Konten dari Pengguna

Hubungi Klien dan Bos Tengah Malam, Apakah Etis?

Ajeng Illastria Rosalina
Profesi : Apoteker, ASN BPOM
19 Agustus 2021 15:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Illastria Rosalina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Jadi kelelawar

ADVERTISEMENT
Siapa bilang WFH artinya santai, pada beberapa kasus bahkan saya temui, WFH artinya kerja 24/7 alias tanpa batas. Karena meja kerja semua orang ada di dekatnya jadi orang bisa bekerja setiap waktu.
sumber : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : pixabay.com
Saya seorang ibu dengan tiga anak, yang dua diantaranya telah sekolah di KB dan TK. Seperti yang kita ketahui anak-anak di umur itu masih belum dapat mandiri secara penuh apalagi untuk melakukan sekolah daring sendiri. Banyak persiapan perangkat belajar, belum lagi perlu didampingi selama pembelajaran. Jadi saat pagi hari saya berusaha untuk menemani kegiatan belajar anak-anak saya. Itu dapat saya lakukan saat tidak ada agenda meeting pagi. Namun, saat ada kegiatan meeting di pagi atau, tentu saja terkadang harus sembari menemani mereka. Tidak mudah memang, tapi bisa, paling tidak saya menemani saat pada awal pelajaran dan saya akan mulai meninggalkan mereka perlahan.
ADVERTISEMENT
Untuk pekerjaan selain meeting, seperti pekerjaan administrasi, pelaporan dan lain sebagainya saya memilih mengerjakannya saat anak-anak terlelap di siang hari dan di malam hari. Jadi saya memang terbiasa hidup seperti kalong atau seperti kelelawar yang hidup di malam hari.
Terkadang selama mengerjakan pekerjaan tersebut ada hal-hal yang harus saya laporkan kepada atasan, ada yang perlu saya konfirmasi kepada klien atau ada yang harus saya diskusikan dengan rekan kerja. Disitu saya kadang menjadi dilema, kalau saya tunda keesokan hari khawatir lupa, karena saya pernah menundanya, padahal saya sudah membuat catatan untuk melakukan hal tersebut, namun tetap saja terlupa. Di sisi lain kalau saya lakukan sekarang di tengah gelapnya malam, takutnya akan mengganggu waktu istirahat.
ADVERTISEMENT
Jadi saya memutuskan, kalau itu berupa laporan kepada atasan, saya gunakan email corporate. Karena kebetulan email corporate saya menggunakan server tertentu yang saya yakin tidak akan menimbulkan notifikasi di gawai atasan saya. Jadi atasan saya tidak akan menyadari di malam hari. Cara lainnya saya pernah juga menggunakan fasilitas pengiriman email terjadwal milik Google atau bahasa mereka (schedule send). Letak pengaturannya adalah tepat ada di tanda panah yang ada tepat di samping tombol send. Dengan fasilitas itu kita bisa menjadwalkan pengiriman, sehingga email akan diterima oleh atasan saya saat jam kerja.
Sedangkan saat saya membutuhkan informasi dari rekan dan klarifikasi kepada klien, awalnya saya nekat saja mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi Whatsapp kepada mereka. Yang ada di pikiran saya, ah, kan klien jelas sangat senang kalau dokumen-dokumen ini saya kerjakan dengan cepat, jadi tidak ada salahnya.
ADVERTISEMENT
Faktanya, seringkali saat saya mengirimkan pertanyaan atau klarifikasi kepada rekan dan klien saat malam hari, sekitar jam 22 hingga jam 24, mereka segera memberikan merespon balik. Bahkan terkadang kami sampai mendiskusikan permasalah tersebut cukup panjang. Tampak pula dari respon yang mereka berikan, mereka masih berada di depan desktop. Awalanya memang takjub, wah ternyata bukan hanya saya yang jadi kalong saat pandemi. Namun ada juga beberapa rekan dan klien yang merespon keesokan paginya. Mungkin golongan ini bukan merupakan golongan kalong.
Dari sini akhirnya menjadi kebiasaan selama pandemi, tanpa sungkan lagi saya mendiskusikan pekerjaan ataupun bahkan terkadang meminta data kepada mereka. Rekan sayapun demikian, mereka juga tidak segan mendiskusikan pekerjaan saat para kelelawar sedang bergerilya. Bahkan setelah akhirnya saya memahami beberapa kebiasaan rekan saya, kepada mereka yang terlelap di malam hari atau yang tidak pernah membalas chat saat malam pun, saya tetap mengirimkan pesan saat itu juga.
ADVERTISEMENT
Akankah saat semua kembali normal dan kita telah ngantor 100 % hal ini masih akan terjadi?