Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ke Gua Bareng kumpala, Terjangkit Virus 'Kamu Nanya'
13 November 2022 17:56 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ajo Darisman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini kepala saya kerap terdistraksi sendiri oleh frasa 'kamu nanya?'. Gejalanya jadi makin parah setelah menghabiskan seharian libur pada Sabtu (12/11), bersama rombongan kumpala trekking ke Gua Garunggang di Sentul.
ADVERTISEMENT
Adalah Blesi, Tedja, dan Francisco yang membuat virus Dilan Cepmek itu kian parah menggerogoti saya. Tiga serangkai ini tidak terpisahkan dari mulai kumpul di kantor kumparan pukul 5.30 WIB (plus setengah jam molor), satu mobil di mobil kantor, hingga sepanjang perjalanan trekking kami kali ini.
"Mereka ini trio musketeers kumparan, enggak mau pisah," celetuk Mba Izar, mba bos HR kami yang selalu ndak pernah absen ikut trekking.
Sepanjang jalur yang bikin ngos-ngosan karena banyak pendakian itu, tiap kali berpapasan sudah hampir pasti saya mendengar 'kamu nanyea?' atau 'kamu bertanya-tanya?' dari mereka. Pertanyaan itu kemudian mendapat respons trio pejuang (ketawa-capek-ngos-ngosan) Ema, Ira, Fanny.
Bila sudah begitu, saya hanya ikut-ikutan mengulang dalam hati saja, atau sekali-kali turut menimpali dengan tawa. Maklum, sebagian mereka alhamdulillahnya baru saya kenal lewat kumpala atau badminton rutin kumparan tiap Jumat malam (terima kasih Mas Faw panitia segala acara wkwk).
ADVERTISEMENT
Kegiatan trekking yang kata sebagian kenalan bikin capek ini, pikir saya bisa banget buat meregangkan otak yang seringnya overtinking masalah negara (nyahaha).
"Coba vibe ruang redaksi yang super serius digabung mereka ya Teh Ems," celetuk saya ke Ema.
Tujuan trekking kali ini adalah Gua Garunggang dan Curug Leuwi Asih (curug sayangnya kena hujan, saya bilang dari awal biar tidaq kecewa). Kalau kata Kang Apoy, trek yang kami lewati lumayan. Bolak-balik 10 kilometer (saya merasanya lebih).
Formasi kali ini kalau saya tidak salah hitung bertujuh belas. 15 pegawai kumparan berbagai divisi, ditambah Uni Mira istri Bang Aldo yang tak pernah absen dan Mba Tya temannya Mba Izar.
Jalur yang kami lalui memang lebih banyak mendakinya. Menjadi seru karena kiri kanan kalau bukan sawah, pohon pinus, sungai, lalu menanjak disuguhi pemandangan bukit-bukit.
ADVERTISEMENT
Menyanyi, Cara Menyemangati Diri saat Trekking
Banyaknya pohon pinus ini sampai membuat Ira-Ema-Fanny merasa mereka Sherina. "Sang beruang tidur dan tak ada yang berani ganggu dia," senandung mereka. Hehe seingat saya banyak lagu Petualangan Sherina yang mereka nyanyikan, cuma saya tidak hapal.
Menyanyi menjadi cara Fanny menyemangati dirinya sepanjang perjalanan. Kegiatan kali ini, ia agaknya bintangnya. Perjalanan baru 10 menit saja dia sudah merasakan insiden kaki terpuruk ke lumpur. Untung ada Mas Faw 911.
Sepanjang perjalanan, Fanny berkali-kali jatuh bangun. Semoga dia tidak kapok. Saya rasa sih tidak. Sepanjang jalan, dalam langkah ngos-ngosan dia masih bernyanyi. "Aku bisa, aku pasti bisa," mungkin dia menyemangati diri sendiri.
Tapi yang paling sering saya dengar adalah 'Perjalanan membawamu' lagunya Kak Tulus, yang kemudian disahuti oleh Trio Musketeers dan bikin Fanny trauma mendengar lagu itu agaknya hehe.
Kami tiba di kawasan gua kira-kira pukul 10.30 WIB setelah berjalan lebih satu jam. Setara dengan puluhan lagu dibawakan Fanny dengan lirik yang sering diimprovisasi dan belasan kali 'kamu nanya?' saya dengar entah dari Blesi, Tedja, atau Fransisco.
Masuk ke gua ini cukup menuruni belasan anak tangga. Sedikit menurun lagi melewati bebatuan dengan bantuan tali. Di dalam gelap jadi perlu bantuan pencahayaan dari mamang-mamang. Dibayar seikhlasnya mereka siap mendampingi.
Puas menyantap es kelapa dan sudah tidak penasaran terhadap gua, kami melanjutkan perjalanan jam 12.00 WIB menuju curug. Kali ini perjalanan lumayan lebih banyak mendakinya. Ira lebih sering tertinggal di belakang. Untung ada Mas Zahit yang setia mendampingi.
ADVERTISEMENT
Diguyur Hujan
Medan menjadi lebih berat karena diguyur hujan. Kang Apoy menyelamatkan saya dan sebagian orang yang lupa bawa jas hujan plastik.
Jalanan yang basah menjadi lebih licin. Terutama buat trio pejuang. Untung ada tangan Mas Faw yang selalu bisa digandeng kapanpun tanpa ada yang marah hehe. Kalo bapak-bapak, ada Bang Angga, Mas Aswar, terpaksa merosot saja bila ada turunan licin (tangan Mas Faw tidak diciptakan buat mereka).
Satu jam kurang lebih, kami sampai lokasi curug. Kadung lapar, kami pilih untuk makan dulu. Menunya tentu mi rebus telur, ada yang dicampur nasi, lontong, atau gorengan. Teh hangat manis dan tawar.
Kami memutuskan pulang usai satu jam beristirahat. Agenda berenang di curug yang kata Kang Apoy punya kedalaman 3 meter mesti dibatalkan. Saya melihat arus air cukup deras dan berubah warna setelah diguyur hujan.
ADVERTISEMENT
"Kontrol ekspektasii, jangan sampai berlebihan biar gak gampang kecewa," begini kira-kira peringatan Mas Faw sebelum kami memulai perjalanan. Soal kecewa ketua kami ini ahlinya.
Satu hari seusai trekking kali ini, virus kamu nanya, kamu bertanya-tanya masih terngiang di kepala saya. Aduh semoga tidak lanjut sampai trekking selanjutnya.
Ditunggu ya Mas Faw trip selanjutnya. Kami percaya kumparan dan percaya Mas Faw!
Bonus video si Bolang: