Konten dari Pengguna

Gerakan Perempuan Mengaji: Kehidupan di Era Artificial Intelligence (AI)

'Aisyiyah Tabligh dan Ketarjihan
Majelis Tabligh dan Ketarjihan dalam naungan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah bergerak di bidang dakwah, yang bersumber dari nilai-nilai islam progresif. Hadir sebagai wadah strategis untuk penyampaikan pesan yang bersifat mencerahkan dan meneguhkan.
29 Oktober 2024 8:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari 'Aisyiyah Tabligh dan Ketarjihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Narasumber, Moderator, Pengisi sambutan dan Pembaca Kalam Ilahi.
zoom-in-whitePerbesar
Foto Narasumber, Moderator, Pengisi sambutan dan Pembaca Kalam Ilahi.
ADVERTISEMENT
Majelis Tabligh dan Keterjihan (MTK) Pimpinan Pusat 'Aisyiyah (PPA) kembali mengadakan Gerakan Perempuan Mengaji (GPM). Pada hari Sabtu 26/10/24 mulai pukul 13.00-15.00 WIB. Mengangkat tema "Hidup di Era Artificial Intellegence AI." Dengan Menghadirkan Saptoni, S.Ag., M.A sebagai narasumber, Misma Kasim MA sebagai moderator dan juga Dr. Adib Sofia, SS., M.Hum pada sesi sambutan. Seperti pada kegiatan GPM sebelumnya, kegiatan ini diikuti via Zoom dan Live di Youtube @AisyiyahPusat.
Foto kegiatan Gerakan Perempuan Mengaji via Zoom
zoom-in-whitePerbesar
Foto kegiatan Gerakan Perempuan Mengaji via Zoom
Topik ini menarik untuk bahas sebab dewasa ini perkembangan teknologi kian canggih serta banyaknya respon tentang dampak dari penggunaan teknologi pada saat ini, khususnya Artificial Intellegence (AI).
ADVERTISEMENT
Pada sesi sambutan Dr. Adib Sofia., SS., M.Hum mengatakan "Kita sebagai guru, dosen, pengajar masyarakat, ustadz, mubaligh dan sebagainya. Kita minta masyarakat untuk tidak meninggalkan kemampuan yang sudah diberikan Allah SWT yaitu akal pikiran, jangan sampai kita bergantung pada teknologi  akan tetapi  seharunya teknologi lah yang bergantung pada kita" ujarnya.
Foto Misma Kasim MA., dan Dr. Adib Sofia., SS., M.Hum.
Setelah itu  acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Saptoni, SAg., M.A. yang mengatakan "Yang namanya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pandangan muhammadiyah  bukan sesuatu yang tabu." Ia juga menambahkan "Kita harus kembali ke konsep subjetifikasi,  yang mana teknologi  kita jadikan sebagai asisten,  kita yang mengendalikan AI bukan AI yang mengendalikan kita. Maka keputusan apapun harus dikembalikan ke nalar, akal, pikiran pertimbangan-pertimbangan manusia bukan pertimbangan-pertimbangan AI" sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian acara dilanjutkan dangan sesi tanya jawab dan acara diakhir dengan closing statement oleh Saptoni, SAg., M.A.