Bisakah Psikopat Dideteksi Sejak Kecil?

Konten dari Pengguna
5 November 2019 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ochi the Explorer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cover baru! Akhirnya rilis juga!
zoom-in-whitePerbesar
Cover baru! Akhirnya rilis juga!
ADVERTISEMENT
Seperti biasa, gue akan mengawali diary gue ini dengan prolog yang enggak penting.
ADVERTISEMENT
Jadi, awalnya gue pengen banget bisa istiqamah, satu tulisan perhari. Eh tapi sibuk (halah) dan writer block karena khawatir tulisan gue tumpang tindih sama tulisan dari kantor-tapi-beda-desk. Karena pengen banget sok beda, banyak banget hal-hal baru yang gue riset dan gue baca.
Okelah kalau begitu!
Salah satu kasus yang gue riset adalah insiden ‘Osaka School Massacre’ yang terjadi pada tahun 2001 silam. Insiden yang menewaskan delapan anak-anak dan melukai 15 lainnya ini merupakan salah satu pembunuhan tersadis dalam sejarah Jepang modern.
Pelakunya, Mamoru Takuma, disebut-sebut sudah menunjukkan gejala MacDonald Triad sejak kecil. MacDonald Triad adalah sebuah teori populer untuk mengindikasi gejala psikopati.
Mamoru Takuma. Doc: Wikipedia
Semua orang pasti familiar dengan istilah psikopat, kan? Dalam dunia medis, sebenarnya psikopat ini tidak serta merta menggambarkan seseorang dengan perilaku kriminal, lho. Psikopat, yang secara bahasa terdiri dari kata psyche (kejiwaan) dan pathos (penyakit), adalah istilah bagi seorang pengidap penyakit kejiwaan yang salah satu cirinya adalah bersifat egosentris dan antisosial.
ADVERTISEMENT
Faktanya, di seluruh dunia ada sekitar 5 persen pengidap psikopat. Dari jumlah itu, hanya ada 15-20 persen yang terlibat kasus kriminal seperti pembunuhan, pemerkosaan, hingga kekerasan.
Masalahnya, apakah perilaku ini bisa dideteksi sejak dini?
Dalam penelitiannya tahun 1963 yang bertajuk 'The Threat to Kill', seorang psikiater asal Selandia Baru, John Marshall MacDonald, mencoba menguak cara mendeteksi perilaku psikopati sejak dini. Pada teori ini, ada tiga perilaku umum yang biasanya dilakukan oleh psikopat saat masih anak-anak; sering mengompol di usia lewat 5 tahun, menyiksa hewan, dan suka menyulut api.
Api keributan dan api cemburu tidak masuk dalam ciri-ciri, ya.
Teori MacDonalds itu lalu dikuatkan dengan sebuah studi berjudul 'Sexual Homicide: Partterns and Motives' yang dilakukan psikiater, Daniel Hellman dan Nathan Blackman, serta agen FBI, John E Douglas dan Robert K Ressler. Studi ini menggunakan data dari 36 pembunuh yang terdiri dari 25 pembunuh berantai.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini lalu dikembangkan lagi. Dari pengembangan tersebut, lalu ditemukan bahwa setengah dari pelaku berasal dari keluarga broken home, 75 persen pernah mengalami pelecehan seksual dan mengidap perilaku seksual ekstrim, dan rata-rata memiliki IQ yang tinggi serta sangat cerdas.
Meski demikian, normalnya, para pelaku tidak serta merta menunjukkan tiga ciri umum MacDonalds Triad sekaligus saat kecil. Biasanya, mereka hanya menunjukkan satu atau dua ciri tersebut saja.
Pada tahun 2008, salah satu mahasiswa Kriminologi di California State University, Kori Ryan, mencoba membuktikan teori tersebut. Dalam jurnal berjudul 'MacDonald Triad: Predictor of Violence or Urban Myth', Kori membenarkan jika tiga ciri tersebut memang biasa muncul di masa kecil para pelaku kriminal. Namun, hal ini tidak serta merta bisa memprediksi apakah seseorang akan menjadi pelaku kriminal atau tidak saat dewasa.
ADVERTISEMENT
Psikolog forensik dari University of Kent, Charlotte Hannah Parfitt dan Emma Alleyne, pada tahun 2018 menyusun sebuah kritik atas teori MacDonald Triad. Dalam jurnal tersebut, tiga indikator MacDonald dianggap tidak bisa serta merta digunakan untuk memprediksi apakah si anak akan tumbuh dengan kecenderungan psikopati atau tidak.
Para peneliti baru-baru ini juga mencetuskan bahwa enuresis atau mengompol --yang dalam MacDonald Triad terjadi di usia setelah lima tahun dan setidaknya dua kali dalam sepekan-- bisa disebabkan oleh kondisi medis. Misalnya, kecenderungan untuk tidur nyenyak dan produksi urin berlebih di malam hari.
Banyak penelitian yang menyanggah jika anak-anak yang mengalami enuresis ini memiliki kecenderungan depresi, cemas, dan antisosial. Namun, ada pula kemungkinan, kecenderungan depresi, cemas, dan antisosial itu justru disebabkan oleh tanggapan negatif dari orang tua dan lingkungan terhadap kondisi enuresis anak.
ADVERTISEMENT
Baru sadar kalau Pokemon ini semacam animal abuse :')
Sedangkan perilaku kekerasan terhadap binatang yang dilakukan anak memiliki pondasi teori yang lebih kuat. Biasanya, anak-anak yang pernah melihat atau mengalami kekerasan rumah tangga atau pelecehan cenderung bisa bersikap lebih kejam daripada anak yang tidak pernah mengalami kekerasan.
Masalah penyiksaan terhadap hewan ini juga menjadi salah satu perhatian, tak hanya bagi para psikolog, tetapi juga dokter hewan. Pasalnya, dalam beberapa kasus, para pembunuh akan mencoba menyiksa dan membunuh hewan terlebih dahulu sebelum akhirnya menjajal tindakan itu ke manusia.
ADVERTISEMENT
"But I set fire, to the rain.." (You sing, you lose)
Indikator terakhir MacDonald Triad, kecenderungan untuk menyulut api, menurut Singer dan Hensley (2004) merupakan pelepasan agreasi bagi anak. Penghinaan berkepanjangan dari orang dewasa, bullying, bisa memicu frustasi dan amarah yang kemudian dilepaskan melalui api.
Namun, ketiga ciiri-ciri tersebut tidak bisa serta merta menjadi patokan pasti apakah anak tersebut akan tumbuh sebagai pribadi yang psikopatik. Bisa jadi, mereka justru adalah anak yang tertekan, stress, trauma, dan membutuhkan pertolongan sejak dini. Sehingga, label ‘psikopat’ tidak boleh disematkan pada anak karena akan memperburuk kondisi psikologis anak.