Klinik Konsultasi Kewirausahaan Kramatwatu: Bangkit Hadapi Pandemi COVID-19

Aji Putra Perdana
Seorang Geograf(er) yang mengamati lingkungan sekitar dari sudut pandang geografi. Pemerhati Peta dan Toponim. Saat ini bekerja di Badan Informasi Geospasial.
Konten dari Pengguna
25 Juni 2021 8:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aji Putra Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Senin (21/06), saya bersama dengan 5 rekan kantor berangkat sebagai Tim Surveyor Toponim Kramatwatu dari Badan Informasi Geospasial (BIG) berkesempatan mendatangi Kantor Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dalam rangka persiapan pelaksanaan survei toponim di wilayah tersebut. Langkah awal dalam setiap kegiatan survei toponim adalah kunjungan ke kantor pemerintah daerah setempat untuk mendapatkan gambaran kondisi geografis serta unsur rupabumi bernama yang ada di lokasi survei.
ADVERTISEMENT
Bonus Survei Toponim: Mengenal Potensi Wirausaha
Surve toponim di kondisi pandemi COVID-19 dengan jumlah kasus yang semakin meningkat di Indonesia membutuhkan persiapan dan informasi ekstra. Tentunya, kami sadar bahwa sebagai pendatang perlu untuk menggali informasi lebih dalam terkait kondisi pandemi COVID-19 di lokasi survei yaitu 15 desa di Kramatwatu.
Tiba di kantor kecamatan, kami pun disambut oleh salah satu pejabat pemerintahan yaitu Mamak Abror (Kepala Seksi [Kasi] Ekonomi Pembangunan, Kecamatan Kramatwatu). Ada yang menarik perhatian saya saat pertama kali memasuki sebuah ruangan yang bertuliskan "Klinik Konsultasi Kewirausahaan". Terdapat 3 kata kunci utama yang semakin bikin saya penasaran #klinik #konsultasi dan #kewirausahaan.
Pembicaraan dibuka oleh rekan saya, Aldila yang merupakan Ketua Tim Surveyor Toponim Kramatwatu. Aldila menceritakan tujuan dan mengapa kegiatan survei toponim ini dilakukan di Kramatwatu. Abror menyambut baik kedatangan kami dan menceritakan banyak hal terkait kondisi geografis, potensi wilayah hingga perkembangan situasi pandemi COVID-19 di 15 desa.
Tim Surveyor Toponim BIG Diskusi dengan Mamak Abror tentang Kondisi Geografis dan Potensi Wilayah Kramatwatu. Dokumentasi Pribadi (Foto: Aji Putra Perdana)
Sebagai seorang geograf(er) saya pun terkesima mendengar penjelasan detail dari Abror. Saya melihat Abror sebagai seorang neogeograf(er) dimana beliau menggunakan pendekatan geografi dalam tiap diskusinya. Abror mampu menjelaskan dengan apik letak dan kondisi geografis Kramatwatu, strategi bangkit dari pandemi COVID-19 melalui wirausaha sebagai bagian kerja sama pemerintah daerah dan warga dalam pemulihan perekonomian Kramatwatu.
ADVERTISEMENT
Salah satu langkah yang ditempuh Abror adalah ruang diskusi bagi warga yang memiliki semangat untuk bangkit untuk berwirausaha. Hal inilah yang menjawab rasa penasaran saya tatkala memasuki ruangan kerja beliau yang bertuliskan Klinik Konsultasi Kewirausahaan".
Mengapa menggunakan kata Klinik?
Mendengar penggunaan kata klinik pada "Klinik Konsultasi Kewirausahaan"mengingatkan saya pada iklan pengobatan tradisional yang cukup populer di kala itu. Bahkan, sempat menjadi viral dengan berbagai meme yang lucu, bikin ngakak hingga perut mules. Namun, klinik satu ini berbeda dengan klinik pada iklan dan meme tersebut.
Membaca definisi klinik dalam hasil pencarian di KBBI Daring berkaitan erat dengan nasihat medis, pengobatan, layanan kesehatan. Saya sebagai orang yang awam di bidang kewirausahaan tentunya semakin penasaran alasan di balik pemilihan kata klinik konsultasi kewirausahaan tersebut. Hal yang saya tangkap pertama kali, ruang kerja Abror adalah ruang bagi warga untuk datang dan bercerita mengenai keinginannya dalam mencari alternatif dan solusi penghasilan selama pandemi COVID-19.
Tulisan "Klinik Konsultasi Kewirausahaan Kecamatan Kramatwatu" terpampang di pintu masuk ruangan Abror. Dokumentasi Pribadi (Foto: Aji Putra Perdana)
Di tengah pandemi COVID-19 permasalahan yang dihadapi warga adalah kehilangan pekerjaan untuk penghidupan sehari-hari. Langkah bangkitnya dapat melalui dengan mulai berwirausaha. Abror menyampaikan awal mula perjalanan klinik, termasuk mengapa Abror memberi nama ruangannya klinik.
