Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Pergolakan Batin dalam Novel Raumanen Karya Marianne Katoppo
23 Oktober 2022 20:17 WIB
Tulisan dari Ajie Dzulvian Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Raumanen adalah seorang gadis cantik, rajin dan juga mandiri. Gadis berusia 18 tahun yang aktif dalam berorganisasi di Jakarta. Raumanen atau selalu di kenal dengan Manen, merupakan tokoh yang paling mewarnai dalam alur cerita novel yang di karang oleh Marianne Katoppo ini. Manen dalam novel ini digambarkan oleh penulis dengan pergolakan batin yang cukup mendalam. Sehingga banyak yang sangat mengganggu jiwa seorang Manen yang membuat kepribadian karakter seseorang membentuk pola tertentu yang membedakan dari individu lainnya.
ADVERTISEMENT
Tokoh utama Manen memiliki ketertarikan jika dikaji kedalam ilmu bidang psikologi sastra. Karena terdapat aspek-aspek gangguan kejiwaan yang dihadapi oleh si tokoh utama dalam menjalankan peran untuk mewarnai sebuah novel menjadi menarik. Dasarnya novel mengambil peran dari masyarakat karena novel biasanya mengangkat beragam masalah dalam kehidupan. Masalah kehidupan sangat erat dengan tingkah laku atau karakter manusia dalam keberlangsungan hidup. Tingkah laku mencerminkan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.
Novel Raumanen yang dikarang oleh Marianne Katoppo mengisahkan tokoh Manen ini bertemu dengan seorang insinyur muda yang bernama Monang. Keduanya tidak sekadar berjumpa, tetapi kerap dilanjutkan dengan berjalan bersama-sama. Hubungan mereka kedua lamban laun makin rapat. Akan tetapi Monang yang dikenal sebagai lelaki yang mempermainkan wanita dengan janji-janji manis dapat membuat kedua insan itu mencapai titik yang melampaui batas larangan dalam hubungan. Hal tersebutlah awal mula pergolakan batin seorang Manen muncul dalam kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini ketidakselarasan jiwa seorang Manen yang menimbulkan sifat ego dimanah pada kenyataannya seorang Monang yang diketahui Manen dari teman-temannya adalah seorang yang gila terhadap perempuan, akan tetapi pergolakan antara keinginan dan rasa suka Manen terhadap Monang memunculkan sifat ego dari Manen dan membutakan hati seorang Manen. Dengan kebutaan hati dan ego yang bergejolak Manen lebih menganggap Monang sebagai kekasihnya. Oleh karena hal itulah Manen merasa tidak memiliki ketenangan, sebab hubungan keduanya tidak mempunyai simpatisan dari teman-temannya.
Selanjutnya, pergolakan batin yang dialami seorang Manen ialah pergolakan hal yang dia perbuat sendiri. Dengan melampaui batas larangan adalah mimpi buruk seorang Manen seumur hidup. Manen merasa jiwanya tidak tenteram atas apa yang dia telah perbuat. Sehingga batin seorang Manen terus bergolak hubungannya dengan Monang tidak melahirkan kebahagiaan. Manen justru merasa Monang tidak mencintainya. Manen selalu coba untuk memastikan rasa cinta Monang terhadapnya tetapi Monang memilih cara lain untuk mengungkapkan cintanya, tak pernah sekalipun kata cinta keluar dari mulut Monang, padahal ucapan itulah yang sangat dibutuhkan oleh seorang Manen.
ADVERTISEMENT
Berikutnya ialah puncak pergolakan batin seorang Manen, dimanah Manen mengandung anak dari Monang atas perbuatan terlarangnya. Monang yang berasal dari suku Batak mengikuti keputusan dari keluarganya Monang harus menikah dengan gadis yang sama dengan sukunya, itulah keputusan keluarga Monang yang tidak dapat di ganggu gugat. Manen merasa sangat takut akan kehamilannya, kondisi fisiknya tak memungkinkan untuk punya anak dia akan menjadi buta atau gila apabila dia melahirkan anak. Hasil diagnosis dokter yang juga sekaligus teman Manen menyatakan bahwa anak yang di lahirkannya nanti akan cacat. Akibatnya ialah penyakit sifilis yang di idap oleh Monang. Dan dokter menyarankan untuk menggugurkan kandungannya. Tentu saja Manen menolak, dia tak mau membunuh anaknya sendiri. dia lebih menerima menderita daripada harus menggugurkannya, sungguhpun itu di sebabkan akibat hidup Monang yang tak bersih.
ADVERTISEMENT
Akhirnya dengan demikian Manen lebih memilih melakukan pertahanan diri. dia tak sanggup menghadirkan solusi, terlebih lagi tidak adapun indikasi Monang akan menikahi Manen. Manen mengurung diri di kamarnya. dia teringat selalu kisah kasihnya bersama Monang akan kebahagiaan dan kesedihannya selama menjalin kisah kasih. Manen tak mampu menutupi rasa kesalahannya yang sangat mendalam akibat melanggar ketentuan Tuhan. Manen tak kuasa menerima kenyataan yang pahit ini. dia lebih memilih melakukan pertahanan dengan menyerang dirinya sendiri, dia lebih memilih menghukum dirinya sendiri, dia lari dari kenyataan, dia bunuh diri.
Tokoh utama dalam novel Raumanen ini banyak timbul pergolakan batin yang menyebabkan karakter atau tingkah lakunya berbeda pada individu orang pada umumnya. Sehingga pergolakan-pergolakan batin yang muncul membuat Manen merasa gelisah, stres, dan depresi. Gangguan tersebut apabila tidak di tangani akan membawa penderitaan kehampaan hidup dan tidak tenang dalam menjalani hidup. Gangguan psikologis yang terdapat pada novel Raumanen memberikan pesan yang dapat di petik berupa jangan sampai kita dibutakan oleh cinta untuk menjerumus ke hal-hal yang negatif.
ADVERTISEMENT