Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Imunisasi Untuk Semua: Melawan Hoaks, Menyelamatkan Masa Depan
30 April 2025 21:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Aji Muhawarman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan teknologi dan informasi, tantangan terbesar dalam program imunisasi di Indonesia bukan hanya soal logistik atau akses geografis saja. Hoaks dan misinformasi kini menjadi hambatan utama yang mengancam keberhasilan imunisasi anak. Beragam narasi menyesatkan–dari efek samping imunisasi yang dilebih-lebihkan hingga teori konspirasi yang tidak berdasar–menyebar cepat di media sosial dan menimbulkan ketakutan di kalangan orang tua. Jika tidak ditangani, hal ini bisa berdampak serius pada kesehatan generasi masa depan.
ADVERTISEMENT
Padahal, setiap anak berhak tumbuh sehat dan terlindungi dari penyakit yang sebenarnya bisa dicegah. Imunisasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mewujudkannya. Karena itu, lebih dari 180 negara setiap tahun memperingati Pekan Imunisasi Dunia, yang tahun ini mengusung tema “Immunization for All is Humanly Possible”. Tema ini menegaskan bahwa melindungi semua orang lewat imunisasi bukan hanya mungkin, tapi merupakan sebuah kewajiban kemanusiaan yang nyata.
Pada faktanya, imunisasi adalah salah satu pencapaian paling penting dalam menyelamatkan jutaan nyawa manusia. Data WHO (2025) menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 50 tahun belakangan, vaksin telah menyelamatkan rata-rata 6 nyawa setiap menit di seluruh dunia. Hal ini berarti program imunisasi telah menyelamatkan setidaknya 154 juta jiwa dalam setengah abad. Imunisasi juga bertanggung jawab atas sekitar 40% peningkatan angka harapan hidup bayi. Bahkan vaksin campak saja telah berkontribusi terhadap 60% dari total nyawa yang diselamatkan dari kematian dini akibat virus yang bernama ilmiah Morbillivirus Hominis ini. Angka-angka ini membuktikan betapa besar kontribusi imunisasi dalam memperbaiki kesehatan masyarakat global.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri telah mencatat kemajuan berarti dalam peningkatan cakupan imunisasi dasar. Menurut WHO, jumlah anak di Indonesia yang belum pernah menerima imunisasi dasar, atau zero dose, turun dari 1,1 juta pada 2021 menjadi 662 ribu pada 2023. Ini adalah hasil kerja keras para tenaga kesehatan, pemerintah daerah, mitra pembangunan, dan masyarakat dalam menjangkau kelompok paling rentan. Namun, kita masih menempati posisi keenam dunia dalam jumlah anak zero dose. Artinya, tantangan masih besar, dan hoaks menjadi salah satu yang paling mendesak untuk diatasi.
Permasalahan hoaks dan zero dose tidak bisa dipandang secara terisolasi dalam ruang hampa. Pada banyak kasus, keduanya saling berkaitan dan justru saling memperkuat. Data dari riset Global Health Strategies melalui inisiatif VaxSocial – sebuah program yang memanfaatkan intervensi digital untuk mengurangi keraguan terhadap imunisasi dan meningkatkan kepatuhan terhadap vaksinasi anak – menunjukkan bahwa di delapan kota/kabupaten di empat provinsi, terdapat sekitar 33,85% responden mengaku khawatir terhadap efek samping vaksin. Sebanyak 30,99% merasa ragu akan keamanan vaksin bagi anak mereka, dan 29,6% meragukan efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit. Kekhawatiran-kekhawatiran ini akan semakin rentan bilamana diperburuk oleh maraknya hoaks dan misinformasi, terutama di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi tantangan hoaks dan misinformasi, Kementerian Kesehatan telah mengubah cara berkomunikasi. Kami tidak lagi hanya menyampaikan informasi secara satu arah, tapi membuka ruang dialog di platform digital. Melalui akun media sosial resmi dan kanal komunikasi lainnya, kami meluruskan kesalahpahaman, menjawab pertanyaan, dan menghadirkan konten edukatif yang mudah dipahami. Bahasa yang relevan, visual yang menarik, dan pendekatan yang empatik menjadi kunci kami menjangkau orang tua muda.
Kami juga bekerja sama dengan para kreator konten dan pegiat media sosial dari berbagai daerah, untuk menghadirkan narasi positif tentang imunisasi. Tidak lagi hanya poster dan baliho, pesan imunisasi kini hadir dalam bentuk video TikTok, podcast, hingga Instagram Reels. Semua dirancang agar lebih dekat dengan keseharian masyarakat. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menjangkau masyarakat luas serta membangun kepercayaan terhadap imunisasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, kampanye digital yang mendukung pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada tahun lalu berhasil menjangkau lebih dari 22 juta orang di seluruh Indonesia, menghasilkan lebih dari 44 juta impresi, serta mendorong lebih dari 100.000 kunjungan ke laman informasi AyoSehat Kementerian Kesehatan terkait imunisasi. Capaian ini mencerminkan efektivitas pendekatan komunikatif yang inovatif dapat memperluas jangkauan pesan kepada masyarakat
Pekan Imunisasi Dunia 2025 mengajak seluruh masyarakat untuk ambil bagian. Imunisasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga panggilan hati kita semua. Orang tua, guru, tokoh agama, kreator konten, hingga setiap elemen komunitas. Semuanya berperan penting dalam membangun kepercayaan terhadap imunisasi.
Apa yang bisa kita lakukan? Banyak. Kita bisa memulai dengan menyaring informasi sebelum membagikannya, berdiskusi dengan tenaga kesehatan jika ragu, dan membagikan cerita positif tentang imunisasi di lingkungan sekitar atau media sosial. Satu unggahan sederhana bisa membuka mata banyak orang. Satu keputusan orang tua untuk mengimunisasi anaknya bisa menjadi pelindung bagi seluruh komunitas.
ADVERTISEMENT
Mari bersuara bersama, meluruskan yang salah, dan menjaga generasi. Karena imunisasi adalah hak semua orang, dan melawan hoaks adalah salah satu jalan menuju masa depan Indonesia yang lebih sehat.