Konten dari Pengguna

Presiden Sidak Obat dan Vitamin? Kami Tidak Panik, Kami Responsif

Ajeng Illastria Rosalina
Profesi : Apoteker, ASN BPOM
31 Juli 2021 10:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Illastria Rosalina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber pixabay.pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber pixabay.pixabay.com
ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu sempat viral video yang diunggah di akun Instagram Presiden RI. Pada video tersebut Bapak Presiden pergi dengan mobil MPV premiumnya, yang sebenarnya itu yang membuat saya tertarik. Baiklah kita kembali ke topik utama.
ADVERTISEMENT
Beliau mengunjungi sebuah sarana pelayanan kefarmasian, dalam hal ini apotek di bilangan Bogor. Di video terpampang jelas nama apotek tersebut. Dari komentar-komentar yang masuk beberapa di antara warganet mengenali apotek tersebut, mereka menyatakan bahwa apotek tersebut sebenarnya termasuk apotek yang ketersediaan obatnya lengkap dan banyak. Yang jadi perbincangan adalah, di tempat yang lengkap saja, semua obat dan suplemen yang dicari kosong sejak beberapa minggu lalu, apalagi di tempat lain.
Pada video, beliau bertanya ketersediaan beberapa macam obat. Obat-obat yang ditanyakan adalah yang biasa diresepkan dokter untuk penanganan covid-19. Pada video tampak Beliau bertanya satu nama obat, pihak apotek menjawab, "kosong pak", begitu seterusnya hingga produk keempat masih dengan jawaban yang sama. Akhirnya Beliau hanya mendapatkan dua jenis suplemen yakni produk multivitamin yang mengandung Zinc dan Vitamin D 1000 IU. Sebenarnya saat itu yang Beliau cari adalah Vitamin D 5000 IU. Kemudian tampak Bapak Presiden menghubungi Pak Menkes melalui sambungan telepon untuk meminta klarifikasi dan mengabarkan hasil sidak yang beliau lakukan. Video berakhir sampai di situ.
ADVERTISEMENT
Dari situ saya sudah punya firasat dan bahkan sempat membagikan video tersebut di beberapa grup rekan kantor. Caption yang saya berikan pada grup adalah "Panik ga? Panik ga? Panik lah, masa enggak."
Mari, saya ajak flashback sebentar sekitar 2-3 hari sebelum viralnya video tersebut. Kami yang ada di instansi yang mengatur regulasi Obat termasuk di antaranya Suplemen Kesehatan, telah melakukan pemantauan terkait ketersediaan produk produk untuk penanganan Covid di lapangan. Kami juga meminta kesediaan para distributor dalam hal ini Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk melakukan pelaporan stok harian melalui sistem pelaporan elektronik.
Kembali lagi ke kejadian pada Video.
Untuk perkara obat, kami tidak panik. Karena kami punya data ketersediaan serta sebaran distribusinya se-Indonesia tercinta. Kalau ternyata produk obat di pasaran kosong, itu karena memang kebutuhan yang sedang meroket (karena meroketnya kasus covid-19), sedangkan kapasitas produksi serta ketersediaan bahan baku belum mampu mengimbangi permintaan. Dan memang, produk yang telah diproduksi lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan Rumah Sakit baik swasta maupun pemerintah serta fasilitas isolasi yang dikelola pemerintah dalam hal ini di bawah koordinasi Kementerian. Jadi lebih sulit lagi memang mencari produk obat di fasilitas yang pelayan kefarmasian seperti apotek.
ADVERTISEMENT
Kita kembali lagi ke video. Waktu di apotek itu, Beliau hanya mendapatkan dua jenis produk yakni multivitamin dan vit D 1000 IU. Untuk multivitamin dengan zinc, banyak sekali produk lokal yang saat ini bisa digenjot produksinya oleh industri, jadi bisa dibilang stok nasional aman. Lain hal dengan suplemen yang sedang dicari Pak Presiden waktu itu yakni Vit D dosis tinggi 5000 IU, di mana produk tersebut memang tidak banyak beredar di Indonesia, hanya ada beberapa produk impor.
Di sini masalahnya, belum ada adalah data ketersediaan suplemen. Dengan responsif, keesokan harinya, kami segera melakukan pendataan suplemen yang beredar di apotek-apotek dan di distributor. Akan ada tindak lanjut setelah dilakukan kajian tentang data yang didapatkan tersebut. Sama halnya dengan saat awal pandemi, waktu itu kita mengalami kelangkaan stok hand sanitizer dan masker.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan segera semua berbenah, pemerintah sebagai regulator berbenah, para produsen juga segera meningkatkan kapasitas produksi, voila, stok kedua komoditi aman. Meskipun kita tidak bisa membandingkan secara apple to apple peningkatan produksi komoditi obat dengan masker, namun kita semua harus berusaha bersama. Semoga kebutuhan obat dan suplemen pendukung segera dapat terpenuhi, dan semoga pandemi ini segera berakhir.
Di sinilah kami bersikap responsif dalam menangani isu-isu di masyarakat, ke depan kami akan lebih antisipatif.
Sehat Indonesiaku.