Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ketika Kecerdasan Buatan Memudahkan Seni Antara Kemajuan dan Kekhawatiran
6 Mei 2025 20:06 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Aji Ahmad Fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Karya seni selalu menjadi representasi jiwa manusia. Tapi hari ini, mesin lebih tepatnya kecerdasan buatan (AI) ikut ambil peran dalam proses kreatif. Dari gambar digital, musik, hingga video pendek, AI memudahkan banyak orang menciptakan karya seni hanya dalam hitungan detik.
ADVERTISEMENT
Teknologi seperti DALL-E, Midjourney, atau Runway ML memungkinkan siapa pun, bahkan yang tidak punya latar belakang seni, menghasilkan gambar atau video artistik. Cukup ketikkan deskripsi sederhana, dan AI akan menghasilkan karya visual yang tampak profesional.
Namun, di balik semua kemudahan itu, muncul perdebatan besar:
Apakah AI menghancurkan makna asli dari seni?
Seni adalah salah satu aspek kehidupan manusia yang paling kreatif dan inspiratif. Seni telah menjadi sumber inspirasi bagi manusia selama berabad-abad dan telah menciptakan banyak karya seni yang indah dan bermakna. Namun, dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin cepat, masa depan seniman mungkin akan berubah. Artikel ini akan membahas tentang bagaimana AI dapat mempengaruhi masa depan seniman dan apa dampaknya pada industri seni.
ADVERTISEMENT
AI dapat membantu seniman dalam berbagai cara, salah satunya adalah dengan menghasilkan karya seni yang lebih baik dan lebih cepat. Dengan algoritma dan teknologi yang canggih, AI dapat menghasilkan karya seni yang sangat realistis dan mengesankan dalam waktu yang sangat singkat. Sebagai contoh, Google telah mengembangkan aplikasi bernama DeepDream yang menggunakan AI untuk menghasilkan gambar-gambar yang unik dan tidak biasa dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.
Namun, banyak seniman masih ragu-ragu tentang penggunaan teknologi AI dalam industri seni. Beberapa seniman merasa bahwa penggunaan AI dapat mengancam keberadaan mereka dan membuat mereka kehilangan pekerjaan mereka. Namun, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan keberadaan seniman dalam industri seni. Sebagai contoh, AI mungkin dapat menghasilkan karya seni yang realistis, tetapi tidak dapat menghasilkan karya seni yang memiliki kreativitas dan makna yang mendalam seperti yang dapat dihasilkan oleh seniman manusia.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan AI dalam Sudut Pandang Seni
Pada bidang seni, AI memungkinkan seniman untuk menjelajahi ide-ide yang lebih kompleks dan ekspresif dengan metode yang sebelumnya sulit dicapai. Menurut Dr. Ranti Rachmawanti, M.Hum., dosen S1 Seni Rupa, Fakultas Industri Kreatif (FIK) Tel-U, AI telah membawa revolusi dalam bidang seni, dengan membuka pintu untuk eksplorasi kreatif yang baru dan menghadirkan tantangan serta pertanyaan filosofis tentang makna seni. Dalam pandangan Ranti hal itu menunjukkan bahwa AI telah memperluas kemungkinan kolaborasi antara manusia dan teknologi dalam seni.
AI dimanfaatkan dalam banyak bidang seni, seperti seni generatif, interaktif, virtual atau Augmented Reality, seni digital, hingga pendidikan seni. Pada tiap-tiap bidang seni tersebut, AI membantu beberapa dalam menjalankan beberapa hal seperti, proses eksplorasi ide animasi hingga instalasi seni interaktif (contoh: Generative Adversarial Networks (GAN), menghasilkan sketsa awal pada suatu karya, menciptakan pengalaman visual yang lebih realistis dan interaktif bagi penikmat seni, hingga membantu proses pendalaman seni secara teoretis. AI memfasilitasi seniman dalam menganalisis tren seni, meramalkan preferensi pasar, dan mendapatkan wawasan yang mendalam tentang audiens para seniman.
