepada ilmuwan-ilmuwan terbaik di negaranya (India mengkhususkan orang-orang yang ahli teknologi).
ADVERTISEMENT
Mereka yang dianggap mampu dalam suatu bidang merasa terpanggil dan merasa ingin tetap tinggal di kampung halamannya untuk mengembangkan keterampilan. Dapat disimpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan memperbaiki kondisi ekonomi dan menambah biaya riset secara signifikan sehingga berpindah ke luar negeri bukan menjadi pilihan yang masuk akal lagi.
Kemudian peristiwa ini dapat dikaitkan dengan salah satu prinsip ekonomi yaitu orang bereaksi terhadap insentif. Orang akan mengambil keputusan dengan cara membandingkan keuntungan dan biaya. Dalam kasus ini, orang terdidik akan merasa diuntungkan ketika keterampilannya dapat dihargai dengan adanya kemudahan fasilitas yang ia dapat dan kemudahan dalam berbagai hal. Misalkan, seorang sarjana teknologi ingin mengembangkan keahliannya, namun di negaranya tidak terdapat fasilitas yang memadai seperti komputer dan internet, maka dengan insentif ia akan mencari negara yang telah memiliki fasilitas yang dengan sangat baik mendukungnya untuk berkembang.
ADVERTISEMENT
Keinginan besar seseorang untuk mengembangkan keterampilannya memberikan insentif kepadanya untuk berpindah ke negeri orang untuk memenuhi keinginannya tersebut dikarenakan negaranya dianggap tidak mampu menanggung itu semua, peristiwa ini disebut brain drain. Brain drain ini berdampak bagi kemajuan negara asalnya, negaranya akan mengalami kekosongan otak dimana tidak ada lagi orang yang terdidik untuk mengembangkan gagasan dan inovasi mereka demi memajukan negaranya sendiri.Namun, brain drain selain memiliki dampak yang negatif, disinyalir brain drain memberikan dampak yang tak disangka. Ketika seseorang yang memiliki keahlian tertentu namun tidak memiliki sarana yang memadai, mereka akan memilih untuk tidak bekerja, brain drain merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengurangi masalah pengangguran ini.
Walaupun brain drain setidaknya memiliki dampak positif, namun pemerintah seharusnya tidak tinggal diam dalam menghadapi hal tersebut, peran pemerintah sangat penting dalam mengurangi fenomena yang semakin tren ini. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan memperbaiki kondisi ekonomi dan menambah biaya riset secara signifikan. Fenomena brain drain ini dapat dikaitkan pada salah satu prinsip ekonomi yaitu orang bereaksi terhadap insentif dimana orang-orang terpelajar memilih untuk tinggal di negara yang memberikan fasilitas lengkap kepadanya untuk mengasah keterampilan mereka. Kemudian terkait apakah brain drain ini merupakan masalah bagi negara miskin? Jawabannya adalah bergantung kepada negara tersebut menghadapi brain drain ini sebagai masalah atau bukan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Fahmi, A., Nugroho, R., & Ariutama, I. G. (2018). Pengantar Ilmu Ekonomi. Tangerang Selatan: PKN STAN.
Hariyanto. (2008). Brain Drain, Masalah Besar bagi Negara Berkembang. Artikel Staff UNS.
Mankiw, N. G., Quah, E., & Wilson, P. (2012). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Suwartiyani, D. (2016). Upaya pemerintah India dalam Menanggulangi Brain Drain Khsusunya dalam Pengembangan Teknologi atau perangkat lunak (Software). UMY Repository, 9.