Mengiringi Perkembangan Teknologi, Ini Profil Pendidikan Abad 21

Aisyah Ririn Perwikasih Utari
Dosen Universitas Muria Kudus dan Mahasiswa S3 Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
17 Desember 2020 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisyah Ririn Perwikasih Utari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendidikan Abad 21 memang selalu menarik untuk diperbincangkan, atau jika dalam ranah formal, didiskusikan secara menyeluruh. Peralihan dari Abad 20 ke 21 memunculkan perubahan besar dalam berbagai bidang, khususnya pendidikan. Mengiringi perkembangan teknologi, pendidikan dapat menjadi kontrol terhadap dampak yang terjadi karena teknologi. Keterampilan menggunakan teknologi semakin dikuasai oleh khalayak di muka bumi ini, tetapi pendidikan tetap menjadi garda terdepan sehingga perubahan manusia dapat menjadi terarah dan jauh lebih baik. Di balik pentingnya literasi terhadap teknologi, ada beberapa skill penting yang dapat menjadi kontrol yang terintegrasi dalam sistem dan tujuan pendidikan secara global. Berikut profilnya:
ADVERTISEMENT
Fleksibel terhadap perubahan
Kehidupan di dunia ini dinamis, jadi mau tidak mau kita harus siap dengan segala perubahan yang ada, bahkan yang mendadak sekalipun. Prinsip ini penting untuk ditanamkan pada siswa sehingga dapat membangun mental yang lebih kuat untuk menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Pendidik perlu mengintergrasikan baik secara langung maupun tidak langsung dalam peoses pembelajaran. Pendidik sebaiknya tidak hanya memberitahu, tetapi juga menunjukkan dan memberi contoh bagaimana cara sederhana menjadi fleksibel terhadap perubahan. Misalnya dalam proses pembelajaran, siswa diminta untuk membuat rangkaian kegiatan yang terdiri dari Rencana A, Rencana B, dan seterusnya. Jadi ini juga mengasah kemampuan siswa bagaimana mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di luar kendali. Pada masanya, keterampilan ini akan dapat diaplikasikan dalam kondisi apapu, terutama di dunia kerja yang penuh dengan dinamika.
ADVERTISEMENT
Mempunyai jiwa kepemimpinan
Diyakini atau tidak, jiwa kepemimpinan diperlukan oleh semua insan, tidak hanya yang berbakat dan pantas. Semua manusia pada hakikatnya mempunyai jiwa kepemimpinan, jika diasah dan dikembangkan dengan baik, akan menciptakan figur pemimpin yang menjadi panutan. Kerja tim atau pembentukan kelompok adalah cara yang tepat untuk bermain peran pemimpin dan anggota. Aktifitas dapat dilanjutkan sehingga semua anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemimpin kelompok. Di fase inilah peran pendidik diperlukan untuk menumbuhkan bakat kepemimpinan siswa.
Berinisiatif memunculkan ide-ide segar
Ide-ide baru dan segar merupakan harta berharga di Abad 21 ini. Ide kecil sekalipun dapat berpotensi menjadi perubahan besar. Kisah-kisah viral tentang kesuksesan yang dibagikan di sosial media dapat menjadi contoh nyata dari hal ini. Semua siswa mendapatkan hak untuk memikirkan, mengungkapkan, dan mengkreasikan ide tersebut. Pendidik hanya perlu memantik munculnya ide tersebut dan mengapresiasi setinggi mungkin, diluar bagus tidaknya ide tersebut. Karena respon negatif akan mematikan motivasi mereka untuk belajar dan menelurkan ide-ide brilian. Sehingga peran pendidik diperlukan untuk tetap menjaga motivasi siswa dalam berkreasi dan berimprovisasi sesuai dengan zamannya.
ADVERTISEMENT
Produktif dalam hal positif
Salah satu kunci menjadi produktif adalah bergerak. Dengan satu saja gerakan nyata, maka produktifitas yang lain akan menyusul. Disini dapat terlihat peran pendidik penting adanya untuk mendorong siswa berkreasi sesuai tren yang ada, tetapi tetap dalam lingkup pendidikan dan mengedepankan norma kesantunan. Siswa abad 21 yang mayoritas generasi milenial lebih cenderung menyukai media audio-visual bahkan multimodal, misalnya video dengan banyak gambar daripada tulisan. Menjadi fleksibel adalah langkah terbaik yang dapat diambil pendidik dalam menghadapi ini. Berikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menjadi produktif sesuai kemampuan dan kemauan mereka.
Mampu berinteraksi sosial dengan baik
Diakui atau tidak, siswa generasi milenial lebih suka berinteraksi melalui media sosial daripada tatap muka. Karena di sosial media, orang akan memiliki keberanian lebih dalam menyampaikan sesuatu. Sayangnya, yang disampaikan tidak semua merupakan hal positif, tetapi juga negatif. Ini yang harus menjadi atensi dalam mengelola pendidikan Abad 21. Keberimbangan interaksi maya dan nyata perlu ditunjukkan dalam mendidik. Perllu diterapkan prinsip bahwa norma kesantunan di dunia maya haruslah tidak berbeda dengan dunia nyata. Sehingga siswa dapat memahami pentingnya mengedepankan norma kesantunan dalam berinteraksi sosial, baik di dunia maya maupun nyata.
ADVERTISEMENT
Label kekinian selalu mengiringi dinamika dunia, terutama pada Abad 21. Insan pendidikan memerlukan kepekaan khusus untuk dapat beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan.