Konten dari Pengguna

Pembekalan Materi kepada Peserta Sertifikasi Manasik Haji

'Aisyiyah Tabligh dan Ketarjihan
Majelis Tabligh dan Ketarjihan dalam naungan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah bergerak di bidang dakwah, yang bersumber dari nilai-nilai islam progresif. Hadir sebagai wadah strategis untuk penyampaikan pesan yang bersifat mencerahkan dan meneguhkan.
23 September 2024 12:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari 'Aisyiyah Tabligh dan Ketarjihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto para peserta saat sesi pemberian materi
zoom-in-whitePerbesar
Foto para peserta saat sesi pemberian materi

Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) Pimpinan Pusat 'Aisyiyah (PPA) telah bekerja sama dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, beserta Kanwil Kementrian Agama Provinsi DIY dalam penyelenggaraan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Angkatan XIV.

ADVERTISEMENT
Kegiatan ini berlangsung selama enam hari, dari hari Sabtu sampai Kamis tanggal 14-19/09/24 di University Hotel. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Total keseluruhan peserta berjumlah 71 orang.
ADVERTISEMENT
Adapun pada hari keempat, peserta yang mengikuti kegiatan ini diberikan pembekalan berupa materi seputar manajemen ibadah haji, kebijakan, pelayanan dan perlindungan haji, micro guiding, sampai dengan pemahaman terkait psikologi kepribadian pembimbing haji. Dengan menghadirkan narasumber diantaranya, H. Aidi Johansyah, S.Ag. MM., Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd., Prof. Dr. Hj. Casmini, M.Si., Drs. H. Gita Danuprata, SE., MM., Dr. H. Arsyad Hidayat, Lc., MA.
Foto peserta saat pemaparan materi
Namun, bukan hanya pembekalan materi saja, peserta juga diberikan kesempatan untuk bertukar pikiran antar kelompok. Setiap sesi materi, peserta akan dibagi per kelompok untuk menyelesaikan sebuah kasus/persoalan. Dari kasus tersebut peserta diberi waktu untuk mencari solusi yang tepat agar dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Kasus yang diambil biasanya persoalan-persoalan yang sudah pernah terjadi pada saat membimbing jamaah haji. Hal ini dilakukan untuk mengasah pengetahuan para peserta, agar apabila nanti sudah menjadi pembimbing dapat dengan mudah memecahkan masalah yang dihadapi oleh jamaah haji.
ADVERTISEMENT
Foto hasil diskusi kelompok dua
Pemecahan kasus ini bukan serta merta hasil pemikiran dari peserta saja, akan tetapi mereka dibekali dengan buku pedoman haji, agar solusi yang diberikan sesuai pada acuan dari buku pedoman tersebut. Solusi dari setiap kelompok juga tentunya dengan didasari pada dalil Al-Qur'an maupun Hadits.
Kekompakan serta keseruan dalam diskusi ini melahirkan gelak tawa dari para peserta dan pemateri, suasana tidak terasa begitu serius, namun peserta tetap bisa saling bertukar pikiran dengan santai tanpa adanya ketegangan antar kelompok.
(A. Pram)