ADVERTISEMENT
AI dalam Seni Di Luar Batas Kontroversial
Kehadiran AI dalam bidang seni pada dasarnya tidak selalu menimbulkan ancaman selama digunakan sebagai alat bantu yang mendukung proses seni. AI dapat menjadi salah satu alternatif media untuk berkarya bagi seniman, akademisi maupun profesional di bidang seni. Ranti menegaskan bahwa pengaruh AI terhadap seni sebenarnya adalah suatu gebrakan revolusioner yang mengubah paradigma kreativitas manusia. Pernyataan tersebut juga seiring dengan gambaran dampak positif AI dalam bidang seni menurut Profesor Seni Lukis dari Universitas Indiana, Caleb Weintraub. Menurut Caleb, AI memberikan peningkatan tingkat pemikiran kreatif, efisiensi, dan tingkat inovasi. AI telah menghadirkan kemungkinan-kemungkinan baru yang mendalam dalam proses penciptaan seni.
Hal yang mungkin kerap menjadi perdebatan dalam pemanfaatan AI dalam bidang seni biasanya berkaitan dengan hak cipta dan etika. Namun, seni pada dasarnya tetap memberikan landasan yang dinamis untuk eksplorasi tentang menjadi manusia dalam era teknologi yang semakin maju. Dengan besarnya potensi yang dimiliki oleh AI, maka sejatinya banyak limitasi yang perlu disadari oleh manusia yang memanfaatkan peranan AI. Manusia sudah seharusnya memahami penggunaan AI sesuai porsi, policy, dan regulasi yang berlaku. Manusia harus terus mengusahakan terwujudnya policy dan regulasi yang mampu mengendalikan penggunaan AI tanpa menghambat pertumbuhannya.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, AI memiliki kelemahan utama, yakni ketergantungan yang tinggi pada data latih (karena bersifat data-driven); kadang-kadang menghasilkan luaran (keputusan) yang bias (menguntungkan satu kelompok dan merugikan kelompok yang lain); serta kemampuan menjelaskan (explainability) yang relatif rendah sehingga sulit dipahami oleh manusia. Dalam aspek seni, AI mungkin menimbulkan ketergantungan berlebih terhadap teknologi hingga menghilangkan praktik tradisional seni.
Dengan pesatnya perkembangan AI, sudah semestinya manusia mempersiapkan diri dengan memperbanyak pengetahuan dan keterampilan terkait AI. AI senantiasa berkembang menjadi teknologi yang tidak mungkin dihindari, dihentikan, atau dihancurkan. Hal itu menjadi tantangan bagi manusia agar dapat memanfaatkan AI untuk menyelesaikan beragam masalah yang dihadapi, asalkan kita paham dan terampil menggunakannya.
Seiring dengan kebijaksanaan dalam memanfaatkan seni, manusia juga perlu memfokuskan diri pada peningkatan kompetensi unik sebagai anugerah yang dimiliki manusia dan memposisikan AI hanya sebagai penunjang dalam menjalankan pekerjaan. AI dan seni tidak lagi menjadi suatu kontroversi selama dapat memanfaatkan secara proporsional dan etis dengan menghargai kepentingan semua pihak, serta memperhatikan hak cipta dan aturan plagiarisme, menghargai kreativitas dan nilai seni.
ADVERTISEMENT
Penulis: Aqila Zahra Qonita | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations
Kesimpulan:
Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia seni telah membawa kemudahan, efisiensi, dan peluang baru dalam proses kreatif. AI memungkinkan siapa saja untuk menciptakan karya seni tanpa harus memiliki latar belakang artistik, serta membuka jalan bagi eksplorasi seni yang lebih kompleks dan interaktif. Meskipun begitu, kehadiran AI menimbulkan kekhawatiran terkait orisinalitas, hak cipta, dan peran seniman manusia itu sendiri.
Namun, selama digunakan secara proporsional dan etis, AI dapat menjadi alat bantu yang mendukung kreativitas, bukan menggantikannya. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk meningkatkan literasi AI, memahami batasannya, dan tetap mempertahankan nilai-nilai seni yang autentik. Kolaborasi antara manusia dan AI justru dapat memperkaya makna seni dan membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam industri kreatif.
ADVERTISEMENT
Aji Ahmad Fauzi - Mahasiswa S1 Desain Komunikasi Visual, ITBAD