Konten dari Pengguna

Pedofilia: Kelainan dari lahir?

AJENG INTAN AYUNINGTYAS
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
4 Desember 2024 13:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AJENG INTAN AYUNINGTYAS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaran Pedofilia, Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran Pedofilia, Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pedofilia adalah kelainan seksual dimana orang dewasa yang tertarik secara seksual terhadap anak dibawah umur, umumnya dibawah 13 tahun. Orang yang memiliki gangguan ini disebut pedofil. Pedofilia termasuk dalam parafilia, yaitu ketertarikan seksual terhadap objek, situasi, atau target yang tidak lazim. Ketertarikan pedofilia ini dapat diklasifikasikan dari tahap perkembangan yang berbeda. Misal, ketertarikan pada anak di sebelum masa pubertas adalah pedofilia, sedangkan ketertarikan pada anak di masa pubertas adalah hebefilia.
ADVERTISEMENT
Penting untuk dimengerti bahwa pedofilia berbeda dari kekerasan seksual terhadap anak. Tidak semua pedofil melakukan kekerasan seksual, dan tidak semua pelaku kekerasan seksual terhadap anak adalah seorang pedofil. Memahami pedofilia dan cara mencegahnya sangat penting untuk diketahui agar bisa mencegah dan mengurangi kejahatan seksual kepada anak. Semakin diketahui dengan tepat apa yang sedang terjadi dan kapan hal itu terjadi, semakin besar pula peluang untuk mencegah.
Ada banyak perdebatan tentang penyebab terjadinya pedofilia, dan susahnya dalam menemukan akar dari kelainan ini disebabkan oleh perbedaan karakter dan latar belakang dari individu yang terlibat.
Mengutip dari beberapa sumber, pedofilia dapat disebabkan oleh:

1. Faktor Neurologis

Salah satu teori yang paling diterima adalah bahwa kelainan ini berasal dari gangguan pada saraf otak. Diambil dari BBC News, menurut Dr. James Cantor, kelainan ini merupakan preferensi seksual yang dimulai sejak lahir akibat adalah sebuah “cross-wiring” pada otak. Artinya, yang seharusnya memiliki ketertarikan tertuju kepada dewasa bersilang dengan insting “nurturing” atau mengasuh terhadap anak. Di penelitian tersebut, Dr.James menemukan bahwa pedofil tiga kali lebih mungkin kidal atau ambidextrous (bisa keduanya). Bukan berarti hal tersebut memungkinkan orang lebih mungkin menjadi pedofil, namun karakteristik ini ditentukan pada saat trimester pertama, diduga pedofilia bisa ditentukan di waktu yang sama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di sebuah artikel oleh Cleveland Clinic mengatakan bahwa materi abu-abu (gray matter) di kutub temporal kanan seorang pedofil lebih sedikit dan tidak berfungsi dengan baik. Gray matter bertanggung jawab untuk pemrosesan sensasi, persepsi, gerakan, pembelajaran, kemampuan bahasa dan berpikir. Kekurangan materi ini dapat secara drastis mengubah perilaku dan persepsi seseorang.

2. Faktor Lingkungan

Trauma masa kecil berpotensial memainkan peran yang besar dalam perkembangan pedofilia. Dalam sebuah studi, kekerasan seperti pelecehan seksual dan pemaparan secara prematur pada pornografi di masa kecil dikaitkan dengan pedofilia (Marx, et al., 2020). Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan tidak ideal cenderung menggunakan dunia fantasi sebagai mekanisme perlindungan. Hal ini dapat mengarah pada "penarikan diri secara psikis" atau psychic withdrawal, yaitu saat seseorang menjauh dari realita untuk merasa lebih lebih “aman” saat dihadapi dengan emosi yang berlebihan.
ADVERTISEMENT

3. Cara Menangani

Setelah mengetahui beberapa alasan dari pedofilia. Apakah ada cara untuk mengatasinya dan apakah cara tersebut efektif?
Pada umumnya, penanganan pedofilia melibatkan terapi psikologis dan intervensi medis. Secara individu atau dengan kelompok, psikoterapi, terutama Cognitive Behaviour Therapy (CBT) sangat efektif terutama jika diterapkan dalam bagian dari program pengobatan terpadu. Terapi ini mencakup pelatihan keterampilan sosial dan pengobatan.
Pengobatan sering kali melibatkan penggunaan obat-obatan seperti:
ADVERTISEMENT
Ada beberapa dari individu yang mengerti bahwa yang dilakukan itu salah dan mau untuk berubah. Namun, yang benar-benar percaya bahwa kontak seksual yang mereka lakukan pada anak-anak tidak berbahaya, sangat kecil kemungkinannya untuk bisa direhabilitasi. Selain itu pengobatan pedofilia biasanya kurang efektif jika seseorang dipaksa untuk menjalani terapi. Terlepas dari itu, penelitian mengatakan bahwa banyak orang mengalami perubahan yang signifikan dan hanya sedikit yang mengulangi perbuatan mereka.

Kesimpulan

Pedofilia adalah kelainan yang dapat disebabkan oleh faktor biologis seperti gangguan dan perbedaan struktur di otak, serta pedofilia bisa disebabkan oleh faktor lingkungan seperti trauma masa kecil. Pemahaman yang lebih baik tentang gangguan ini dapat membantu menetapkan program pengobatan dan pencegahan yang lebih efektif bagi individu yang mengidap pedofilia. Selain itu, berkontribusi kepada pencegahan terjadinya pelaku kekerasan seksual terhadap anak.
ADVERTISEMENT
Jika anda atau orang di sekitar anda merasa memiliki ketertarikan tidak wajar terhadap anak-anak, jangan ragu untuk mencari bantuan dari professional supaya mendapatkan bantuan yang tepat. Dengan itu, risiko terjadinya Tindakan berbahaya dapat diminimalkan, dan individu dapat menjalani kehidupan dengan lebih aman dan nyaman.
Referensi
BBC News. (2015, November 24). Are paedophiles’ brains wired differently? https://www.bbc.com/news/magazine-34858350
Brown, G. R. (2023, July 12). Overview of paraphilias and paraphilic disorders. MSD Manual Professional Edition. https://www.msdmanuals.com/professional/psychiatric-disorders/paraphilias-and-paraphilic-disorders/overview-of-paraphilias-and-paraphilic-disorders
Brown, G. R. (2023c, July 12). Pedophilic disorder. MSD Manual Professional Edition. https://www.msdmanuals.com/professional/psychiatric-disorders/paraphilias-and-paraphilic-disorders/pedophilic-disorder
Freund, K., Watson, R., & Dickey, R. (1990). Does sexual abuse in childhood cause pedophilia: an exploratory study. Archives of sexual behavior, 19(6), 557–568. https://doi.org/10.1007/BF01542465
ADVERTISEMENT
Professional, C. C. M. (2024, May 1). Grey Matter. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/body/24831-grey-matter
Kirk-Provencher, K. T., Nelson-Aguiar, R. J., & Spillane, N. S. (2020). Neuroanatomical Differences Among Sexual Offenders: A Targeted Review with Limitations and Implications for Future Directions. Violence and gender, 7(3), 86–97. https://doi.org/10.1089/vio.2019.0051
Marx, C. M., Tibubos, A. N., Brähler, E., & Beutel, M. E. (2020). Experienced Childhood Maltreatment in a Sample of Pedophiles: Comparisons With Patients of a Psychosomatic Outpatient Clinic and the General Population. The journal of sexual medicine, 17(5), 985–993. https://doi.org/10.1016/j.jsxm.2020.01.019