ADVERTISEMENT
Ide dan Semangat Abror Sejalan dengan San Diaga Uno: Bangkitnya UMKM
Membuka ruang obrolan melalui curhat bermanfaat adalah langkah yang dipilih oleh Abror hadapi pandemi COVID-19 bersama warga. "Silahkan googling Mamak Abror Kramatwatu, maka dapat dilihat berbagai kegiatan di Kramatwatu", lanjut Abror seraya menunjukkan hasil pencarian tersebut dari gawainya. Saya pun langsung mencari kembali dan mencermati tiap isi berita yang ada. Secara umum, Abror telah dengan baik menyampaikan perkembangan Kramatwatu ke media massa dan konon katanya ini merupakan bagian keterbukaan informasi publik layanan pemerintah daerah.
Bersaing di era pasar digital memerlukan promosi gencar di media daring. Berbagai ide dan semangat Abror ini, saya lihat selaras dengan konsep dan semangat membangkitkan UMKM yang diusung oleh sejumlah Menteri, salah satunya San Diaga Uno.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 ini memang membuka lembaran sejarah baru di berbagai lini kehidupan, salah satunya sektor UMKM. Di tengah upaya pemulihan ekonomi dan naiknya angka kasus COVID-19 tentunya bukanlah hal yang mudah untuk bangkit.
Mencermati ketiga komponen strategi yang disampaikan oleh Menteri San Diaga Uno sepertinya senada dengan semangat Pemerintah Kecamatan Kramatwatu untuk menggiatkan UMKM. Berikut ulasan pada tahun 2020 yang dilansir media pemberitaan mengenai upaya Kramatwatu bangkitkan perekonomian.
ADVERTISEMENT
Pertengahan September 2020 di tengah kemerosotan ekonomi dampak pandemi COVID-19, sebagaimana dilansir dalam media berita Radar Banten, budidaya ikan lele di Kabupaten Serang tetap produktif dan memberikan keuntungan bagi para peternak lele. Gerak bersama dan garap potensi yang ada dilakukan dengan apik dan sinergi oleh Pemerintah Kecamatan Kramatwatu bersama para peternak lele.
Abror menyampaikan bahwa sektor pecel lele tetap berjalan, bahkan dukungan sederhana misalnya daun kemangi juga disuplai oleh usaha sektor sayur-mayur warga Kramatwatu. Abror bahkan menegaskan bahwa pandemi COVID-19 bukanlah alasan untuk menjadi malas berusaha, tapi mesti menjadi acuan kuat untuk semakin giat dan kreatif, seperti langkah yang dilakukan para peternek lele tersebut.
Selain itu, untuk pemulihan perekonomian Kramatwatu juga dilakukan pelatihan bagi ibu-ibu melalui pelatihan industri rumah tangga, seperti dilansir dalam media berita Serang Timur. Situasi pandemi COVID-19 yang membuat kita untuk tetap berada di rumah, mendorong potensi lahirnya industri rumah tangga yang dapat bersaing di pasaran. Pelatihan tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas produksi sehingga memenuhi standar yang diharuskan, rasa yang enak dan memiliki kemasan yang bagus.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Abror menyampaikan idenya bahwa lokasi geografis Kramatwatu yang berada pada lintasan ramai jalur pantura Jawa semestinya dapat dioptimalkan oleh Pemerintah Daerah untuk pengembangan UMKM. Misalnya, mendirikan satu kawasan lengkap dari mulai SPBU, sentra oleh-oleh UMKM, dan layanan tempat peristirahatan yang tertata pada salah satu sudut lokasi yang dinilai strategis. Hal tersebut diharapkan dapat makin mendongkrak perekonomian masyarakat.
Ilsutrasi Konsultasi dan Diskusi Kewirausahaan. Kredit Foto: Photo by Charles Deluvio on Unsplash
"Orang yang galau dapat konseling dari hati ke hati (empat mata), mau sampingan usahanya apa? Lalu saya jabarkan potensi wirausaha yang memungkinkan. Intinya semangat untuk bangkit mesti ada", tandas Abror.
Berdasarkan diskusi dan cerita dari Abror inilah saya melihat bahwa klinik konsultasi kewirausahaan ini tentunya dapat diadopsi dan diadaptasi oleh pemerintah daerah lainnya. Kegiatan survei toponim kali ini membuka mata saya dan memperluas wawasan terkait berbagai upaya bangkit di tengah situasi tak menentu akibat pandemi COVID-19. Tetap jaga protokol kesehatan, semangat bangkit bersama dan sehat kuat demi esok yang lebih baik.
ADVERTISEMENT