Konten dari Pengguna

Analisis Dampak Film Ipar adalah Maut melalui Lensa Teori Media Ekologi

AJENG PRATIWI
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
25 Juni 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AJENG PRATIWI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.bing.com/images/create/film-e2809cipar-adalah-maute2809d-menjadi-contoh-fenomena-fi/1-667a450fea4545dfae8dedd7d1620b95?id=sY12yYSwKxaNeH8De20GAw%3d%3d&view=detailv2&idpp=genimg&thId=OIG4.YsIPpc5muPwCabrQmRsV&FORM=GCRIDP&mode=overlay
zoom-in-whitePerbesar
https://www.bing.com/images/create/film-e2809cipar-adalah-maute2809d-menjadi-contoh-fenomena-fi/1-667a450fea4545dfae8dedd7d1620b95?id=sY12yYSwKxaNeH8De20GAw%3d%3d&view=detailv2&idpp=genimg&thId=OIG4.YsIPpc5muPwCabrQmRsV&FORM=GCRIDP&mode=overlay
ADVERTISEMENT
Di era teknologi yang berkembang pesat membawakan perubahan baik positif maupun negatif pada pola kehidupan masyarakat, termasuk dalam lingkup komunikasi. Salah satu media massa elektronik seperti film bioskop berperan menyebarkan informasi danmempengaruhi publik secara mendalam seperti dari cara menyampaikan pesan mempengaruhi persepsi, perilaku dan sifat publik.
ADVERTISEMENT
Film “Ipar adalah Maut” menjadi contoh fenomena film yang menarik perhatian banyak orang. Film ini mengangkat isu perselingkuhan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh suami dan adik ipar. Penelitian ini menghubungkan teori ekologi media dimana dikemukakan oleh Marshall McLuhan bahwa media termasuk film dapat mempengaruhi cara berpikir publik. Film tersebut menjadi pembicaraan masyarakat indonesia salah satunya pada platform tiktok. Penelitian ini menemukan berbagai komentar pada platform tiktok di unggahan @shineflaw.less berupa video konten berupa before/after nonton film “Ipar adalah Maut” ada yang menuliskan komentar dengan akun @BM komentarnya berisi “para kakak sekarang ketar ketir ada adik perempuan” selain itu juga terdapat komentar yang berisi“gara gara nonton ipar adalah maut’..jadi canggung mau nginep lagi ditempat kakak yg sudah menikah,”tulis @ihiw*** dalam video TikTok-nya, @UkhtiTha berkomentar pada unggahan video akun @Andriananafisa berisi “uda paling bener ipar yg boleh di ajak tinggal drmh adik laki laki dari perempuan atau adik perempuan dr laki2”, pada unggahan akun tiktok @mbak_hana28 terdapat komentar seperti “justru yang terlihat kalem alim dan pendiam itu lebih menghanyutkan fix no debat” lalu dibalas komentar oleh akun @hly “iyaa bener bangett” @mulhergreazyyyy”heh kok benar”@Marthiaevita “yess” pada unggahan video akun @Elizasifa terdapat komentar yang ditulis oleh akun @ascendens “mangkanya selama ini ibukku bilang, jangan sampai serumah sm kakak yang udah menikah, kecuali kayak nginepliburan gt paling lama seminggu”
ADVERTISEMENT
Bentuk-bentuk komentar yang dituliskan pada kolom komentar membentuk pandangan bahwa hubungan ipar dalam keluarga itu bersifat negatif. Tentunya hal itu dipengaruhi oleh alur cerita, adegan-adegan yang menguras emosi dan konflik. Perlu digaris bawahi bahwa pengaruh film "Ipar adalah Maut" pada persepsi publik tidak bersifatDeterminisme. Determinisme memandang bahwa peristiwa dalam suatu paradigma terikat oleh kausalitas, sehingga setiap peristiwa sepenuhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi sebelumnya. Dengan memahami teori ekologi media dengan pendekatan kualitatifmenggunakan metode kajian literatur kita mampu menjadi seorang yang lebih bijak dan kritis dalam menanggapi isu-isu atau permasalahan di media massa salah satunya perfilm-an.