Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Irama Sirkadian dan Batang Otak Mengontrol Siklus Bangun dan Tidur
1 Juni 2022 15:36 WIB
Tulisan dari AISYAH OKTAVIA PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tertidur atau ketiduran sudah menjadi suatu hal yang lazim terjadi. Siapa pun pasti pernah jatuh tertidur saat membaca buku atau bahkan saat melaksanakan perkuliahan.
ADVERTISEMENT
Mengapa saat membaca buku kita dapat dengan mudah tertidur? Hal ini dapat terjadi karena batang otak memperoleh informasi untuk tidur. Batang otak mengandung sejumlah pusat untuk mengontrol kondisi bangun dan tidur.
Bangun dan tidur dikontrol oleh batang otak dan serebrum. Bangun adalah kondisi kewaspadaan terhadap dunia eksternal. Tidur adalah kondisi saat rangsangan dunia eksternal diterima, namun tidak diterima secara sadar.
Tidur merupakan hal yang penting bagi tubuh. Tidur adalah salah satu cara untuk melepaskan kelelahan mental dan kelelahan jasmani. Dengan tidur kita akan merasakan lebih relax dan kembali mendapatkan energi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Pengaturan kegiatan bangun dan tidur dapat berlangsung dengan adanya hubungan mekanisme serebral dalam mengaktifkan dan menekan pusat otak. Aktivitas tidur diatur oleh sebuah sistem yang disebut sistem pengaktivasi. Sistem ini berperan dalam mengatur seluruh kegiatan susunan saraf pusat, salah satunya bangun dan tidur.
Hal-hal yang mengontrol siklus bangun dan tidur
ADVERTISEMENT
1. Batang Otak
Batang otak merupakan bagian otak yang berada pada bagian bawah atau bagian dasar otak dan berhubungan dengan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang ini lah yang akan membawa informasi ke otak dari berbagai bagian tubuh. Batang otak tersusun atas otak tengah, pons, dan medula.
Bagian-bagian spesifik batang otak mengontrol kondisi bangun dan tidur. Bagian pons dan medula mengandung pusat-pusat yang ketika dirangsang akan menyebabkan tidur. Bagian otak tengah memiliki pusat yang dapat menyebabkan kondisi bangun. Pusat-pusat tersebut memiliki peran sebagai penerima dan pengintegrasian beberapa tipe informasi sensoris.
2. Irama Sirkadian
Irama sirkadian dapat disebut juga jam biologis. Irama sirkadian merupakan jam alami dalam tubuh manusia. Hampir seluruh makhluk hidup memiliki irama atau siklus yang berlangsung selama 24 jam. Irama sirkadian berfungsi mengatur irama tubuh, salah satunya irama bangun dan tidur. Irama sirkadian juga mempengaruhi rasa mengantuk. Rasa kantuk dapat berkurang jika sudah lewat dari waktunya.
ADVERTISEMENT
Tidur yang cukup akan berdampak baik bagi tubuh. Jika waktu tidur kurang maka akan merasa mudah mengantuk dan hal tersebut dapat mempengaruhi irama sirkadian. Seseorang dengan irama sirkadian normal akan bangun dan tidur dengan waktu yang sama setiap hari nya.
3. Melatonin
Melatonin merupakan hormon yang berasal dari kelenjar pineal. Sebenarnya kelenjar pineal menghasilkan dua hormon yang berperan penting dalam aktivitas manusia. Hormon tersebut yaitu serotonin dan melatonin. Serotonin berfungsi sebagai hormon pemberi semangat dalam menjalani aktivitas di siang hari.
Berbeda dengan serotonin, melatonin memiliki sekresi puncak pada malam hari. Melatonin sangat sensitif terhadap cahaya. Melatonin juga dapat dikatakan sebagai neurotransmiter dari pusat penghasil tidur. Hal ini yang menyebabkan melatonin berperan penting terhadap fungsi biologis terutama tidur.
ADVERTISEMENT
Gangguan Tidur
Beberapa orang dapat kesulitan tidur, bahkan terdapat perilaku sulit tidur atau insomnia. Insomnia dapat disebabkan oleh gangguan emosi serta gangguan fisik. Terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan tidur, antara lain stres, lingkungan, gaya hidup, kebiasaan tidur, atau bahkan sakit.
Makanan dan minuman juga dapat mempengaruhi gangguan tidur. Misalnya, terlalu banyak mengonsumsi kafein dapat menyebabkan seseorang sulit untuk tidur.
Gangguan tidur tentunya dapat diatasi dengan cara merubah gaya hidup, kebiasaan tidur, serta kurangi stres. Dapat pula dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung melatonin.