news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Enzim Ptialin dan Puasa: Apa yang Terjadi Saat Kita Tidak Makan?

Ajeng Retno Kustianingrum
S.Pd. Biologi UMSurabaya
6 Maret 2025 16:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Retno Kustianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puasa mengubah banyak aspek dalam tubuh manusia, termasuk sistem pencernaan. Salah satu enzim yang berperan penting dalam proses pencernaan adalah enzim ptialin atau α-amilase saliva, yang bertugas memecah karbohidrat di dalam mulut. Namun, bagaimana kondisi enzim ptialin saat seseorang menjalani puasa? Apakah produksinya menurun atau tetap aktif? Enzim ptialin adalah jenis amilase yang dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi utama enzim ini adalah memecah karbohidrat kompleks (seperti amilum) menjadi gula sederhana agar lebih mudah dicerna di saluran pencernaan. Proses ini dimulai di dalam mulut, bahkan sebelum makanan mencapai lambung dan usus. Bagaimana Enzim Ptialin Berubah Selama Puasa? Saat seseorang berpuasa, kondisi enzim ptialin mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk adaptasi tubuh terhadap tidak adanya asupan makanan.
Ilustrasi Enzym Sumber Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Enzym Sumber Shutterstock
Efek Pada Produksi Enzim Ptialin Dan Pencernaan Karbohidrat
ADVERTISEMENT
Karena tidak ada makanan yang dikunyah dalam waktu lama, stimulasi produksi saliva berkurang yang secara langsung menurunkan jumlah enzim ptialin yang dihasilkan. Namun, produksi enzim akan kembali meningkat setelah seseorang berbuka puasa dan mulai mengunyah makanan lagi. Berpuasa selama berjam-jam tanpa minum dapat menyebabkan sedikit dehidrasi, yang berdampak pada penurunan produksi air liur. Dengan berkurangnya saliva, enzim ptialin juga berkurang, sehingga makanan yang dikunyah setelah berbuka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna.
Efek pada Pencernaan Karbohidrat
Makanan seperti nasi merah, gandum, dan ubi yang dikonsumsi saat sahur akan lebih lambat dicerna karena mengandung karbohidrat kompleks. Enzim ptialin membantu memulai proses pencernaan sejak di mulut, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang dilepaskan secara bertahap selama puasa. Karena enzim ptialin berfungsi untuk memulai pencernaan karbohidrat, penurunan produksinya bisa sedikit memperlambat proses ini saat berbuka. Oleh karena itu, mengunyah makanan lebih lama saat berbuka bisa membantu enzim bekerja lebih efektif sebelum makanan masuk ke lambung.
Ilustrasi Makanan Berkabohidrat Sumber Shutterstock
Meskipun produksi enzim ptialin menurun saat puasa, ada beberapa cara untuk membantu tubuh mengoptimalkan kerjanya seperti mengunyah makanan dengan baik saat sahur dan berbuka, semakin lama makanan dikunyah maka semakin efektif enzim ptialin dalam memecah karbohidrat. Minum cukup air saat sahur dan berbuka, hidrasi yang baik membantu menjaga produksi saliva agar enzim tetap aktif. Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat kompleks, karbohidrat ini membutuhkan kerja enzim ptialin lebih lama sehingga energi dilepaskan secara bertahap sepanjang hari. Menghindari makanan terlalu manis saat berbuka, makanan yang sangat manis bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat tetapi juga menyebabkan penurunan energi yang drastis setelahnya.
ADVERTISEMENT
Selama puasa, produksi enzim ptialin memang mengalami penurunan karena tidak adanya aktivitas mengunyah dan sedikit dehidrasi. Namun, tubuh memiliki mekanisme adaptasi, di mana produksi enzim kembali meningkat saat seseorang berbuka dan mulai makan lagi. Untuk mengoptimalkan fungsi ptialin, penting untuk mengunyah makanan dengan baik dan menjaga asupan cairan yang cukup. Dengan cara ini, pencernaan tetap berjalan optimal meskipun tubuh dalam kondisi berpuasa.