Magang di Jepang, Mahasiswa Unesa Ceritakan Pengalamannya

Ajeng Mei Dini Damayanti
Mahasiswa/Universitas Negeri Surabaya
Konten dari Pengguna
4 Maret 2023 11:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Mei Dini Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. Alwan Daris Rahmandita, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) saat magang di Jepang
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Alwan Daris Rahmandita, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) saat magang di Jepang
ADVERTISEMENT
Memperoleh kesempatan magang di Jepang menjadi pengalaman belajar yang berharga bagi seseorang. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Alwan Daris Rahmandita, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dia berkesempatan langsung mengasah kemampuannya dalam berbahasa Jepang.
ADVERTISEMENT
Pelepasan mahasiswa magang di negeri sakura tersebut dilaksanakan pada Kamis, 2 Februari 2023 oleh Rektor Unesa dan dihadiri kedutaan besar Jepang yang bertugas di Indonesia. Alwan dan 28 mahasiswa lainnya memperoleh pembekalan langsung di ruang rapat, lantai 9 Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan. Keberangkatan dilaksanakan pada Selasa, 7 Februari 2023 dengan mengemban kepercayaan untuk belajar, mengasah skill, dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki setiap mahasiswa.
Belajar di luar kampus melalui program magang langsung di Jepang, tepatnya di Bandar Udara Haneda menjadi kesempatan yang tidak datang kedua kalinya menurut Alwan. Magang yang dilaksanakan selama satu tahun atau setara dengan dua semester, tentu memperoleh apresiasi yang luar biasa dari pihak Unesa. Selain mendapatkan ilmu praktik langsung, Unesa juga mengonversi kegiatan tersebut sebesar 40 SKS mata kuliah. Ditambah dengan sertifikat internasional dan uang saku yang menunjang proses belajar mahasiswa di negara maju tersebut.
Gambar 2. Interaksi dengan masyarakat Jepang menggunakan Bahasa Jepang
Menurutnya interaksi langsung dengan masyarakat Jepang sangat melatih kemampuannya berbahasa Jepang menjadi lebih fasih. Inilah salah satu upaya optimalisasi skill yang ditorehkan langsung di bandar udara dan di lingkungan sekitar dengan bertemu banyak orang. Pasti banyak hal menarik yang ditemuinya di tempat magang. Adaptasi perbedaan dua negara, Alwan tetap menanamkan budaya sopan santun Indonesia dengan memposisikan diri sesuai dengan budaya Jepang.
ADVERTISEMENT
“Takjub, disini apa-apa itu cepat, baik proses kerja, lampu merah, transportasi terutama kereta semuanya terasa cepat. Apalagi orang-orangnya kalau jalan sangat cepat. Jadi perlu menyesuaikan cara jalan juga karena pada awalnya kaget jalannya cepat jadi capek karena belum terbiasa.” Ucapnya
Orang-orang Jepang juga tidak pelit dalam berbagi ilmu salah satunya dengan membenarkan percakapan Alwan dan teman-temanya dengan sangat ramah dan santun. Tentu bekal berbahasa Jepang telah dikantonginya dan menjadi persyaratan ketat seleksi untuk lolos magang di negara yang super cepat ini.
Dari sisi pekerjaan, orang-orang jepang sangat menghargai dan mengapresiasi tinggi para pekerja.
Gambar 3. Robot pengantar makanan di Jepang
“Meskipun saya hitungannya di sini (Jepang) baru 10 hari, memegang bagian bagasi tapi orang-orang jepang sangat menghargai kerja saya, padahal di sini sudah ada robot pembantu. Tapi mereka tetap menghargai dan sangat senang dengan kinerja kami” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ucapan terima kasih untuk Unesa karena telah membuka dan memberikan kesempatan belajar di Jepang melalui program-program unggul. Dia berharap komunikasi terus ditingkatkan antara prodi dan universitas agar selaras dalam menuai kebijakan. Pesan untuk mahasiswa yang ingin menitih proses belajar sepertinya di negeri matahari terbit “ Jadilah orang yang fleksibel tapi tetap taat aturan dan beranilah untuk berbicara, karena kemampuanmu itu untuk dipraktikkan bukan untuk sekadar dimiliki.” Tuturnya.