Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Rawon: Kekayaan Kuliner Jawa yang Menggugah Selera dan Menyimpan Makna Budaya
2 Januari 2025 21:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Bayu Aji Rasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Surabaya, 2 Januari 2025 — Rawon, sebuah hidangan khas dari Jawa Timur, terutama Surabaya, tidak hanya memikat lidah dengan cita rasanya yang kaya, tetapi juga menyimpan kisah mendalam terkait sejarah, budaya, dan identitas masyarakat setempat. Sebagai bagian dari warisan kuliner Indonesia, rawon menjadi salah satu simbol penting dalam menggambarkan kekayaan tradisi kuliner tanah air, sekaligus menunjukkan pengaruh budaya yang berkembang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Rawon
Rawon merupakan sup daging sapi dengan kuah hitam yang khas, yang didapat dari penggunaan kluwek (buah dari pohon pangium edule) sebagai bahan utama untuk memberi warna gelap pada kuahnya. Sejarah rawon sendiri tidak terlepas dari perjalanan kuliner masyarakat Jawa Timur. Meskipun asal usul pastinya masih menjadi perdebatan, banyak yang meyakini bahwa rawon berasal dari Surabaya atau daerah sekitarnya.
Makanan ini pertama kali dikenal oleh masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda, saat berbagai bumbu dan rempah-rempah mulai diperkenalkan dan dipergunakan dalam masakan sehari-hari. Klungkung, yang merupakan bagian dari rempah-rempah yang dibawa oleh pedagang Cina, menjadi bahan yang menentukan dalam menciptakan rasa unik rawon yang tidak ditemukan di masakan lain.
ADVERTISEMENT
Rawon dalam Perspektif Antropologi Kuliner
Dari sudut pandang antropologi kuliner, rawon adalah salah satu contoh menarik tentang bagaimana makanan dapat mencerminkan identitas sosial dan budaya suatu masyarakat. Bahan-bahan dalam rawon mencerminkan adaptasi masyarakat Jawa Timur terhadap berbagai pengaruh budaya yang datang, baik itu dari India, Cina, maupun Belanda. Proses memasak rawon yang memerlukan waktu cukup lama untuk meresapkan bumbu-bumbu ke dalam daging sapi juga mencerminkan nilai kesabaran dan keharmonisan yang menjadi bagian dari filosofi hidup masyarakat Jawa.
Bahan utama rawon, yakni daging sapi, mencerminkan status sosial ekonomi pada masa lalu. Daging sapi adalah bahan yang tidak mudah didapat, sehingga hanya kelompok masyarakat tertentu yang dapat menikmatinya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, rawon kini bisa dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat, bahkan dengan variasi bahan seperti ayam atau daging kambing yang lebih terjangkau.
ADVERTISEMENT
Rawon sebagai Bagian dari Identitas Jawa Timur
Dalam masyarakat Jawa Timur, rawon bukan sekadar hidangan, tetapi juga merupakan bagian dari perayaan budaya dan adat. Di berbagai acara adat, seperti pernikahan, upacara kelahiran, atau perayaan besar lainnya, rawon sering menjadi hidangan utama yang disajikan untuk tamu. Keberadaannya di meja makan bukan hanya untuk memuaskan rasa lapar, tetapi juga untuk menghormati tamu dan mempererat hubungan sosial antar individu.
Selain itu, rawon juga memiliki tempat istimewa di kalangan masyarakat urban Surabaya dan sekitarnya. Kedai-kedai rawon, seperti Rawon Setan yang terkenal, tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga ruang interaksi sosial yang mempertemukan berbagai kalangan. Fenomena ini menunjukkan bagaimana makanan dapat menjadi simbol kehidupan sosial yang lebih luas, dari sekadar urusan makan menjadi bagian dari penguatan ikatan sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Rawon bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal cerita dan budaya. Makanan ini membawa kita pada perjalanan sejarah yang panjang, sekaligus menjadi jendela untuk memahami dinamika sosial dan budaya masyarakat Jawa Timur. Dari segi antropologi kuliner, rawon mengajarkan kita bahwa makanan lebih dari sekadar energi, tetapi juga merupakan simbol identitas, nilai-nilai sosial, dan warisan budaya yang harus terus dilestarikan.
Dengan mempertahankan resep asli dan memasukkan elemen-elemen lokal dalam setiap sajian, rawon akan terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, menggugah selera sambil memperkaya pemahaman kita tentang keanekaragaman budaya kuliner yang ada di tanah air.