Kegemaran Membaca dan Ebook Bajakan

Aisyah Banowati
Mahasiswi di Politeknik Negeri Jakarta.
Konten dari Pengguna
11 Juli 2021 19:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Banowati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar buku cetak dan ebook. Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar buku cetak dan ebook. Sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
“Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” – Mohammad Hatta
ADVERTISEMENT
Kegemaran membaca tidak datang secara tiba-tiba. Diperlukan usaha dan komitmen untuk menciptakan kebiasaan membaca. Banyak manfaat yang dirasakan dari kegiatan membaca, salah satunya adalah memperluas wawasan.
Waktu kecil aku tidak suka membaca, aku merasa membaca adalah hal yang membosankan. Aku lebih suka menonton kartun. Sepanjang hari aku akan menonton televisi. Teman sebayaku tidak banyak jadi aku jarang bermain.
Ibuku membelikanku sebuah majalah anak-anak. Majalah yang dibelikan oleh ibu adalah Majalah Bobo. Waktu pertama kali dibelikan aku hanya melihat-lihat gambarnya tanpa membaca isinya.
Setiap seminggu sekali aku harus pergi ke kios penjual koran untuk mengambil majalah. Aku hanya menuruti perintah ibu, setibanya di rumah aku akan menaruhnya tanpa dibaca.
Semakin lama tumpukan majalahku semakin banyak. Sambil menunggu tayangan kartun, aku mencoba untuk membaca cerpen. Dari yang awalnya hanya coba-coba aku menjadi ketagihan. Akhirnya aku mematikan televisi dan mulai membaca.
ADVERTISEMENT
Kegemaran membacaku mulai tumbuh saat itu. Selain majalah aku juga membaca komik. Awalnya aku meminjam dari temanku di sekolah. Lama-lama aku mulai membeli komik sendiri. Saat itu aku bisa membeli komik di toko buku terdekat. Aku akan menabung untuk membeli komik di akhir pekan.
Pernah suatu kali aku diberi beberapa buah novel dari kenalan ibuku yang akan pindah rumah. Novelnya masih bagus walau kertas yang digunakan sudah mulai menguning. Harum dari buku lama selalu menarik perhatianku untuk membaca.
Rumahku jauh dari toko buku besar seperti Gramedia. Tempatku membeli bahan bacaan adalah kios koran dan toko buku kecil di dekat rumah.
Untuk merayakan ulang tahunku, ibu akan mengajakku pergi ke Gramedia. Itu adalah masa-masa yang menyenangkan. Aku bisa memilih satu buku yang akan ibu belikan untukku.
ADVERTISEMENT

Berkenalan dengan Ebook

Semakin besar aku mulai mengenal ebook atau electronic book. Awalnya membaca di depan laptop tidak menyenangkan. Terlalu lama menatap layar laptop membuat mataku pegal dan perih. Namun, aku mencoba untuk beradaptasi demi menamatkan bacaan yang sedang kubaca.
Di internet banyak sekali ebook bajakan yang bisa dengan mudah diunduh. Dahulu, aku tidak mengetahui apakah itu buku bajakan atau bukan. Aku hanya ingin membaca dan membaca. Beberapa waktu berlalu dan aku baru menyadari bahwa selama ini aku membaca ebook bajakan dan memutuskan untuk berhenti.
Aku tidak berhenti membaca, hanya berhenti membaca ebook bajakan. Aku mulai menabung untuk membeli buku yang ingin kubaca. Jika terlalu mahal aku akan mencari buku bekasnya di internet.
ADVERTISEMENT
Membaca buku bajakan mungkin terasa menyenangkan. Kita tidak perlu membayar untuk dapat menikmati suatu karya. Namun, hal itu salah jika terus dibiarkan. Selain itu, banyak platform digital yang menyediakan tempat untuk membaca ebook secara legal.
Dengan menggunakan aplikasi resmi yang menyediakan bacaan gratis, kita dapat menyalurkan hobi membaca kita kapanpun dan dimanapun.
(Aisyah Banowati/Politeknik Negeri Jakarta)