news-card-video
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Neurosains Ramadan: Dopamine, Emosi, dan Produktivitas Saat Berpuasa

Ajeng Retno Kustianingrum
S.Pd. Biologi UMSurabaya
16 Maret 2025 10:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Retno Kustianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dopamine adalah salah satu neurotransmitter utama dalam otak yang berperan dalam regulasi motivasi, suasana hati, dan sistem penghargaan. Hormon ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk perasaan bahagia, fokus, dan kecanduan. Puasa, sebagai praktik yang melibatkan pembatasan asupan makanan dan minuman dalam jangka waktu tertentu, memiliki dampak signifikan terhadap kadar dopamin dalam tubuh. Artikel ini akan membahas bagaimana puasa dapat memengaruhi produksi, sensitivitas, dan keseimbangan dopamin dalam tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
Dopamine berperan penting dalam berbagai fungsi fisiologis dan psikologis, di antaranya mengatur suasana hati dan emosi, meningkatkan motivasi dan konsentrasi, mengontrol sistem penghargaan dan kecanduan serta mengatur pergerakan dan koordinasi tubuh. Gangguan pada sistem dopaminergik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti depresi, kecanduan, dan penyakit Parkinson.
Ilustrasi fungsi dopamine dalam tubuh sumber shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fungsi dopamine dalam tubuh sumber shutterstock
Dopamine Saat Berpuasa
1. Peningkatan Sensitivitas Reseptor Dopamin
Saat seseorang berpuasa, tubuh mengalami peningkatan sensitivitas terhadap dopamin. Hal ini terjadi karena selama puasa, tubuh mengurangi paparan terhadap stimulus eksternal yang dapat menyebabkan overstimulasi sistem dopaminergik, seperti konsumsi makanan tinggi gula dan lemak. Dengan meningkatnya sensitivitas reseptor dopamin, seseorang menjadi lebih responsif terhadap rangsangan alami seperti olahraga dan interaksi sosial.
2. Detoksifikasi Sistem Dopaminergik
Konsumsi makanan olahan, gula berlebihan, dan kebiasaan makan berlebih dapat menyebabkan desensitisasi reseptor dopamin, yang mengarah pada kebutuhan akan lebih banyak rangsangan untuk merasakan kesenangan. Puasa membantu membersihkan sistem ini, memungkinkan tubuh untuk kembali merespons dopamin secara lebih optimal dan alami.
ADVERTISEMENT
3. Regulasi Mood dan Pengurangan Stres
Puasa juga meningkatkan produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), protein yang membantu meningkatkan kesehatan neuron dan neuroplastisitas otak. BDNF memiliki hubungan erat dengan dopamin dalam mengatur suasana hati dan mengurangi stres. Oleh karena itu, puasa dapat membantu meningkatkan keseimbangan emosional dan mengurangi risiko gangguan kecemasan dan depresi.
4. Penurunan Sementara Kadar Dopamin
Pada awal puasa, tubuh mungkin mengalami sedikit penurunan kadar dopamin karena adanya perubahan metabolisme dan pengurangan asupan makanan yang biasanya memicu pelepasan dopamin. Hal ini dapat menyebabkan gejala sementara seperti lemas, kurang fokus, dan perubahan suasana hati. Namun, setelah tubuh beradaptasi, kadar dopamin akan kembali stabil dengan kualitas yang lebih baik.
Ilustasi dopamine mempengaruhi suasana hati dan emosi sumber shutterstock
Cara Mengoptimalkan Dopamin Saat Berpuasa
ADVERTISEMENT
Agar manfaat puasa terhadap sistem dopamin lebih optimal, beberapa langkah berikut dapat diterapkan:
1. Mengonsumsi makanan kaya tirosin saat sahur dan berbuka, seperti pisang, telur, kacang-kacangan, dan ikan.
2. Berolahraga ringan, seperti jalan kaki atau yoga, untuk merangsang produksi dopamin secara alami.
3. Mengatur pola tidur yang baik, karena tidur yang cukup mendukung produksi dopamin dan keseimbangan neurotransmiter lainnya.
4. Melakukan aktivitas spiritual dan refleksi, seperti meditasi dan ibadah, yang terbukti meningkatkan ketenangan serta keseimbangan hormonal dalam tubuh.
Puasa memiliki dampak signifikan terhadap hormon dopamin dalam tubuh. Dengan meningkatkan sensitivitas reseptor dopamin, membantu detoksifikasi sistem dopaminergik, serta berkontribusi pada keseimbangan suasana hati dan pengurangan stres, puasa dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan. Namun, penting untuk menjalankan puasa dengan pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat agar manfaat ini dapat dirasakan secara optimal.
ADVERTISEMENT